Liga Indonesia

3 Masalah Liga 2 Musim-musim Lalu yang Tak Boleh Terulang di 2020

Sabtu, 7 Maret 2020 21:23 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Pada penyelenggaraan Liga 2 tahun 2020 ini, PSSI dan PT LIB mesti was-was demi terhindar dari sejumlah masalah yang terjadi di masa lalu. Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Pada penyelenggaraan Liga 2 tahun 2020 ini, PSSI dan PT LIB mesti was-was demi terhindar dari sejumlah masalah yang terjadi di masa lalu.

INDOSPORT.COM - Pada penyelenggaraan Liga 2 tahun 2020 ini, PSSI dan PT LIB mesti was-was demi terhindar dari sejumlah masalah yang terjadi di masa lalu. 

Kompetisi Liga 2 2020 dijadwalkan memulai kick-off pada 14 Maret mendatang. PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi telah merilis regulasi, draft pembagian wilayah, dan draft jadwal.

Terdapat perubahan besar dalam draft regulasi, terutama hilangnya babak 8 besar. Padahal, fase itu selalu dipertandingkan sebelum lanjut ke semifinal dan final selama tiga musim terakhir sejak 2017.

Selain itu, nyaris tidak ada perubahan yang berarti. Termasuk klub yang terdegradasi yakni peringkat 10, 11 dan 12 pada masing-masing grup. 

Musim 2020 Liga 2 tetap akan dihuni 24 tim yang terbagi ke dalam dua wilayah. Pada penyelenggaraan tahun ini, PSSI dan PT LIB pun mesti was-was demi terhindar dari sejumlah masalah. Apa saja masalah-masalah yang pernah membelit Liga 2? Berikut ulasannya. 

1. Utang Subsidi

Klub Liga 2, Sriwijaya FC, dibuat pusing oleh PT LIB lantaran operator liga tersebut masih memiliki subsidi sebesar Rp3,6 miliar. 

Sriwijaya FC menuntut pembayaran utang itu yang di dalamnya termasuk rating televisi, elite pro academy, dan subsidi di Liga 1 2017 dan 2018. 

“Uang kami di PT LIB masih ada Rp3,6 miliar. Bagi klub, uang sebesar itu sangat berarti apalagi kami yang berada di Liga 2,” ungkap Wakil Dirut PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Hendri Zainudin, Rabu (05/02/20).

Walau begitu, BOPI tetap memberikan rekomendasi untuk bergulirnya Liga 2 musim 2020. Diharapkan, persoalan seperti ini tak lagi terjadi sehingga klub maupun kompetisi tak dirugikan. 

2. Masalah Administrasi Klub

Liga 2 2019 lalu sempat menemui hambatan setelah BOPI tak memberikan izin penyelenggaraan liga. Sebabnya, banyak klub-klub peserta yang masih bermasalah secara administrasi. 

Sepekan sebelum Liga 2 2019 bergulir, banyak klub yang belum menuntaskan persyaratan administrasi. Akhirnya, persoalan ini pun selesai dan liga bisa dimulai. 

Diharapkan hal seperti ini tak terulang lagi di Liga 2 2020 dan musim-musim setelahnya. 

3. Match Fixing

Masalah match fixing pernah mengguncang sepak bola Indonesia. Liga 2 pun jadi yang paling parah terdampak. 

Sejumlah laga Liga 2 diketahui diwarnai oleh Match Fixing. Salah satunya adalah pertandingan antara PS Mojokerto Putra vs Aceh United. Salah satu pemain PSMP, Krisna Adi, diketahui menerima suap untuk bermain buruk. 

Persoalan ini pun menyeret nama Vigit waluyo dan lebih dari satu lusin nama lain yang kini menjadi tersangka. 

Liga 2 2020 pun diyakini bisa lebih bersih dari sebelum-sebelumnya. Apalagi format baru dengan menghilangkan babak 8 besar bisa meminimalisir praktek pengaturan skor.