In-depth

Bhayangkara FC, Underdog yang Berevolusi Menjadi Tim Papan Atas Liga 1

Rabu, 18 Desember 2019 22:02 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Indra Kahfi berselebrasi setelah Anderson Salles mencetak gol ke gawang Semen Padang. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Indra Kahfi berselebrasi setelah Anderson Salles mencetak gol ke gawang Semen Padang.

INDOSPORT. COM - Perjalanan Bhayangkara FC di pentas sepak bola Indonesia terbilang penuh kejutan. Terutama sejak era Liga 1, Bhayangkara FC merupakan wujud nyata evolusi underdog menjadi sebuah tim papan atas yang patut disegani.

Segala kejutan Bhayangkara FC dimulai dari pentas Liga 1 perdana, yakni musim 2017 lalu. Sebelum kompetisi dimulai, mungkin banyak orang yang meragukan kualitas Bhayangkara FC.

Apalagi Bhayangkara FC harus bersaing dengan sejumlah klub top nan legendaris, seperti PSM Makassar, Persib Bandung, dan Persija Jakarta. Sungguh sulit rasanya berbicara peluang juara untuk Bhayangkara FC.

Pesimistis publik sudah terasa di laga pembuka Liga 1 2017. Jumpa PS TNI (sekarang Tira Persikabo) di kandang sendiri, Bhayangkara FC yang diracik Simon McMenemy malah menderita kekalahan 1-2.

Namun, Bhayangkara FC kemudian seakan bisa bertemu dengan dewi fortuna. Buah kerja keras Simon McMenemy dan seluruh pemain, akhirnya berhasil mengantarkan Bhayangkara FC menjuarai gelaran Liga 1 2017.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Skuat Bhayangkara FC merayakan keberhasilan menjadi juara Liga 1 2017. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTSkuat Bhayangkara FC merayakan keberhasilan menjadi juara Liga 1 2017.

Padahal jalannya kompetisi kala itu banyak dipenuhi persaingan Bali United dan PSM Makassar. Bhayangkara FC sungguh mengejutkan tiba-tiba bisa muncul di persaingan, hingga meraih trofi juara.

Bhayangkara FC berpesta setelah memuncaki klasemen akhir, berkat unggul head-to-head dari tim peringkat dua, Bali United. Kejutan pertama yang luar biasa dari Bhayangkara FC.


Liga 1 2018

Memasuki musim kedua, Liga 1 2018, Bhayangkara FC tentu dijagokan untuk kembali mempertahankan gelar. Sayangnya, perjalanan awal Bhayangkara FC di Liga 1 2018 nampak begitu nahas.

Bayangkan saja, tim juara bertahan seperti Bhayangkara FC, hanya bisa meraih tiga kemenangan dari 10 laga awal. Publik pun mungkin otomatis langsung mengendurkan ekspektasinya lagi kepada Bhayangkara.

Persaingan papan atas lantas didominasi tiga nama klub, Persija Jakarta, Persib Bandung, dan PSM Makassar. Ketiganya bersaing sengit untuk memperebutkan gelar juara Liga 1 2018.

© INDOSPORT/Herry Ibrahim
Pemain Bhayangkara merayakan gol pada laga lanjutan Liga 1 2018. Copyright: INDOSPORT/Herry IbrahimPemain Bhayangkara merayakan gol pada laga lanjutan Liga 1 2018.

Namun, Bhayangkara FC lagi-lagi berhasil membuat kejutan. Jelang Liga 1 2018 memasuki laga pekan terakhir, Bhayangkara FC sudah ada di tangga keempat klasemen, dan mengancam Persib Bandung yang menempati posisi tiga.

Benar saja, hasil dari laga pekan terakhir Liga 1 2018, membuat Bhayangkara FC finis di peringkat tiga menyalip Persib Bandung. Kejutan kedua Bhayangkara FC ini masih diciptakan bersama Simon McMenemy.

Keteguhan di Liga 2019

Musim kembali berganti, dan perubahan besar terjadi di tubuh Bhayangkara FC. Pelatih kesayangan, Simon McMenemy, mendapat panggilan untuk mengarsiteki Timnas Indonesia, dan Bhayangkara FC harus melepaskannya.

Manajemen Bhayangkara FC lantas mengganti McMenemy dengan Alfredo Vera. Namun bersama pelatih anyar, prestasi Bhayangkara FC malah jeblok.

Buktinya saja, Alfredo Vera hanya bertugas di Bhayangkara FC sebanyak 13 pertandingan saja, dengan catatan empat kekalahan, lima imbang, dan empat kemenangan. Setelahnya, Bhayangkara FC mempercayakan Yeyen Tumena sebagai caretaker di empat pertandingan, baru kemudian menunjuk juru taktik anyar, Paul Munster.

© Herry Ibrahim
Bhayangkara FC sukses kalahkan Persija Jakarta di kandang Copyright: Herry IbrahimBhayangkara FC sukses kalahkan Persija Jakarta di kandang

Bersama Paul Munster, Bhayangkara FC coba menata kekuatan kembali. Maklum saja, empat pertandingan ditangani caretaker Yeyen Tumena, Bhayangkara FC hancur lebur dengan tiga kekalahan dan sekali imbang.

Bahkan target yang diberikan kepada para pemain Bhayangkara FC mulai menurun. Awalnya manajemen Bhayangkara menargetkan finis lima besar, tapi berubah ke urutan 10 saja.

“Memang di musim 2019 ini kami di bawah target banget ya, di luar ekspektasi. Tadinya kami menargetkan lima besar sekarang hanya berkutat di posisi 10 atau 11," ujar pemain Bhayangkara FC, Indra Kahfi kepada INDOSPORT.

Sejak dibesut Paul Munster, prestasi Bhayangkara FC perlahan bangkit lagi. 10 laga awal Paul Munster melatih, Bhayangkara FC hanya sekali menelan kekalahan.

Lebih jauh lagi, Paul Munster kini berhasil membawa Bhayangkara FC bersaing di papan atas. Setidaknya hingga Liga 1 2019 memasuki pekan ke-33 dan menyisakan satu laga lagi, Bhayangkara FC berada di posisi empat, sekaligus berpeluang finis sebagai runner-up.

Ya, perjalanan Bhayangkara FC setiap musimnya selalu tak mudah. Perjalanan rumit nan berliku terus dihadapi, tapi Bhayangkara FC tetap mampu menemukan jalan keluar untuk bangkit dan bersaing di papan atas.