In-depth

Griezmann, Tirulah Ibrahimovic untuk Berani Lepas dari 'Jerat' Barcelona

Kamis, 15 Oktober 2020 07:05 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Grafis:Frmn/Indosport.com
Zlatan Ibrahimovic bisa jadi panutan Antoine Griezmann bila tidak ingin kariernya tenggelan bersama raksasa LaLiga Spanyol Barcelona. Copyright: © Grafis:Frmn/Indosport.com
Zlatan Ibrahimovic bisa jadi panutan Antoine Griezmann bila tidak ingin kariernya tenggelan bersama raksasa LaLiga Spanyol Barcelona.

INDOSPORT.COM - Zlatan Ibrahimovic bisa jadi panutan Antoine Griezmann bila tidak ingin kariernya tenggelan bersama raksasa LaLiga Spanyol Barcelona.

Kasta tertinggi kompetisi sepak bola Spanyol bisa dibilang menjadi milik dua klub saja, yakni Barcelona dan Real Madrid. Keduanya secara bergantian sering mengisi posisi juara atau runner up klasemen.

Namun, mulai ada kekuatan ketiga yang mulai menggangu duel antara Barcelona vs Madrid itu dalam urusan perebutan gelar juara. Klub itu tak lain rival sekota Los Blancos, yakni Atletico Madrid, yang sempat menjuarai LaLiga Spanyol 2013/14 lalu.

Sejak saat itu, Atletico meski belum juara lagi selalu konsisten untuk membayangi Barcelona dan Real Madrid dalam persaingan membawa pulang trofi juara LaLiga Spanyol.

Selain karena racikan strategi sang pelatih, Diego Simeone, konsistensi Atletico membuntuti Barcelona dan Madrid tidak lepas dari satu sosok lainnya, yang jadi andalan membobol gawang lawan. Sosok itu adalah Antoine Griezmann.

Direkrut dari Real Sociedad, penyerang berkembangsaan Prancis itu langsung nyetel dengan permainan Atletico. Di musim perdananya, ia sukses 25 kali mencatatkan namanya di papan skor dari total 53 laga di semua kompetisi.

Tahun demi tahun, ia pun terus menunjukkan konsistensinya sebagai mesin gol Atletico. Dari 2014 sampai 2019, Griezmann sudah membukukan koleksi 133 gol hanya dari 257 penampilan.

Berkat itu, Atletico pun sudah ia berikan beberapa prestasi. Contohnya seperti Supercopa de Espana 2014, Liga Europa 2017/18, dan runner up Liga Champions 2015/16.

Namun, pada musim panas 2019, sebuah kejutan terjadi. Tak ada angin dan tak ada hujan, Griezmann resmi diumumkan sebagai pemain baru Barcelona.

Tidak tanggung-tanggung, mahar sebesari 120 juta euro (sekitar Rp2,07 triliun) digelontorkan untuk Griezmann, yang juga langsung diikat dengan kontrak berdurasi lima tahun.

Dengan mahar sebesar itu, Griezmann justru tak bersinar di Barcelona, yang di musim debutnya hanya bisa mencetak 15 gol saja. Minimnya gol itu juga tak lepas dari bahwa posisinya kini berubah di Barcelona.

Griezmann biasanya selalu menjadi ujung tombak serangan. Namun, di Barcelona peran itu sudah dimiliki Messi dan membuat pria kelahiran 21 Maret 1991 itu tergeser menjadi winger.

Kondisi itu pun membuat Griezmann mulai tak bahagia di Barcelona. Hal itu bahkan sudah diinforkan oleh banyak pihak seperti Didier Deschamps (pelatih Timnas Prancis) hingga Martin Lasarte (eks pelatih Griezmann di Sociedad).

Melihat kondisinya yang tidak bahagia tersebut, ada satu pilihan yang bisa dipilih oleh Griezmann. Pilihan itu adalah hengkang ke klub lain karena bila terus bertahan, ia akan menjadi bayang-bayan Messi dan kualitasnya sebagai penyerang akan turun drastis.

Apalagi sudah banyak contoh kasus penyerang-penyerang hebat yang hengkang meninggalkan Camp Nou, tapi tetap bisa berprestasi dan bersinar di klub barunya. Contohnya seperti yang telah dibuktikan oleh Zlatan Ibrahimovic.