Bola Internasional

Catatan Negatif yang Perlu Dihilangkan Oleh Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2019

Jumat, 29 November 2019 15:08 WIB
Editor: Juni Adi
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Osvaldo Haay berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Singapura, Kamis (28/11/19). Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Osvaldo Haay berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Singapura, Kamis (28/11/19).

INDOSPORT.COM - Dibalik kesempurnaan Timnas Indonesia U-23 yang telah mengemas dua kemenangan di ajang SEA Games 2019, rupanya menyimpan catatan negatif yang perlu dihilangkan.

Timnas Indonesia U-23 sukses mengawali penampilannya di cabang olahraga sepak bola SEA Games 2019 dengan kemenangan, dari dua pertandingan yang sudah dilakoninya di Grup B.

Pertama menang melawan Thailand di laga pembuka dengan skor 2-0, Selasa (26/11/19). Masing-masing gol dicetak oleh Egy Maulana Vikri dan Osvaldo Haay.

Kedua sekaligus yang terbaru Timnas Indonesia  U-23 berhasil melibas perlawanan Singapura dengan skor akhir 2-0, Kamis (28/11/19). Osvaldo Haay dan Asnawi Mangkualam jadi penyumbang golnya.

Namun sayang, hasil sempurna itu harus tercoreng lantaran para penggawa Skuat Garuda Muda menampilkan perilaku kurang baik di lapangan.

Pemain Timnas Indonesia U-23 Terlibat Keributan

Momen itu terjadi saat melawan Singapura di penghujung pertandingan, tepatnya pada masa injury time. Anak asuh Indra Sjafri beberapa kali terlibat keributan dengan para penggawa Young Lions.

Kejadian bermula saat Egy Maulana Vikri berniat mengulur-ulur waktu, dengan menahan bola di garis akhir pertahanan Singapura menit ke-90+2.

Saat berusaha melindungi bola, Egy justru terjatuh setelah mendapat terjangan dari belakang oleh dua pemain lawan, Suzliman Zulqarnaen dan Shahiran Nur Shah.

Meski terjatuh, ia tetap berusaha menjaga bola di kakinya. Akan tetapi ketika bola masih dalam kontrol Egy, tiba-tiba Suzliman menendang bola ke arah striker Lechia Gdansk itu.

Sontak, aksi tersebut membuat emosi Egy tersulut dan coba menghampiri Suzliman. Tapi upaya pemain asal Medan itu langsung dijegat oleh dua penggawa Singapura lainnya, Shahiran dan M Akbar Saifullah.

Tak terima rekannya diperlakukan kasar, Rachmat Irianto dan Djin Dodi langsung datang membantu sekaligus melerai. Bukannya redam, para pemain lain ikut menghampiri sehingga pertikaian semakin meluas.

Bahkan, ofisial dari kedua tim harus turun tangan memisahkan para pemainnya, termasuk asisten pelatih Nova Arianto dan Kurniawan Dwi Yulianto.

© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Momen kelahi pada laga Indonesia vs Singapura. Copyright: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORTMomen kelahi pada laga Indonesia vs Singapura.

Usai ketegangan itu, kesialan menimpa Timnas Indonesia U-23 karena pilar penting mereka Osvaldo Haay mendapat kartu kuning.  Sebuah kenyataan yang sangat disayangkan, karena kartu kuning itu bukan dalam momen krusial.

Osvaldo mendapatkan kartu kuning karena dianggap mengulur-ulur waktu, ketika kiper Singapura M Zharfan yang hendak mengambil tendang bebas, pemain Persebaya itu malah memain-mainkan bolanya.

Meski sudah mengantungi kartu kuning, tidak membuat emosi Osvaldo berkurang. Ia terlibat gesekan dengan Sazali Syahrul setelah dilanggar pada menit ke-90+6.

Sontak, penyerang berusia 22 tahun itu langsung marah dan menunjukan gestru ingin memukul dengan tangan kanan yang sudah mengepal, dan tangan kiri memegang leher Sazali.

Aksi provokasi Sazali itu bisa jadi bagian dari strategi Singapura yang ingin Osvaldo mendapta kartu kuning kedua, karena mereka tahu Osvaldo adalah pemain kunci Timnas Indonesia U-23 sejauh ini. 

Beruntung, wasit Majed Al Shamrani masih berbaik hati tidak memberikan kartu kuning kedua meski mendapat protes dari para pemain Singapura.

Bahan Evaluasi Pelatih

Catatan insiden di atas tentunya wajib menjadi bahan evaluasi bagi Indra Sjafri dan jajaran tim pelatih Timnas Indonesia U-23 lainnya, bagaimana meredam emosional para darah muda ini di turnamen dengan jeda waktu istirahat yang relatif singkat seperti SEA Games 2019.

Seperti diketahui, di SEA Games setiap tim rata-rata bertanding dalam dua hari. Kebugaran pemain dan kelengkapan skuat sangat dibutuhkan pelatih, demi mendapatkan susunan pemain yang ideal setiap laganya.

Jika salah satu pemain kunci harus absen karena akumulasi kartu kuning, kartu merah atau cedera, bisa jadi strategi atau rotasi yang dilakukan pelatih tidak berjalan dengan baik di lapangan. 

Oleh karena itu para penggawa Timnas Indonesia U-23 perlu lebih cermat lagi dalam mengontrol emosi dan mental mereka di laga-laga ke depan. Selanjutnya, mereka akan berhadapan pemucank klasemen SEA Gaems 2019 Grup B, Vietnam pada Minggu (01/12/19) di Rizal Memorial Stadium, Filipina.