In-depth

Sejarah Tensi Mendidih El Clasico di Semifinal Liga Champions, Hujan Kartu!

Selasa, 27 April 2021 10:25 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Getty Images
Tensi mendidik el clasico antara Real Madrid vs Barcelona di semifinal Liga Champions,. 27 April 2011. Copyright: © Getty Images
Tensi mendidik el clasico antara Real Madrid vs Barcelona di semifinal Liga Champions,. 27 April 2011.

INDOSPORT.COM - Pertandingan leg I semifinal Liga Champions 2010-2011 antara Real Madrid kontra Barcelona meninggalkan catatan buram dalam lembaran sejarah. Duel bertajuk el clasico ini menghasilkan lima kartu kuning plus tiga kartu merah, 27 April 2011!

Tensi bahkan sudah tinggi sejak sesi konferensi pers pralaga. Masing-masing pelatih, Jose Mourinho (Madrid) dan Pep Guardiola (Barcelona), terlibat perang urat syaraf sekaligus saling merendahkan satu sama lain.

Dalam pertandingan, ketegangan mulai tinggi saat memasuki menit-menit akhir sebelum turun minum. Pemicunya adalah tekel keras Alvaro Arbeloa terhadap Pedro Rodriguez yang lantas memaksa wasit Wolfgang Stark asal Jerman mencabut kartu kuning. 

Berikutnya, perseteruan besar terjadi ketika babak pertama kelar. Dari Barcelona, keributan melibatkan Seydou Keita dan Jose Pinto, sedangkan Arbeloa dan salah satu staf Mourinho, Miguel Porlan Noguera alias Chendo, merupakan biang kerok dari kubu Real Madrid.

Pihak keamanan stadion sampai turun tangan meredakan situasi mendidih tersebut. Pinto yang dianggap sebagai dalang keributan karena menampar Alvaro Arbeloa pun diganjar kartu merah sehingga mesti meninggalkan bangku cadangan tim.

Belum selesai di situ, kedua tim kembali terlibat cekcok menyusul aksi brutal Pepe kepada Dani Alves. Bek berkebangsaan Portugal itu menyapu kaki Alves dengan tapak terbuka dan mengakibatkan sang lawan mengerang kesakitan.

Tak pelak, Pepe langsung diganjar kartu merah. Jose Mourinho, yang merasa keberatan dengan keputusan wasit, melakukan protes, tapi ia justru dianggap menyalahi peraturan sehingga ikut-ikutan diusir wasit menyusul Pepe.

Kesal dengan keputusan itu, Mourinho lantas terpancing mengucapkan kata-kata provokatif "well done" dan memberikan jempol kepada ofisial keempat, Thorsten Kinhoefer. Kerugian besar bagi Real Madrid lantaran harus kehilangan dua figur penting.

Benar saja. Barcelona meningkatkan intensitas serangan lewat perubahan susunan pemain. Pep Guardiola menarik keluar Pedro dan memasukkan Ibrahim Afellay sebagai upaya menyegarkan sektor sayap demi mencari gol kemenangan. 

Kaki segar Afellay sukses memperdaya Marcelo di sisi kiri pertahanan Madrid lalu mengirimkan umpan silang mendatar yang disambut Lionel Messi dengan sentuhan ringan. Bola masuk melewati celah terbuka di antara kedua kaki Iker Casillas.