Liga Italia

Rasisme Bertajuk 'Black Friday', Saatnya Klub Italia Bergerak

Jumat, 6 Desember 2019 14:51 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Claudio Villa - Inter/Inter via Getty Images
Romelu Lukaku, penyerang Inter Milan, jadi korban rasisme media lokal Italia, Corriere dello Sport. Copyright: © Claudio Villa - Inter/Inter via Getty Images
Romelu Lukaku, penyerang Inter Milan, jadi korban rasisme media lokal Italia, Corriere dello Sport.

INDOSPORT.COM - Sejumlah klub Serie A ramai-ramai mengecam pemberitaan sebuah media lokal yang membuat tajuk pemberitaan bernada rasis.

Inter Milan akan menantang AS Roma pada lanjutan pekan ke-15 Serie A Italia. Jelang partai klasik ini, publik sepak bola Italia dibuat heboh berkat pemberitaan sebuah media massa. 

Adalah koran Corriere delllo Sport yang membuat sensasi tersebut. Dalam headline-nya soal laga Inter vs Roma, mereka membuat tajuk berjudul 'Black Friday', 

Judul yang mengandung kata 'black' itu jadi sasaran kritikan karena diberengi dengan pemasangan foto pemain kulit hitam, Romelu Lukaku dan Chris Smalling

Kebetulan dua pemain ini adalah debutan di Liga Italia musim ini setelah musim lalu sama-sama berjuang dengan Manchester United di Liga Inggris.

Tajuk tersebut dianggap mengandung unsur rasisme. AC Milan dan AS Roma jadi dua klub terdepan yang mengecam keras hal ini. 

Milan misalnya, langsung menyampaikan sikapnya yang menentang segala unsur rasisme dalam sepak bola dalam sebuah postingan di twitter resminya @acmilan.

Istilah Black Friday sendiri lazim digunakan di belahan bumi barat. Black Friday merupakan fenomena tahunan yang ramai di Eropa dan Amerika Serikat. 

Nama Black Friday dipakai untuk menandakan hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving. Biasanya, hari ini identik dengan diskon. 

Sepak Bola Italia Dalam Pusaran Rasisme

Rasialisme menjadi masalah laten dalam sepak bola Italia. Sejumlah pemain kulit hitam seperti Romelu Lukaku dan Mario Balotelli pernah mendapatkan perlakuan rasis musim ini dari suporter lawan. 

Lukaku bahkan menerimanya hanya beberapa pekan setelah memperkuat Inter Milan. Sayangnya, walau dilakukan investigasi oleh FIGC, tak ada tindakan nyata atau hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku. 

Kasus Balotelli dan Lukaku memperpanjang daftar kasus rasialisme di sepak bola Italia. Walau kasus terus bermunculan, tindakan tegas tak kunjung diambil FIGC.

Sebagai contoh betapa mengakarnya rasisme di kalangan suporter Italia, pada pertengahan tahun 2019 ini fans garis keras Inter, Curva Nord, pernah mengirimkan surat terbuka yang meminta Romelu Lukaku untuk tak menghiraukan pelecehan yang diberikan kepadanya. 

Menurut Curva Nord, hal itu sudah jadi hal lumrah dan bahkan harus dipertahankan dalam kultur suporter di Negeri Pizza. Hal ini pun menjadi kontroversial dan menimbulkan pertentangan. 

Saatnya Bergerak

Klub-klub Italia dan para pemain Serie A saat ini tengah giat menentang rasialisme di sepak bola. 

Namun, AC Milan dan AS Roma adalah dua klub Italia pertama yang secara terbuka menentang unsur rasialisme pada sepak bola di musim 2019/20 ini menyusul insiden Corriere dello Sport

"Kami percaya bahwa para pemain, klub-klub, dan para suporter, dan media harus bersatu melawan rasialisme di dunia sepak bola," tulis AC Milan dan AS Roma.

Selain menerbitkan kecaman keras, kedua klub elite itu juga melarang para pemainnya untuk menyepakati wawancara dengan Corriere dello Sport sampai berakhirnya tahun 2019.

"Sebagai respons dari headline "Black Friday", AC Milan dan AS Roma memutuskan untuk melarang Corriere dello Sport ke latihan kami hingga berakhirnya tahun ini," tulis Roma dan Milan. 

Tentu saja sikap AC Milan dan AS Roma ini adalah bentuk kegeraman terhadap perilaku rasisme yang sudah makin menjadi-jadi.

Bagaimana tidak, tak cuma suporter, media lokal Italia pun ikut-ikutan memanfaatkan rasisme dalam headline pemberitaannya. 

Diharapkan, bukan cuma AC Milan dan AS Roma saja yang mau bersikap tegas terhadap Corriere dello Sport. Sikap seperti ini perlu diikuti oleh seluruh tim Serie A sebagai simbol pertentangan.