In-depth

Keuntungan Klub Liga 1 Usai Dipastikan Absen di Liga Champions Asia 2021

Sabtu, 22 Februari 2020 20:57 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© ShopeeLiga1
Melihat potensi keuntungan klub-klub Liga 1 usai dipastikan absen di kompetisi level internasional, yakni Liga Champions Asia 2021 mendatang. Copyright: © ShopeeLiga1
Melihat potensi keuntungan klub-klub Liga 1 usai dipastikan absen di kompetisi level internasional, yakni Liga Champions Asia 2021 mendatang.

INDOSPORT.COM - Melihat potensi keuntungan klub-klub Liga 1 usai dipastikan absen di kompetisi level internasional, yakni Liga Champions Asia 2021 mendatang.

Alasan di balik mengapa tim-tim Liga 1 tidak mendapat jatah untuk bermain di Liga Champions Asia 2021 adalah peringkat klub Indonesia di AFC merosot.

Berdasarkan regulasi dari AFC sebagai induk sepak bola Asia, hanya ada 12 negara di zona timur yang berhak mengirimkan wakilnya di Liga Champions Asia 2021.

Untuk Liga Champions Asia 2020, peringkat dari kompetisi Liga 1 masih berada di posisi ke-11. Sehingga itu menjadi alasan juara Liga 1 masih bisa mengikuti ajang ini.

Namun cerita berbeda bakal terjadi pada musim depan. Soalnya peringkat Liga 1 turun ke-13 yang artinya terlempar dari 12 besar. Karena menjadi batas akhir untuk bisa main di Liga Champions Asia.

Ke-12 negara yang mendapat jatah untuk main di Liga Champions Asia 2021 adalah China, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Australia, Filipina, Korea Utara, Vietnam, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Myanmar.

Perhitungan koefisien peringkat AFC itu dihitung berdasarkan peforma tim-tim Liga 1 di kompetisi bergengsi Liga Champions Asia empat tahun lalu.

Sehingga juara Liga 1 musim ini, berdasarkan aturan AFC, hanya akan bermain di Piala AFC 2021 dengan langsung masuk ke babak grup.

Sebab sejauh ini juara Liga 1 harus melalui fase sulit. Dimana para juara Liga 1 tiap musimnya harus melewati beberapa tahap untuk bisa masuk ke fase grup Liga Champions Asia nantinya.

Finansial Terjaga

© INDOSPORT
Liga Champions Asia 2018/AFC Copyright: INDOSPORTLiga Champions Asia.

Meski demikian ternyata ada secercah kebaikan kala juara Liga 1 tak bermain di Liga Champions Asia. Dimana para juara Liga 1 nantinya bisa lebih menjaga finansial.

Artinya dengan tak bermain di Liga Champions Asia, para juara Liga 1 bisa sedikit menekan anggaran keuangan untuk melakoni pertandingan tandang ke luar negeri.

Sebab jika juara Liga 1 bermain di Liga Champions Asia, mereka harus melawan klub-klub dari negara Asia lainnya yang bisa disebut jaraknya cukup jauh dan beda level cukup tinggi.

Seperti halnya melawan Vissel Kobe, Al-Hilal, Suwon Samsung Bluewings, Shanghai Shenhua, dan semacamnya. Kualitas tim-tim ini sangat jauh dari Liga 1.

Sehingga anggaran yang dikeluarkan selama semusim juga kemungkinan bisa membengkak. Terlebih klub harus memberangkatkan para pemain yang dinilai siap oleh kepala pelatih.

Selain itu staf kepelatihan juga turut ikut mendampingi klub. Belum lagi mereka turut menyewa hotel yang bisa saja harganya cukup tinggi dan juga jarak ke stadion.

Maka juara Liga 1 bisa memanfaatkan anggaran usai ditetapkan untuk ke hal-hal yang lebih logis seperti pembelian pemain sesuai kebutuhan pelatih.

Tak hanya itu juara Liga 1 juga bisa memperbaiki stadion agar mereka tetap didukung penuh oleh suporter fanatik kala bermain kandang.

Fokus Bertahap

© INDOSPORT
Logo Piala AFC. Copyright: INDOSPORTLogo Piala AFC.

Tak hanya itu, dengan tak ikut Liga Champions Asia, juara dan runner up Liga 1 bisa berfokus secara bertahap dalam melakoni pagelaran Piala AFC.

Karena tim-tim Liga 1 jangan terlalu buru-buru untuk berkancah ke level yang cukup tinggi jika pembenahan tak berjalan dengan cara bertahap.

Hal baiknya, juara dan runner up Liga 1 bisa memanfaatkan ajang Piala AFC untuk menguatkan kemampuan mereka kala melawan sesama wakil Asia Tenggara.

Seperti diketahui bersama pada Piala AFC 2018 lalu, Persija hanya mampu sampai babak semifinal zona ASEAN usai tumbang dari Home United (Singapura).

Kemudian pada edisi 2019, PSM juga tumbang di fase serupa dari wakil Vietnam Becamex Binh Duong. Artinya pada musim ini wakil Indonesia di Piala AFC harus bisa melangkah lebih jauh.

Setidaknya setiap musim harus bisa melangkah lebih secara bertahap. Sebab lawan-lawan di Piala AFC bukan tim-tim sembarangan sejauh ini.

Sehingga untuk bisa berlaga di level yang cukup tinggi di Asia memang harus bersabar sambil menunggu kesempatan yang tepat dalam pematangan skuat.

Jika sudah menguasai Piala AFC secara masif, baru juara dan runner up Liga 1 bisa naik level ke yang lebih tinggi, yakni Liga Champions Asia.