Liga Indonesia

Jelang Piala Menpora, Arema FC Meminta Agar IPW Tak Lakukan Provokasi

Jumat, 5 Maret 2021 10:15 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Arema FC sebagai salah satu klub kontestan Liga 1 meminta agar IPW tidak memprovokasi rencana gelaran Piala Menpora 2021 yang akan digelar pada 21 Maret besok. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Arema FC sebagai salah satu klub kontestan Liga 1 meminta agar IPW tidak memprovokasi rencana gelaran Piala Menpora 2021 yang akan digelar pada 21 Maret besok.

INDOSPORT.COMArema FC sebagai salah satu klub kontestan Liga 1 meminta agar IPW tidak memprovokasi rencana gelaran Piala Menpora 2021 yang akan digelar pada 21 Maret mendatang dengan ketakutan dan ancaman yang dilakukan secara berlebihan terkait Covid-19.

Tidak heran jika hal tersebut membuat klub-klub memberikan reaksi. Arema FC misalnya, mereka menyayangkan pernyataan sikap IPW terkait gelaran Piala Menpora.

"Ditengah kondisi sulit dan rumit sepakbola kita, harusnya IPW memberi solusi konstruktif kepada semua pihak, bukan memprovokasi apalagi mengancam pihak yang terkait sepakbola Indonesia,“ ungkap media officer Arema FC, Sudarmaji.

Sebelumnya dorongan besar agar sepakbola bisa bergulir datang dari berbagai pihak. Hal itu tidak lepas dari bentuk aplikasi pola hidup baru, adapun nilai tawar dari izin pra musim adalah aturan protokol kesehatan yang harus diterapkan.

"Tujuannya yakni menjadikan simulasi pola hidup baru di segala aspek termasuk olahraga, dimana sepakbola menjadi salah satu aktivitas hiburan rakyat bisa tetap bergiat, namun dengan tetap menjalankan prokes. Dari simulasi itu nantinya akan menjadikan dasar pijakan, bagaimana semua pihak bisa berdampingan menjalankan pola hidup sehat baru dengan tanpa mengorbankan aspek prestasi sepakbola kita," papar mantan pewarta ini.

Menurut Sudarmaji, pernyataan IPW juga kurang bijak melihat fakta bahwa setahun kompetisi tidak bergulir, itu sangat berdampak kepada ribuan pelaku sepakbola nasional, mulai dari pemain, pelatih, official hingga pelaku ekonomi yang bergantung kepada sepakbola.

"Sosialisasi agar tidak datang ke stadion juga telah intensif dilakukan, bahkan diatur dalam ranah regulasi pertandingan dimana diatur sanksi berat bagi klub dan fans yang melanggar," ungkapnya.