x

Belajar Menghargai Peran Suporter ala Chelsea

Sabtu, 8 Mei 2021 12:09 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Pendukung Chelsea mengibarkan bendera berlogo klub.

INDOSPORT.COM – Chelsea membuat gebrakan apik dan menjadi tim Inggris pertama yang meibatkan suporter klub dalam rapat klub. Tindakan ini menjadi cerminan The Blues dalam menghargai para pendukungnya.

Pada 10 hari terakhir di bulan April kemarin, dunia sepak bola dikejutkan dengan kehadiran European Super League atau Liga Super Eropa.

Munculnya gagasan ini lantas ditolak banyak pihak, terutama dari kalangan suporter yang merasa geram dengan keputusan klub mengkomersilkan sepak bola.

Baca Juga
Baca Juga

Bahkan UEFA dan beberapa tokoh ternama menyebut kehadiran European Super League bak musuh bagi para suporter klub. Alhasil, aksi protes tak terhindarkan.

Aksi protes terbesar pertama terjadi di Inggris kala ratusan atau bahkan ribuan pendukun Chelsea berkumpul di depan Stamford Bridge memprotes kebijakan The Blues yang turut bergabung ke European Super League.

Aksi tersebut berjalan damai dan menjadi Trigger akan keputusan mundurnya beberapa klub besar yang tergabung di European Super League tiga hari sebelumnya.

Chelsea sebagai salah satu Founding European Super League pun mencoba belajar dari kesalahan dan menelurkan kebijakan apik pasca kejadian tersebut.

Baca Juga
Baca Juga

Chelsea merilis pernyataan bahwa mereka akan melibatkan suporter dalam rapat klub ke depannya. Langkah ini bak penebusan dosa akan keputusan The Blues yang bergabung dengan ide European Super League.

Jika dipikir, Chelsea tak perlu repot-repot membawa suporter dalam rapat klub. Toh bukan rahasia lagi bahwa Roman Abramovich merupakan pemilik tunggal dari The Blues dan tinggal menentukan arah kebijakan klub yang ia miliki.

Tapi, Chelsea ternyata memiliki kultur apik dalam membangun hubungan dengan para suporternya di mana mereka tidak bisa begitu saja mengambil kebijakan karena Stamford Bridge dan hak atas nama ‘Chelsea’ dimiliki oleh para pendukungnya.


1. Mengenal CPO atau Chelsea Pitch Owners

Stamford Bridge, Stadion Chelsea

Roman Abramovich bukanlah pemilik Chelsea seutuhnya. Sebab, ia masih menyewa Stamford Bridge kepada para pendukung The Blues lewat CPO atau Chelsea Pitch Owners.

Kehadiran CPO ini membuat Abramovich selaku pemilik tak begitu saja leluasa menentukan kebijakan klub mengingat ada peran suporter di tubuh Chelsea jauh sebelum kedatangannya.

Sebagai informasi, CPO sendiri dimulai di awal tahun 1990 an kala pemilik properti Stamford Bridge bangkrut.  Ken Bates selaku pemiliki Chelsea kala itu pun lantas mengambil alih.

Untuk mengambil alih Stamford Bridge, tentu dibutuhkan dana besar. Ken Bates pun mengakalinya dengan menggalang dana di kalangan suporter. Alhasil, lahirlah CPO ini yang berlaku sejak 1997 hingga 199 tahun ke depan.

CPO sendiri semacam saham yang dibeli oleh para pendukung Chelsea. Tak hanya Stamford Bridge, CPO juga termasuk akan nama klub. Sehingga, Abramovich selaku pemiliki saat ini tak bisa berbuat banyak untuk mengotak-atik Chelsea.

Kasus paling mudah adalah keinginan Abramovich membangun stadion baru untuk Chelsea. Keinginan tersebut bisa saja tak tercapai jika para pemegang saham CPO tak setuju.

Hingga artikel ini dimuat, CPO Chelsea telah dimiliki 23 ribu suporter di seluruh dunia. Tak hanya suporter saja, para mantan pelatih Chelsea dan para pemainnya pun ada yang memiliki CPO.

Menjadi pemilik CPO pun tak hanya berlaku untuk pendukung dari Inggris saja. Bahkan bila ada pendukung Chelsea dari Indonesia ingin menjadi pemilik sahamnya pun tetap bisa tercapai.

Untuk harga CPO, Chelsea mematoknya mulai dari 25 poundsterling saja atau sekitar Rp502.00. Sederet nama beken pun diketahui menjadi pemilik CPO ini.

Teranyar adalah Thomas Tuchel yang juga menjadi pemiliki saham CPO. Selain itu, ada Jose Mourinho, Antonio Conte dan Frank Lampard.

Lalu dari kalangan pemain, John Terry menjadi Presiden CPO dan nama-nama beken seperti Dennis Wise, Pat Nevin, Jimmy Floyd Hasselbaink serta Marcel Desailly juga merupakan pemilik saham CPO.

Berbeda dengan saham pada umumnya, CPO tak memberikan dividen bagi para pemiliknya di akhir tahun. Namun, para pemilik CPO mendapat kompensasi berupa sertifikat khusus, tanda tangan pemain, dan bahkan hak suara.

Berkat hak suara, Chelsea tak bisa berbuat banyak kala mendapat protes dari suporternya mengenai European Super League.

Jika Chelsea tetap ngotot masuk ke European Super League dan mayoritas pemilik CPO menolaknya, maka Chelsea harus berganti nama dan juga berganti Home Base, bukan di Stamford Bridge lagi.

Maka dari itu, berangkat dari kejadian European Super League dan adanya CPO, Chelsea menelurkan kebijakan apik yakni melibatkan suporter dalam rapat klub.

Langkah Chelsea ini pun diharapkan banyak pihak dapat menjadi cambukan bagi klub Inggris lainnya yang dikuasai Oligarki dan penguasa seiring banyaknya kebijakan klub yang bertentangan dengan keinginan suporter itu sendiri.

ChelseaRoman AbramovichSuporterThomas TuchelLiga InggrisStamford BridgeSepak Bola

Berita Terkini