Liga Indonesia

Buka Ponsel Langsung Lihat #JFTout, Begini Kata Pelatih Persis Solo

Jumat, 19 Agustus 2022 10:20 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Prabowo/INDOSPORT
Pelatih Persis Solo, Jacksen Ferreira Tiago (JFT), merasa biasa saja ketika tekanan menghinggapinya setelah hasil buruk pada awal Liga 1 2022/2023. (Prabowo/INDOSPORT) Copyright: © Prabowo/INDOSPORT
Pelatih Persis Solo, Jacksen Ferreira Tiago (JFT), merasa biasa saja ketika tekanan menghinggapinya setelah hasil buruk pada awal Liga 1 2022/2023. (Prabowo/INDOSPORT)

INDOSPORT.COM - Pelatih Persis Solo, Jacksen Ferreira Tiago (JFT), merasa biasa saja ketika tekanan menghinggapinya setelah hasil buruk pada awal Liga 1 2022-2023. Sebagai pelatih ia sudah dibekali ilmu menghadapi suporter.

Tagar #JFTout didengungkan para suporter Persis Solo setelah Muhammad Riyandi dkk. menelan empat kekalahan beruntun.

Jacksen F Tiago dinilai sebagai sosok yang harus bertanggung jawab mengingat manajemen sudah memberikan pemain berkualitas, serta suporter memberi dukungan penuh.

Tuntutan agar Jacksen Tiago dipecat sudah dilancarkan sejak kekalahan atas Persita Tangerang 1-2 di Stadion Manahan Solo, Minggu (14/8/22).

Bahkan, tagar #JFTout sudah menjalar ke berbagai media sosial. Facebook, twitter, instagram hingga youtube yang melibatkan Persis Solo atau pun Jacksen Tiago dibanjiri tagar tersebut.

Bisa dibilang, ketika Jacksen membuka ponsel saat bangun tidur dan melihat media sosial, tagar #JFTout langsung dilihatnya. Tagar ini mengiringi kesehariannya sebagai pelatih Persis Solo.

Terkait hal itu, Jacksen Tiago merasa tekanan dari suporter merupakan bagian dari konsekuensi profesi pelatih. Dalam era yang lebih maju, suporter tak hanya ada di stadion, namun juga di media sosial.

"Dulu kita menghadapi suporter cuma saat kita di lapangan, tapi sekarang di rumah, bangun tidur nyalain handphone, sudah berhadapan. Itu bagian dari perkembangan dunia," kata Jacksen Tiago.

"Di Brasil, saat kita mengikuti kursus kepelatihan terutama yang (CBF) pro, kita punya cara menghadapi media, menghadapi finansial dan suporter. Di situ sudah disampaikan bahwa kita menghadapi perubahan dunia ini, kita tidak boleh emosional, menghadapi dengan amarah, karena bagaimanapun itu perkembangan dunia," imbuhnya.