Bola Internasional

Perjuangan Hakan Soderstjerna, Kompatriot Ibrahimovic Bertangan Satu

Jumat, 4 Desember 2020 14:40 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© fotbolldirekt.se
Hakan Soderstjerna tetap berjuang meski terbentur kondisi fisik yang terbatas. Copyright: © fotbolldirekt.se
Hakan Soderstjerna tetap berjuang meski terbentur kondisi fisik yang terbatas.

INDOSPORT.COM - Keterbatasan fisik mantan pesepak bola sekaligus rekan senegara Zlatan Ibrahimovic, Hakan Soderstjerna, tidak pernah menghalangi perjuangannya di dunia si kulit bundar.

Pria Swedia kelahiran 30 Oktober 1975 ini tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap. Walaupun lengan kanannya tidak ada, seorang Hakan Soderstjerna tetap kekeh ingin berprofesi sebagai atlet pada umumnya.

Ia bahkan menolak berpartisipasi di paralimpik dan menghadapi lawan-lawan dengan keterbatasan serupa. Ia merasa cukup kuat dan sanggup berkompetisi secara normal.

“Saya tidak pernah memandang diri saya berbeda,” ucap Soderstjerna seperti dikutip dari laman expressen.se.

Semangat inilah yang mengatarkan Soderstjerna menuju karier yang cukup lumayan sebagai pesepak bola. Walaupun tidak terlalu mentereng, ia aktif sebagai pemain mulai tahun 1994 sampai dengan 2007.

Selain di Swedia (Landskorna), ia pun pernah merumput di Denmark (Fremad Amager), Norwegia (Fredrikstad), dan Singapura (Tanjong Pagar United).

Selain sepak bola, Soderstjerna ternyata juga menekuni gulat. Sekilas memang terlihat seperti kombinasi yang aneh, tapi olahraga ini justru sangat bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari.

“Gulat memberi saya keseimbangan, kekuatan, dan ketangkasan. Itulah yang menyelamatkan saya dan berperan penting di balik karier saya,” ujar pria yang berjuluk The One Armed Bandit tersebut.

Ia menyempatkan diri bergulat di sela-sela kesibukannya bermain sepak bola. Aktivitas ini terbilang cukup baik untuk meningkatkan kekuatan fisiknya.

Walaupun mendapat bantuan yang sangat signifikan dari gulat, Hakan Soderstjerna tidak dapat menghindari fakta bahwa ia harus pensiun akibat kondisi fisiknya. Ketika cederanya kambuh, ia kehilangan keseimbangan tubuh.

Dokter dan tim medis pun menyarankan Soderstjerna untuk pensiun demi kebaikan dirinya sendiri. Soderstjerna gantung sepatu saat usianya 32 tahun.