Liga Indonesia

Luncurkan Gas Air Mata saat Chaos Arema FC vs Persebaya Surabaya, Begini Penjelasan Polisi

Minggu, 2 Oktober 2022 07:20 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Ilham Oktafian
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Pihak kepolisian turut menjelaskan perihal diluncurkannya gas air mata ketika terjadi kerusuhan suporter dalam laga lanjutan Liga 1 2022-2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22). Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Pihak kepolisian turut menjelaskan perihal diluncurkannya gas air mata ketika terjadi kerusuhan suporter dalam laga lanjutan Liga 1 2022-2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22).

INDOSPORT.COM - Pihak kepolisian turut menjelaskan perihal diluncurkannya gas air mata ketika terjadi kerusuhan suporter dalam laga lanjutan Liga 1 2022-2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22).

Kerusuhan itu terjadi karena sikap kecewa yang dirasakan suporter dalam melihat kenyataan Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Ribuan suporter Arema FC memang tampak menyerbu ke tengah lapangan beberapa menit setelah wasit meniup peluit panjang tanda Derby Jatim itu usai.

"Dari 40 ribuan suporter, tidak semuanya anarkis. Sekitar 3 ribu diantaranya masuk ke lapangan," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta dalam press conferrence di Polres Malang, Minggu (2/10/22) pagi.

Versi polisi, langkah itu diterapkan karena tampak adanya upaya serangan yang hendak dilakukan oleh suporter.

"Beberapa suporter tidak puas dan turun (ke lapangan). Turunnya (mereka) itu yang membahayakan pemain atau oficial tim Arema maupun Persebaya," beber dia.

Sejatinya, aksi massa suporter yang memasuki lapangan dan bertindak anarkis sempat bisa dipukul mundur oleh aparat keamanan.

Namun, jumlah mereka semakin banyak untuk terus turun memasuki lapangan. Kepolisian pun melakukan langkah antisipasi dengan melontarkan gas air mata.

Terlihat suporter yang menduduki tribun selatan dan utara menjadi target tembakan gas air mata itu, hingga menimbulkan ratusan korban jiwa. 

Sebanyak 127 korban dinyatakan meninggal dunia atas imbas dari insiden tersebut. Sementara 180 orang lainnya terdata mengalami luka-luka.