In-depth

Sejarah Trofi Piala FA Digondol 'Burung Hantu' Era Pra-Perang Dunia I

Minggu, 18 April 2021 09:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© SWFC
Sheffield Wednesday saat menjuarai Piala FA 1896. Copyright: © SWFC
Sheffield Wednesday saat menjuarai Piala FA 1896.

INDOSPORT.COM - Sheffield Wednesday. Klub ini barangkali lumayan akrab di telinga para penikmat sepak bola Indonesia lantaran pernah menembus kasta tertinggi Liga Inggris beberapa waktu lalu.

Namun, soal masa-masa kejayaan, tentu banyak yang sudah lupa karena Sheffield Wednesday mendominasi Liga Inggris pada periode sebelum Perang Dunia I dan II. 

Koleksi titelnya cukup banyak, mulai dari empat kali juara Divisi I Liga Inggris (1902-1903, 1903-1904, 1929-1929, 1929-1930) dan tiga Piala FA (1896, 1907, 1935).

Prestasi paling monumental bagi pendukung Sheffield Wednesday tentunya adalah Piala FA perdana yang menyejajarkan The Owls alias Si Burung Hantu dengan klub-klub jawara lain.

Mereka berada di jajaran elite bersama Wanderers FC, Oxford University, Royal Engineers, Old Etonians, Clapham Rovers, Old Carthusians, Aston Villa, Blackburn Rovers, West Brom, Preston North End, Wolverhampton Wanderers, dan Notts County.

Sheffield Wednesday juara setelah menekuk Wolverhampton di final yang berlangsung dalam tempo cepat sejak menit-menit awal. Tidak mengherankan mengingat tim-tim Eropa pada zaman itu cenderung menggunakan formasi lima striker (2-3-5), 18 April 1896.

Belum genap semenit laga bergulir, Sheffield Wednesday sudah berhasil membuka skor melalui aksi Fred Spiksley memaksimalkan umpan Harry Davis dari sektor kanan. 

Gol ini merupakan yang tercepat ketiga di final Piala FA setelah Louis Saha (25 detik; Everton 2009) dan Bob Chatt (30 detik; Aston Villa 1895).  

Wolverhampton tak tinggal diam. Jawara edisi 1893 menyamakan kedudukan pada menit ke-8 lewat sepakan melengkung penyerang kiri David Black dari sudut sempit. Pertandingan pun semakin seru.

Spiksley kembali masuk papan skor berselang 10 menit kemudian. Striker yang terpaksa ikut wajib militer dan bertugas di kamp Ruhleben, Jerman, selama Perang Dunia I ini melepas tembakan bertenaga ke gawang Wolves.