Bola Internasional

Piala Dunia 2 Tahun Sekali Dianggap Rugikan Pemain, Kok Bisa?

Minggu, 5 September 2021 15:40 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Prio Hari Kristanto
© Twitter @ChampionsLeague
Sergio Busquets beropini bahwa pemain akan mengalami kelelahan ekstrim apabila Piala Dunia diagendakan lebih sering. Copyright: © Twitter @ChampionsLeague
Sergio Busquets beropini bahwa pemain akan mengalami kelelahan ekstrim apabila Piala Dunia diagendakan lebih sering.

INDOSPORT.COM - Kapten tim nasional Spanyol, Sergio Busquets, jadi salah satu pemain yang bersuara lantang untuk menentang perubaha jadwal Piala Dunia menjadi dua tahun sekali. Ia berpendapat jika padatnya agenda sepak bola hanya akan membawa kerugian bagi para atletnya.

Busquets khawatir apabila jumlah pertandingan diperbanyak maka pemain tidak akan mendapat jatah istirahat yang cukup. Akhirnya cedera jadi lebih rentan terjadi.

Gelandang bertahan yang memperkuat Barcelona itu juga ingin agar FIFA selaku penyelenggara Piala Dunia tidak sekadar membuat keputusan sendiri. Perlu dilakukan perundingan dengan para pemain agar semua pihak bisa lebih dilibatkan.

"Pemain sama sekali tidak dimintai pendapat soal Piala Dunia tiap dua tahun. Kami hanya bisa melihat kalender yang semakin padat dan sibuk saja. Mereka yang punya wewenang tidak peduli," papar Busquets.

"Mereka hanya ingin terus menambah Piala Dunia, Euro, pertandingan liga dan seterusnya. Bila demikian para pemain bisa tergerus akibat tuntutan banyak bermain,"

"Kita sudah melihat pandemi membuat banyak kompetisi bertabrakan. Semua keputusan ada konsekuensinya jadi sebaiknya semua pihak dirangkul dalam pembuatannya," ujar peraih gelar juara Piala Dunia edisi 2010 di Afrika Selatan itu.

Ide mengenai dipersempitnya jeda antara satu Piala Dunia dengan Piala Dunia lainnya datang dari FIFA sendiri. Mantan manajer Arsenal sekaligus ketua badan pengembang sepak bola global FIFA, Arsene Wenger, adalah salah satu pencetus dan promotornya.

Bukan pertama kali bagi Wenger untuk menghasilkan buah pemikiran yang dianggap kontroversial. Sebelumnya, pria berjuluk The Professor tersebut juga ingin melihat tidak adanya lagi peraturan gol tandang untuk kompetisi Liga Champions.