In-depth

Mengenal Paris FC, Calon Klub 'Sultan' Pesaing PSG

Minggu, 2 Agustus 2020 20:25 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Indra Citra Sena
© Grafis:Tim/Indosport.com
Paris FC, cikal bakal PSG yang akan menjadi klub 'sultan' dan siap kembali bersaing di Ligue 1 usai sahamnya dibeli oleh Kerajaan Bahrain. Copyright: © Grafis:Tim/Indosport.com
Paris FC, cikal bakal PSG yang akan menjadi klub 'sultan' dan siap kembali bersaing di Ligue 1 usai sahamnya dibeli oleh Kerajaan Bahrain.

INDOSPORT.COM – Kota Paris yang terkenal akan keromantisannya itu dapat digambarkan dalam empat hal, yaitu Menara Eiffel, Sungai Seine, PSG, dan Paris FC.  

Jika Menara Eiffel, Sungai Seine, dan PSG telah dikenal umum oleh banyak orang, Paris FC adalah kebalikannya. Hanya sedikit orang yang mengetahui keberadaan klub yang lebih banyak berkutat di divisi bawah Liga Prancis ini.

Paris FC sendiri adalah cikal bakal PSG, salah satu klub terkaya di dunia yang dominasinya di kancah sepak bola Prancis sulit ditandingi dalam beberapa musim terakhir ini.

Kembali ke 1969, tahun di mana The Beatles merilis Abbey Road yang masyhur itu, ketika Woodstock mengambil tempat dalam sejarah dunia, dan tahun yang sama ketika Charles de Gaulle mengundurkan diri dari tahta presiden Prancis.

Di tahun itu juga Paris FC lahir saat kalender menunjukkan tanggal 1 Agustus. Kelahiran Paris FC diperingati sebagai usaha untuk membangkitkan kembali sepak bola profesional di kota Paris dan melihat klub 'asli' Paris berlaga di Ligue 1.

Seperti diketahui, saat itu klub yang mendominasi Ligue 1 tidak ada yang berasal dari Paris. Klub asal Paris memiliki kualitas yang sangat jauh jika dibandingkan dengan Saint-Etienne, Nantes, dan Marseille.

Dalam usahanya untuk segera mencapai kasta tertinggi Liga Prancis, Paris FC berusaha untuk mencari klub yang cocok dan mau diajak merger.

Mereka sempat mendekati CS Sedan Ardennes, namun apa mau dikata Sedan yang saat itu berada di kasta tertinggi Liga Prancis menolak mentah-mentah tawaran merger dari Paris FC.

Tak menyerah Paris FC mencari klub lainnya yang mau diajak merger. Mereka akhirnya berjodoh dengan Saint-Germain yang saat itu berlaga di Ligue 2, divisi dua Liga Prancis.

Pada 12 Agustus 1970, Paris FC dan Saint-Germain sepakat untuk bergabung dan akhirnya sebuah klub baru yang dinamakan dari gabungan dua nama mereka lahir, Paris Saint-Germain.

Tendang Saint-Germain ke Divisi Ketiga Liga Prancis, Paris FC Tuai Karma

Syahdan cerita mesra mereka tidak lagi berlanjut. Setelah eksis selama 2 tahun dan sukses naik ke kasta tertinggi Liga Prancis, Paris Saint-Germain dipaksa untuk menentukan masa depannya.

Oleh Walikota Paris saat itu, Paris Saint-Germain yang bermarkas di Saint-Germain-en-Laye, suatu daerah di pinggiran kota Paris dianggap tidak mewakili Parisian. Walikota menegaskan dirinya akan menghentikan dukungan finansial kepada Paris-Saint-Germain jika tidak segera menentukan masa depannya.

Hasilnya, klub tersebut akhirnya berpisah. Paris FC yang dipandang merepresentasikan klub Parisian berhak untuk tetap tampil di Ligue 1 dan berpindah markas ke tengah jantung kota Paris: Parc des Princes.

Sedangkan saudara mereka, Saint-Germain tetap berada di Saint-Germain-en-Laye dan harus rela untuk turun ke Divisi Ketiga Liga Prancis.

Paris FC tetap menyandang status mereka sebagai klub profesional sementara Saint-Germain harus melepas keprofesionalan mereka dan memulai semuanya dari nol lagi.

Saint-Germain yang saat ini lebih tenar dengan nama PSG mampu bangkit dalam waktu singkat. Meskipun skuat mereka mayoritas dihiasi oleh pemain-pemain amatir, mereka mampu mengembalikan status profesional mereka dan tampil di Ligue 1.

Di sisi lain, Paris FC yang memiliki privelese untuk melanjutkan status Paris Saint-Germain harus menuai benih yang mereka tabur. Mereka memanen karma setelah membuat Saint-Germain terdepak ke Divisi Ketiga Liga Prancis.

Paris FC harus terdegradasi pada tahun 1974, tahun di mana PSG sukses kembali ke Ligue 1. Yang terjadi selanjutnya adalah PSG ‘mengakuisisi’ Parc des Princess dari tangan Paris FC dan sisanya adalah sejarah.