Soroti Peran Asprov, Ini Visi Misi La Nyalla Mattalitti untuk Majukan Sepak Bola Indonesia
INDOSPORT.COM - La Nyalla Mattalitti memaparkan visi dan misinya untuk maju sebagai calon ketua umum PSSI periode 2023-2027.
Dalam kesempatan ini, La Nyalla menilai Asprov memiliki peran strategis dalam membangun sepak bola Indonesia.
La Nyalla Mattalitti memaparkan visi dan misinya di Hotel Sultan, Jakarta. Ia menilai sepak bola Indonesia tidak hanya dibangun di Jakarta.
Menurutnya, pembangunan sepak bola juga dilakukan sejak dari daerah. Dalam hal ini, peran Asprov sangat dibutuhkan dalam turut membangun sepak bola Indonesia.
"Mengapa saya sebut forum strategis? Karena peran Asprov seharusnya memang sangat strategis dalam membangun sepak bola Indonesia," buka La Nyalla.
"Karena saya meyakini. Membangun sepak bola Indonesia tidak bisa hanya dilakukan Jakarta. Tidak bisa top down dari PSSI pusat. Justru sebaliknya."
"Membangun sepak bola Indonesia harus dari tanah kelahirannya. Harus dari daerah. Dan harus bottom up. Karena membangun sepak bola memang harus dari level terendah," bebernya lagi.
La Nyalla pun menjabarkan visi dan misi yang sudah diasiapkan dalam perburuan bursa ketua umum PSSI. Setidaknya ia sudah memiliki tujuh langkah penting dalam membangun sepak bola Indonesia.
"Hari ini saya ingin menyampaikan visi besar membangun sepak bola Indonesia dengan menggunakan tools yang terukur dan dapat dilaksanakan."
"Dari sisi program PSSI Pusat, saya telah menyampaikan 7 langkah untuk membangun sepak bola Indonesia," jelas La Nyalla.
Tujuh langkah tersebut antara lain: technical development, club empowerment, professional league, national team, business development, financial stability, dan football industry.
1. Gagasan Lainnya
Tak hanya itu, La Nyalla Mattalitti juga sudah menyiapkan sejumlah hal terkait kelangsungan kompetisi.
Pria yang juga menjabat Ketua DPD itu menyampaikan gagasan untuk memisahkan operator Liga 1 dan Liga 2 sebagai bagian peningkatan kualitas kompetisi dan penguatan kapasitas klub Liga 2 dari aspek teknis dan bisnis.
"Saya menyampaikan gagasan bahwa operator Liga 1 dan Liga 2 harus dipisahkan sebagai peningkatan kualitas kompetisi," jelas La Nyalla.
Sedangkan visi pengembangan sepak bola untuk Liga 3, La Nyalla memiliki tiga poin yang akan menjadi titik tekan saya. Pertama, pengembangan sepak bola berbasis region-based resources.
Kedua, Liga 3 sebagai wadah terbesar pertumbuhan pemain. Terakhir, 10.30 yang artinya, kompetisi 10 bulan, bertanding 30 kali dalam setahun.
"Kami sudah rinci ini semua dengan baik. Semua saya siapkan ini untuk sepak bola Indonesia. Sudah saatnya kembali ke jalurnya lagi."
"Untuk kebijakan strategisnya, tidak jauh berbeda dengan Liga 2 yang mengedepankan Regulasi yang komprehensif serta high performance spesial department, pembedanya hanya manajemen liganya," tukas dia.