Critic Sport

Lebih Baik dari Sepakbola, Bola Voli Tetap 'Dianaktirikan', Salah Siapa?

Kamis, 5 Mei 2016 15:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
© Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Jakarta Electric PLN vs Jakarta Pertamina Energy. Copyright: © Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Jakarta Electric PLN vs Jakarta Pertamina Energy.

Empat tim teratas di klasemen akhir berjuang memperebutkan gelar juara kompetisi bola voli tertinggi Tanah Air untuk kategori putra dan putri di Proliga. Babak final four putaran pertama sendiri berlangsung pada 29 April hingga 01 Mei lalu di GOR Citra Arena, Bandung Jawa Barat. Sedangkan untuk putaran kedua akan bergulir di GOR Among Raga, Yogyakarta, 06-08 Mei mendatang.

Meski telah memasuki babak akhir, namun antusiasme penikmat bola voli di ajang Proliga terihat tak sefantastis para pendukung klub sepakbola. Meski ditayangkan di salah satu stasiunn televisi swasta, namun tetap saja hal tersebut terasa kurang untuk mendongkrak popularitas Proliga.

Mau tak mau harus diakui, minat masyarakat Indonesa terhadap bola voli memang tak sedahsyat antusiasme para pencinta sepakbola. Meski dari segi kompetisi dan prestasi, bola voli lebih baik ketimbang sepakbola Indonesia yang hingga saat ini nasibnya belum jelas akibat pembekuan PSSI oleh pemerintah.

Berbagai faktor disinyalir menjadi penyebab semakin menurunnya antusiasme publik terhadap kompetisi bola voli nasional di level tertinggi. Berikut INDOSPORT merangkum beberapa fakta terkait kompetisi bola voli nasioona, Proliga dan ketertarikan penonton.

5