In-depth

Kehilangan Cristiano Ronaldo dan Krisis Sepak Bola Spanyol

Kamis, 25 Februari 2021 13:57 WIB
Editor: Isman Fadil
© Fran Santiago/Getty Images
Ekspresi kekecewaan Lionel Messi di laga Granada vs Barcelona. Copyright: © Fran Santiago/Getty Images
Ekspresi kekecewaan Lionel Messi di laga Granada vs Barcelona.

INDOSPORT.COM - Sepak bola Spanyol mengalami penurunan. Dari Barcelona, Sevilla, hingga Atletico Madrid, gagal meraih kemenangan di kancah Eropa.

Pekan lalu di Camp Nou, Barcelona dihajar Paris Saint-Germain (PSG) 1-4 pada leg pertama Liga Champions lewat hattrick Kylian Mbappe dan sebiji gol Moise Kean. Sevilla juga kalah 2-3 dari Borussia Dortmund dengan skor 2-3  di Ramon Sanchez Pizjuan, di mana dua gol dicetak oleh Erling Haaland.

Pemuncak klasemen sementara LaLiga, Atletico Madrid juga takluk dari tamunya Chelsea dengan skor 0-1 lewat Olivier Giroud. Hanya Real Madrid yang memenangkan pertandingan di ajang Liga Champions, meski harus susah payah mengalahkan 10 pemain Atalanta dengan skor 1-0.

Banyak yang sudah menyadari bahwa tim dari LaLiga mengalami penurunan saat bertanding di kancah Eropa, khususnya Liga Champions. Namun anggapan itu dibantah oleh pelatih Barcelona, Ronald Koeman, yang menyebut klub Spanyol masih kuat untuk bersaing di level Eropa.

"Klub-klub Spanyol masih kuat, hanya masalah waktu. Jadi Anda tidak bisa membuat kesimpulan itu," kata Koeman dikutip dari Global Times.

Tanda-tanda kemunduran sepak bola Spanyol dimulai pada 2018, saat Barcelona kalah 0-3 dari AS Roma di Olimpico pada leg kedua perempat final Liga Champions. Pada musim panas di tahun yang sama, Cristiano Ronaldo mengumumkan akan meninggalkan Real Madrid untuk gabung Juventus. 

Tanpa Cristiano Ronaldo, Real Madrid seakan kehilangan kelasnya. Bahkan Los Blancos diragukan akan melangkah lebih jauh di ajang Liga Champions.

Situasi Barcelona semakin memprihatinkan. Konflik antara manajemen dan Lionel Messi membuat Blaugrana mengalami degradasi performa. Messi memang masih menyisakan kontrak di Camp Nou, tapi cintanya sudah tidak lagi sama.

Demi meningkatkan prestasi, Real Madrid dan Barcelona mulai bergerak. Tapi mereka terlalu ragu untuk memperbaharui tim, mengingat pandemi COVID-19 melilit keuangan klub.

Pada 2021, Real Madrid kehilangan jati diri. Mereka memiliki sekelompok pemain muda tetapi semuanya belum matang. Sementara Barcelona, masih diisi beberapa pemain senior tapi kualitas skuatnya juga menurun.

Atletico Madrid mungkin sedikit lebih baik ketimbang Barcelona atau Real Madrid. Namun tim asuhan Diego Simeone masih kekurangan kualitas dalam mewujudkan sesuatu.