Liga Indonesia

Menangi Derbi Milan, Kiper PSIS Yakini Klub Idolanya Bisa Rengkuh Scudetto

Senin, 10 Februari 2020 14:35 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Indra Citra Sena
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Kiper Joko Ribowo saat membela PSIS Semarang di Liga 1 2019. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Kiper Joko Ribowo saat membela PSIS Semarang di Liga 1 2019.

INDOSPORT.COM - Kiper PSIS Semarang, Joko Ribowo, meyakini tim idolanya, yakni Inter Milan, bisa mengungguli Juventus dalam perburuan scudetto Serie A Liga Italia 2019-2020.

Sekadar mengingatkan, Si Biru-Hitam dan Si Nyonya Tua memang tengah menduduki urutan pertama dan kedua dengan tabungan poin setara, yakni 54.

Inter Milan bisa menggeser Juventus di puncak klasemen. Mereka baru saja menang dramatis dalam laga sengit bertajuk Derby della Madonnina melawan rival sekota, AC Milan, yang berkesudahan dengan skor 4-2 di Stadion Giuseppe Meazza, Senin (10/2/20), dini hari WIB.

Pasukan Antonio Conte yang sempat tertinggal 0-2 di babak pertama dari AC Milan berhasil mengembalikan keadaan dengan skor 4-2 di babak kedua lewat gelontoran gol Marcelo Brozovic, Matias Vecino, Stefan de Vrij, dan Romelu Lukaku.

Di lain pihak, Juventus dipaksa bertekuk lutut oleh Verona dengan skor 2-1 di Stadion Marc'antonio Bentegodi. Hasil ini membuat Inter Milan untuk sementara berhak menjadi capolista alias pemuncak klasemen Serie A Liga Italia.

Dengan kondisi seperti itu, Joko Ribowo meyakini bahwa Inter Milan bisa mempertahankan capolista hingga akhir Serie A Liga Italia 2019-2020.

“Saya cukup yakin Inter akan juara Liga Italia musim ini. Apabila terus konsisten, Inter akan meninggalkan Juventus dalam perburuan gelar scudetto musim ini,” tutur Joko Ribowo kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Senin (10/2/20).

Joko Ribowo selama ini memang dikenal sebagai fans Inter Milan sejati. Ia mengaku mencintai klub dengan warna kebesaran biru-hitam ini sejak era Ivan Zamorano hingga saat ini.

Bahkan saat ia masih SMP, Joko Ribowo kerap ke rumah tetangganya hanya untuk menonton Inter Milan bertanding karena saat itu tak setiap rumah memiliki televisi pribadi.