Liga Champions

Liga Champions: 5 Fakta Klub RB Leipzig yang Singkirkan Atletico Madrid

Jumat, 14 Agustus 2020 18:37 WIB
Penulis: Mohammad Khalid Syihabuddin | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Twitter @ChampionsLeague
Liga Champions: 5 Fakta Klub RB Leipzig yang Singkirkan Atletico Madrid Copyright: © Twitter @ChampionsLeague
Liga Champions: 5 Fakta Klub RB Leipzig yang Singkirkan Atletico Madrid

INDOSPORT.COM - Dalam lanjutan pertandingan perempat final Liga Champions musim 2019/2020 yang mempertemukan RB Leipzig melawan Atletico Madrid ini berakhir dengan skor 2-1. Tim asal Jerman ini berhasil memenangkan duel dan berhak melaju ke babak semifinal.

Di babak pertama, RB Leipzig bermain lebih agresif ketimbang Atletico Madrid, meski begitu kedua tim saling menjual beli serangan. Hingga jeda pertandingan, skor dalam pertandingan tersebut masih sama kuat yakni tanpa gol sama sekali.

Lalu di babak kedua, pasukan dari Julian Nagelsmann ini berhasil unggul terlebih dahulu melalui sundulan Dani Olmo di menit ke 50. Berselang 21 menit, Atletico Madrid berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti yang dieksekusi oleh Joao Felix.

Karena memiliki ambisi yang cukup besar untuk bisa lolos ke babak semifinal Liga Champions musim ini, RB Leipzig tidak ingin bermain imbang dan akhirnya berhasil unggul melalui tendangan Tyler Adams di menit ke 88. Skor ini berakhir hingga wasit meniup peluit panjang berakhirnya laga tersebut.

Berikut 5 fakta RB Leipzig yang Singkirkan Atletico Madrid:

Memiliki Nama Asli Klub SSV Markranstaedt

RB Leipzig ternyata bukan nama asli dari klub asal Jerman tersebut. Sebelum dibeli perusahaan minuman berenergi, Red Bull klub asuhan Julian Nagelsmann ini bernama asli SSV Markranstaedt. Awalnya perusahan tersebut membeli klub kecil di kasta kelima Liga Jerman yang terletak di kota Leipzig tersebut pada Juli 2009 silam.

Menariknya, perusahaan Red Bull juga sempat menginginkan dua klub rival dari RB Leipzig, FC Sachsen dan FC Lokomotive Leipzig. Namun hal itu tidak terjadi karena kedua klub rival tersebut memiliki beberapa masalah teknis dan non teknis.

Memang pada dasarnya, Red Bull sendiri sudah terkenal dengan kekayaan yang bisa membawa klub miskin menjadi lebih dipandang daripada sebelumnya. Mereka akan memberikan suntikan dana yang lebih banyak untuk klub.

Debut di Liga Champions pada 2017

Pertama kali bermain di Liga Champions pada tahun 2017/2018, prestasi ini membuatnya sebagai tim tercepat untuk bisa bermain di kompetsi bergengsi Eropa setelah pembentukannya.

Terbentuk pada tahun 2009 silam dan hanya memerlukan waktu selama lima tahun untuk bisa bermain di kasta tertinggi Liga Jerman adalah suatu kebanggaan tersendiri. Terlebih di tahun 2017/2018 silam mereka berhasil lolos ke Liga Champions.

Sejak awal masuknya Red Bull untuk berinvestasi dari awal hingga mencapai Liga Champions diperkirakan mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Mereka sudah megeluarkan dana sebensar 300 juta euro atau sekitar 5,2 triliun rupiah.