Liga Indonesia

PSIS Merasa Kesulitan Atur Keuangan di Tengah Pandemi Covid-19

Rabu, 5 Agustus 2020 13:38 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Herry Ibrahim
© Media PSIS Semarang
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, ketika menghadiri acara sarasehan dengan Panser Biru dan Snex. Copyright: © Media PSIS Semarang
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, ketika menghadiri acara sarasehan dengan Panser Biru dan Snex.

INDOSPORT.COM – Manajemen PSIS Semarang merasa kesulitan mengatur keuangan di tengah pandemi Covid-19. Menurut Yoyok Sukawi selaku CEO klub, pandemi Covid-19 membuat hampir semua hal menjadi tidak pasti dan pendapatan sangat minim.

“Di saat seperti ini, bisa dibilang kami tidak ada tolak ukurnya untuk mengatur keuangan. Kalau mau bicara soal hak komersial yang Rp800 juta, itu cuma bisa buat bayar seperlima dari gaji bulanan tim kami,” tutur Yoyok Sukawi, Rabu (05/08/20).

Walaupun demikian, Yoyok Sukawi menegaskan bahwa PSIS tetap akan mengikuti segala prosedur yang ada termasuk apabila Liga 1 2020 jadi dilanjutkan pada Bulan Oktober mendatang.

Sebelumnya Laskar Mahesa Jenar memang merasa bahwa hak komersial sebesar Rp800 juta yang akan diberikan kepada klub setiap bulannya jumlahnya sangat kurang dan memberatkan klub.

Yoyok Sukawi pernah mengatakan bahwa idealnya hak komersial dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator liga minimal di atas Rp1 Miliar jika melihat sitausi pandemi Covid-19.

“Pemerintah, PSSI kan berharap Liga 1 tetap jalan. Jadi kami tetap akan berjuang maksimal memberi tontonan kepada masyarakat. Namun dengan itu tadi, kami memaksimalkan apa yang ada. Tidak muluk-muluk karena situasinya cukup sulit,” tandasnya.

Nantinya PSIS juga akan menanyakan terkait hak komersial apakah bisa naik atau tetap di angka Rp800 juta kepada PT LIB pada saat acara manager meeting.

Jika tidak bisa naik, klub kebanggaan Panser Biru dan Snex ini membuka peluang untuk berkandang di Yogyakarta dengan catatan segala akomodasi ditanggung operator Liga.