Liga Indonesia

Jelang Liga 1, PSIS Merasa Syarat dari Gugus Tugas Sulit Dilaksanakan

Rabu, 15 Juli 2020 11:45 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
General Manager PSIS, Wahyu Winarto, menganggap syarat dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 terkait kelanjutan Liga 1, sulit dilaksanakan. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
General Manager PSIS, Wahyu Winarto, menganggap syarat dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 terkait kelanjutan Liga 1, sulit dilaksanakan.

INDOSPORT.COM - General Manager PSIS Semarang, Wahyu ‘Liluk’ Winarto, merasa syarat yang diberikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 supaya Liga 1 bisa dilaksanakan sesuai protokol kesehatan, sulit untuk diterapkan.

Baru-baru ini Doni Monardo selaku ketua GTPP Covid-19 mengatakan pihaknya bisa saja memberi izin kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk melanjutkan Liga 1 2020.

Namun, untuk memberikan izin, GTPP memberikan beberapa syarat kepada PSSI dan PT LIB seperti pemain, official, perangkat pertandingan, atau siapa pun yang ada di dalam stadion harus melalui tahapan PCR test dan tidak direkomendasikan menggunakan rapid test.

Setelah dinyatakan negatif dalam tahapan PCR, para pemain, official, atau pun perangkat pertandingan juga harus dikarantina dan tidak diperbolehkan untuk ketemu orang lain selama beberapa hari sampai pertandingan Liga 1 dilaksanakan.

Doni Monardo mengaku telah menyampaikan beberapa persyaratan ini ke Menpora Zainudin Amali dan lulusan Akademi Militer 1985 ini merasa persyaratan itu sulit untuk diterapkan.

Menanggapi hal ini, Wahyu ‘Liluk’ Winarto selaku GM PSIS merasa sulit diterapkan di sepak bola Indonesia dengan beberapa faktor tertentu seperti tidak tersedianya tempat isolasi mandiri dan mahalnya biaya tes.

“Membaca statement Gugus Tugas di media saya merasa itu sulit untuk diterapkan. Persyaratannya cukup ketat dan saya yakin tidak bisa. Sebagai contoh, di klub Indonesia apa ada yang sudah memiliki tempat isolasi mandiri,

"Klub kan juga nginepnya di hotel atau apartemen, apa mungkin pesan satu hotel dan apartement untuk satu klub?,” ujar Liluk, Rabu (15/07/20).

“Kemudian pemain kan juga punya keluarga. Jika mereka pulang ke rumah, mereka juga minimal kumpul dengan keluarganya. Apalagi jadwal bakal mepet-mepet antar pertandingan. Belum lagi PCR itu biayanya nggak murah,” pungkasnya.

Perlu diketahui, PT LIB selaku operator kompetisi telah mengirimkan surat kepada 18 peserta Liga 1 pada 10 Juli 2020 silam yang isinya mengumumkan bahwa kompetisi akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 dan dipusatkan di Pulau Jawa.