In-depth

Benarkah Jordi Cruyff Gagal Jadi Penerus Sang Ayah?

Jumat, 23 Oktober 2020 19:37 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Getty Images
Ada yang menyebut Jordi Cruyff adalah ‘penerus’ gagal sang ayah, Jordan Cruyff. Akan tetapi, benarkah demikian? Copyright: © Getty Images
Ada yang menyebut Jordi Cruyff adalah ‘penerus’ gagal sang ayah, Jordan Cruyff. Akan tetapi, benarkah demikian?

INDOSPORT.COM - Ada yang menyebut Jordi Cruyff adalah ‘penerus’ gagal sang ayah, Jordan Cruyff. Akan tetapi, benarkah demikian?

Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, sebuah kalimat yang sudah sering sekali kita dengar. Peribahasa ini di dunia si kulit bundar biasanya diartikan sepak terjang anak yang mengikuti langkah orang tuanya sebagai pesepak bola.

Masalahnya, fenomena ini mau tidak mau membuat orang-orang kemudian membanding-bandingkan siapa yang lebih hebat. Tidak jarang, mereka menyebut si anak sebagai penerus gagal atau penerus sukses.

Selain Jordi Cruyff, anak yang berusaha meneruskan warisan sang ayah sebagai pemain sepak bola adalah Giovanni Simeone, Enzo Zidane, Nigel Clough, Kasper Schmeichel, Daley Blind, Erling Haaland, dan masih banyak lagi.

Berat memang, ketika banyak mata tertuju pada mereka hanya karena menyandang nama besar orang tua. Begitu pula Jordi, yang notabene putra salah satu ikon sepak bola hebat sepanjang masa, Johan Cruyff.

Jika dilihat dari catatan perjalanannya di dunia sepak bola, jelang masa pensiun Jordi memang tidak menetap di klub-klub ternama dunia. Padahal, saat awal-awal kariernya, ia sempat merumput di Barcelona dan Manchester United.

Namun yang perlu digarisbawahi adalah, apakah bermain di klub raksasa selalu jadi patokan kesuksesan seorang pesepak bola? Bisa jadi, tapi tidak selalu seperti itu.

Jordi Cruyff, lahir di Amsterdam, 9 Februari 1974, punya kisah unik di balik kemunculannya ke dunia ini, yang mana bertepatan dengan hari ulang tahun eks pelatih Barcelona, Rinus Michels.

“Ibu saya ingin melahirkan secara caesar di Amsterdam. Pelatih Barcelona saat itu, Rinus Michels, mengatakan ayah harus bermain di Madrid karena mereka sedang mengejar gelar juara setelah 14 tahun,” ujar Jordi seperti pernah diberitakan laman ESPN.

“Rinus lalu memutuskan saya lahir sebelum pertandingan (Real Madrid vs Barcelona) dan saat ulang tahunnya yakni 9 Februari 1974,” tambahnya lagi.

Nama Jordi pun sempat membawa masalah bagi sang ayah. Pasalnya, pada waktu itu bahasa maupun istilah yang berbau Catalunya dilarang oleh Jenderal Franco, yang terkenal dengan kediktatorannya di Spanyol.

Akan tetapi, Johan Cruyff tetap ngeyel dan berdalih putranya tersebut lahir di Amsterdam, Belanda, sehingga tidak masalah jika dinamai ‘Jordi’ yang notabene nama santo pelindung Catalunya.