Liga Indonesia

Gugus Tugas Beri Imbauan ke PSSI Jika Kekeh Ingin Lanjutkan Kompetisi

Selasa, 14 Juli 2020 15:24 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Lanjar Wiratri
© stmed.net/Wikipedia
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 punya pesan untuk PSSI jika ingin kekeh melanjutkan kompetisi. Copyright: © stmed.net/Wikipedia
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 punya pesan untuk PSSI jika ingin kekeh melanjutkan kompetisi.

INDOSPORT.COM - PSSI sudah memastikan akan melanjutkan roda kompetisi baik Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 punya pesan untuk PSSI jika ingin kekeh melanjutkan kompetisi.

Melalui Surat Keputusan bernomor SKEP/53/VI/2020, PSSI menjadwalkan kompetisi berjalan pada bulan Oktober mendatang.

Dilanjutkannya kompetisi sejatinya menimbulkan pro kontra. Terlebih kasus penularan Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi.

Terkait hal ini, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo angkat bicara. Ia sudah melakukan komunikasi dengan Menpora, Zainudin Amali dan Ketua Umum KONI, Marciano Norman.

"Sejauh ini kita tidak tahu COVID-19 akan berakhir. Belum ada satupun pakar yang jamin COVID ini akan berakhir. Saya sudah bicara dengan Menpora (Zainudin Amali) kaitannya dengan kompetisi dan Ketua KONI (Marciano Norman),” buka Doni ketika dihubungi pewarta.

Doni menilai olahraga sepak bola masuk dalam kategori permainan yang dipastikan adanya kontak fisik. Sehingga ia pun menaruh perhatian khusus akan hal ini.

Bila nantinya PSSI memang melanjutkan kompetisi, ia ingin PSSI membuat protokol kesehatan yang tidak main-main. Sebab ia tidak mau kompetisi sepak bola justru menjadi cluster baru dalam penyebaran Covid-19.

"Salah satu olahraga berisiko adalah permainan. Antara lain basket, sepak bola, yang pasti ada body contact. Termasuk voli pun walau tidak ada kontak dengan lawan, tapi dengan satu tim bisa terjadi gesekan badan, makanya harus ada perhatian khusus," jelas Doni.

"Kalau seandainya PSSI menyelenggarakan kompetisi dengan catatan seluruh pemain, wasit, semua termasuk suporter yang ada di dalam satu area itu dilaksanakan PCR test dan semua negatif. Kemudian seluruhnya dikarantina dan tak boleh berhubungan dengan siapapun juga. Artinya dalam kondisi aman," tegas Doni.

"Pemerikasaan itu paling tidak bisa sekali. Sepanjang kegiatan berlangsung berpaa hari sekali harus ada swab test, bukan rapid test."

"Ketika setelah negatif, mereka harus isolasi semua. Mereka tidak boleh ketemu orang lain, harus dikarantina. Mereka bisa kompitisi tanpa penonton. Itu sudah disampaikan ke menpora, rasanya sulit," pungkasnya.