In-depth

Kilas Balik Ketika Liga Indonesia Pakai Sistem Ganti Tahun Bak Eropa

Sabtu, 6 Juni 2020 08:45 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Indra Citra Sena
© liga-indonesia.id
Mari melihat kilas balik bagaimana jalannya kompetisi Liga Indonesia pakai sistem berganti tahun dan bukan semusim penuh. Copyright: © liga-indonesia.id
Mari melihat kilas balik bagaimana jalannya kompetisi Liga Indonesia pakai sistem berganti tahun dan bukan semusim penuh.

INDOSPORT.COM - Mari melihat kilas balik bagaimana jalannya kompetisi Liga Indonesia pakai sistem berganti tahun dan bukan semusim penuh.

Indonesia saat ini tengah dilanda pandemi virus corona (COVID-19). Angka penyebaran dan juga korban masih terus bertambah sehingga seluruh sektor turut mengalami terdampak, tak terkecuali olahraga atau lebih tepatnya sepak bola nasional.

Liga 1, Liga 2, dan ajang lain di bawah naungan PSSI resmi dihentikan sementara demi memberikan rasa aman kepada orang-orang yang bergantung hidup di sepak bola.

Hal ini membuat roda ekonomi sepak bola pun macet karena tak ada kompetisi. Apalagi sponsor juga terkena imbas dari pandemi virus corona.

Usai hampir tiga bulan lamanya kompetisi terhenti, kini PSSI mulai memberikan sinyal bahwa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 bakal diputar lagi.

PSSI memberikan wacana ke peserta bahwa Liga 1 kembali bergulir September mendatang, sedangkan Liga 2 akan dimainkan Oktober alias sebulan kemudian.

Hal ini masih dipertimbangkan dari segi protokol kesehatan, keamanan, dan lain-lain. Sebab sepak bola merupakan olahraga yang mengundang massa.

Awal pekan ini PSSI dan seluruh elemen sepak bola telah menggelar rapat virtual guna membahas nasib kompetisi sepak bola nasional di tengah virus corona.

Menurut Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, rapat tersebut juga membahas hal-hal teknis di lapangan sampai regulasi promosi dan degradasi.

© Facebook/Dejan Gluscevic
Pembukaan Liga Indonesia 1994/95 dibuka lewat laga yang menghadirkan Juara Galatama Pelita Jaya menghadapi Juara Perserikatan Persib Bandung. Pelita Jaya memenangi pertandingan eksibisi tersebut dengan skor 1-0 lewat gol di menit 60 dari Dejan Gluscevic. Copyright: Facebook/Dejan GluscevicPembukaan Liga Indonesia 1994/95 dibuka lewat laga yang menghadirkan Juara Galatama Pelita Jaya menghadapi Juara Perserikatan Persib Bandung. Pelita Jaya memenangi pertandingan eksibisi tersebut dengan skor 1-0 lewat gol di menit 60 dari Dejan Gluscevic.

"Bahkan menyangkut jadwal teman-teman klub Liga 1 dan 2 sudah menawarkan ke PSSI bahwa (kompetisi) dilaksanakan Oktober. Begitu juga dengan Liga 2, dua minggu usai Liga 1," papar Yunus, Rabu (3/6/20).

Meski begitu, sampai saat ini ada sebagian klub yang setuju, kurang sependapat, hingga menambah usulan-usulan demi kebaikan bersama nanti.

Melihat rencana bergulirnya Liga 1, artinya kompetisi sepak bola nasional bakal berjalan sampai pergantian tahun dan entas si kulit bundar Tanah Air bakal menggunakan sistem berganti tahun layaknya format kompetisi di daratan Eropa.

Di sana, liga biasanya dimulai pada pertengahan tahun dan berhenti sebelum pertengahan tahun berikutnya. Sistem ini bertolak belakang dengan kawasan Asia.

Sebab, Benua Asia kerap memakai sistem setahun kalender, mulai dari awal hingga akhir tahun, seperti yang Indonesia lakukan sekarang.

Pada 2020, rencana awalnya pentas Liga 1 dihelat 27 Februari dan berakhir 31 Oktober mendatang. Namun, semua buyar ketika COVID-19 menyerang.

Indonesia memang sering menggunakan sistem setahun penuh kompetisi, baik itu satu format 18 klub atau terkadang dibagi menjadi dua wilayah.

Namun tak jarang dalam beberapa kesempatan, sejak Galatama dan Perserikatan dilebur (1994), Indonesia pernah memakai sistem berganti tahun.

Pastinya ada beragam pertimbangan pada era-era terdahulu hingga wacana sekarang ini menggunakan format berganti tahun, seperti contoh musim 2020/21.

Tentunya ada beragam cerita menarik ketika pentas sepak bola tertinggi Indonesia menggunakan sistem pergantian tahun. Total sudah 10 kali Indonesia menggelarnya.