Bola Internasional

Keluarga Terjebak di Italia, Begini Curhat Menyedihkan Eks Bek Juventus

Minggu, 29 Maret 2020 15:10 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Illustration by Avishek Das/SOPA Images/LightRocket via Getty Images
Bek West Ham, Angelo Ogbonna, merasa sedih harus menjalani karantina di Inggris terpisah dengan istrinya yang kini berada di Italia di tengah wabah corona. Copyright: © Illustration by Avishek Das/SOPA Images/LightRocket via Getty Images
Bek West Ham, Angelo Ogbonna, merasa sedih harus menjalani karantina di Inggris terpisah dengan istrinya yang kini berada di Italia di tengah wabah corona.

INDOSPORT.COM – Bek West Ham, Angelo Ogbonna, merasa sedih harus menjalani karantina di Inggris terpisah dengan istrinya yang kini berada di Italia. Selain itu, Ogbonna juga menceritakan situasi di Inggris dan Italia sejak wabah virus corona melanda.

Ogbonna meninggalkan Juventus dan menandatangani kontrak dengan West Ham pada Juli 2015. Sejak saat itu dia sudah memainkan sebanyak 152 pertandingan.

Saat dia memutuskan bergabung dengan klub Liga Inggris itu, Ogbonna rupanya harus meninggalkan istrinya di Italia. Italia sendiri saat ini berstatus lockdown sejak angka kasus virus corona kian melonjak.

Hal ini membuat Ogbonna sedih karena teringat kondisi istrinya yang saat ini sedang mengandung anak kedua.

“Saya tinggal di London, tetap saya khawatir tentang kami dan keluarga saya di Italia,” kata Ogbonna dilansir dari Football Italia.

“Saya harus mengatakan sebenarnya, setidaknya di London ada kekhawatiran. Supermarket kosong, tidak banyak orang berkeliaran. Tapi London bukan Inggris.”

Sebelum London juga menetapkan masa lockdown, Ogbonna mengungkapkan bahwa orang-orang disekelilingnya sempat mentertawai Italia yang dianggap gagal menghalau virus corona.

Inggris, disebut Ogbonna, terlalu  meremehkan wabah yang sudah menewaskan ratusan ribu orang dimulai sejak kemunculannya di China awal tahun lalu.

“Awalnya ada skeptisisme, keadaan darutan ini ditangani dengan sembrono. Saya pikir ada juga niat mencoba melindungi negara secara ekonomi setelah Brexit,” lanjut Ogbonna.

“Mereka meremehkan masalah global yang sangat serius. Awalnya mereka menertawakan kami (orang Italia). Mereka pikir kami melebih-lebihkan dan menjengkelkan dalam menghadapi masalah ini.”

Peta global John Hopkins melaporkan, kasus positif Coronavirus di Inggris telah mencapai 14.751 kasus dengan tingkat kematian sebanyak 761 orang, dan 151 orang yang dinyatakan sembuh per Sabtu (28/3/2020) pukul 15.26 WIB. Kasus COVID-19 terus berkembang di Inggris sejak awal Maret lalu.