In-depth

Sejarah Hoki Tingkat Dewa Italia Berbuah Trofi Euro 1968, Menang Tos Koin!

Kamis, 10 Juni 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© World Soccer Magazine
Kapten Italia, Giancinto Facchetti, mengangkat trofi Piala Eropa usai menaklukkan Yugoslavia di final, 10 Juni 1968. Copyright: © World Soccer Magazine
Kapten Italia, Giancinto Facchetti, mengangkat trofi Piala Eropa usai menaklukkan Yugoslavia di final, 10 Juni 1968.

INDOSPORT.COM - Euro 1968 dikenang sebagai turnamen penuh keberuntungan bagi timnas Italia. Bagaimana tidak? Gli Azzurri meraih kejayaan berkat rentetan kemurahan hati Dewi Fortuna mulai dari semifinal hingga final.

Di semifinal, Italia bermain imbang tanpa gol melawan Uni Soviet selama 90 menit plus 30 menit waktu ekstra. Sistem adu penalti belum berlaku saat itu sehingga wasit terpaksa memakai koin untuk menentukan pemenang pertandingan.

Sungguh dramatis, Italia sukses melaju ke final berbekal ketajaman intuisi kapten tim, Giancinto Facchetti, dalam memilih sisi koin yang tepat. Inilah kebaikan pertama Dewi Fortuna kepada kubu tuan rumah.

Berikutnya, Italia kembali dinaungi keberuntungan sewaktu bersua Yugoslavia di final. Ketinggalan lebih dulu sejak menit ke-39 akibat gol Dragan Dzajic, Gli Azzurri berhasil menyamakan skor 10 menit menjelang bubaran lewat aksi brilian Angelo Domenghini.

Pertandingan pun berakhir imbang 1-1 kendati telah dilanjutkan ke babak ekstra. Italia selamat mengingat Yugoslavia menerapkan permainan agresif dan lebih banyak menciptakan peluang gol yang mengancam gawang Dino Zoff sepanjang 120 menit.

Hasil imbang mengharuskan Italia dan Yugoslavia menjalani pertandingan ulang (replay) berselang 48 jam alias dua hari kemudian, 10 Juni 1968. 

Pelatih Italia, Ferruccio Valcareggi, mengubah formasi dari 4-3-3 ke 5-2-3 dan mengganti lima pemain, yakni Ernesto Castano, Giorgio Ferrini, Antonio Juliano, Giovanni Lodetti, dan Pierino Prati.

Sebagai gantinya, Valcareggi menurunkan Sandro Salvadore, Roberto Rosato, Giancarlo De Sisti, Sandro Mazzola, serta Luigi Riva. Keputusan itu berujung sukses dan nama yang disebut terakhir menginspirasi kemenangan Italia.

Luigi Riva membuka skor pada menit ke-12 melalui tembakan kaki kiri dari dalam kotak penalti Yugoslavia. Dia secara cerdik memotong dan meneruskan sepakan jarak jauh Domenghini yang terbilang lemah.

Setelah itu, Riva bak kesetanan membombardir gawang Yugoslavia. Striker legendaris Cagliari itu bisa saja menyarangkan tiga gol lagi andaikan tandukannya tidak meleset serta dua sepakannya gagal diredam kiper lawan, Ilija Pantelic.

Keunggulan Italia bertambah setelah Pietro Anastasi menciptakan gol keren pada menit ke-31. Dia memamerkan teknik kelas wahid dengan mengangkat bola lalu melepaskan tendangan voli dari luar kotak penalti Yugoslavia. Skor 2-0 menutup babak pertama.