Liga Indonesia

2 Ketakutan Red Gank Lihat Kondisi Kritis PSM Makassar

Kamis, 4 Maret 2021 11:43 WIB
Kontributor: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Isman Fadil
© Red Gank PSM
Koreo 'We Are Suporter Not A Costumer' dari kelompok suporter Red Gank di laga Shopee Liga 1 2019 antara PSM Makassar melawan Bali United. Copyright: © Red Gank PSM
Koreo 'We Are Suporter Not A Costumer' dari kelompok suporter Red Gank di laga Shopee Liga 1 2019 antara PSM Makassar melawan Bali United.

INDOSPORT.COM - Salah satu kelompok suporter PSM Makassar, Red Gank, memiliki dua ketakutan besar ketika melihat kondisi klub idolanya semakin kritis.

Akibat pandemi COVID-19 yang menghentikan Liga 1 pada 16 Maret 2020, klub sepakbola kebanggaan publik Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut diterjang krisis finansial.

Gaji pemain, tim pelatih, dan ofisial klub tertunggak yang muaranya adalah sanksi dari FIFA berupa larangan mendaftarkan pemain baru selama tiga periode transfer.

Sejumlah pemain bintang satu per satu hengkang dari klub berjuluk Pasukan Ramang diantaranya Asnawi Mangkualam, Firza Andika, Leo Guntara, Miswar Saputra dan Osas Saha.

Bahkan, rencana latihan perdana menyambut turnamen pra musim Piala Menpora 2021 yang harusnya digelar Senin (01/03/21) harus batal akibat terkendala negosiasi kontrak baru.

Situasi semakin runyam setelah Stadion Mattoanging yang selama ini menjadi markas PSM Makassar telah rata dengan tanah lantaran hendak direnovasi agar berstandar internasional.

Sialnya, renovasi stadion tua tersebut yang merupakan proyek dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) terancam batal dilanjutkan akibat kasus korupsi yang menyeret Gubernur Sulsel.

Melihat cobaan demi cobaan yang datang silih berganti, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Red Gank, Sadakati Sukma, berharap dua situasi yang menjadi ketakutan besarnya tidak terjadi.

"Semua tahu bahwa PSM Makassar adalah kebanggaan dan harga diri Sulawesi Selatan," ungkap Sadakati Sukma, ketika mengawali perbincangan dengan INDOSPORT.com, Rabu (03/03/21).

"Akan sangat memalukan bagi kami semua kalau PSM harus turun dari Liga 1 bukan karena kualitas saat berkompetisi tapi disebabkan oleh kondisi non teknis," tambah dia.