x

Kalahkan Indonesia di Peringkat FIFA, Papua Nugini Bangun Sepakbola Lewat Kaki-kaki Perempuan

Selasa, 27 Desember 2016 10:48 WIB
Editor: Galih Prasetyo

Wajar memang jika Papua Nugini jarang mendapat sorotan dari banyak pihak terkait perkembangan sepabola mereka. Pasalnya sepakbola bukan olahraga yang populer di masyarakat Papua Nugini. 

Masyarakat Papua Nugini lebih cenderung suka kepada rugby. Rugby mulai dikenal masyarakat Papua Nugini sejak era Perang Dunia II. Australia menjadi negara yang memperkenalkan olahraga ini ke masyarakat Papua Nugini. 

Papua Nugini sendiri baru memiliki federasi sepakbola pada 1962 silam. Setahun setelah berdirinya, Papua New Guinea Football Association, FIFA menerima mereka sebagai anggota. Selang beberapa tahun setelah memiliki federasi, Papua Nugini belajar sepakbola kepada Indonesia, utamanya kepada provinsi Papua. 

Fakta sejarah mencatat pada 1970-an, Tim Nasional Papua Nugini sempat melakukan laga persahabatan dengan Persipura Jayapura. Kala itu, Persipura sukses pecundangi Timnas Papua Nugini dengan skor telak 6-0. 

Bisa dikatakan perkembangan sepakbola di Papua Nugini memang tidak semelesat negara-negara tetangga Indonesia yang lain seperti Malaysia ataupun Singapura. 

Kapuls (julukan bagi Timnas Papua Nugini) bahkan sempat gamang di 2007 sampai 2011 lalu. Pasalnya tidak ada kompetisi yang bergulir di Papua Nugini. Akibatnya Papua Nugini tidak tercatat dalam rangking FIFA di tahun tersebut. 

Papua Nugini akhirnya kembali tercatat di rangking FIFA setelah ikut ambil bagian dari ajang Pacific Games 2011 dan ikut bermain di Piala OFC Nations pada 2012. 

Meski begitu, secara rangking FIFA, Papua Nugini terus alami penurunan setelah di 2012 berada di peringkat 188. Pada 2015 lalu, Papua Nugini kembali berada di peringkat 203. 

Namun di 2016 ini, peringkat Papua Nugini melesat tajam. Mereka kini berada di peringkat 170, satu tingkat di atas Timnas Indonesia. Untuk level klub, Papua Nugini sempat mengirim klub mereka, PRK Hekari United pada ajang Piala Dunia AntarKlub 2010 lalu. 

Apa yang membuat sepakbola Papua Nugini alami perkembangan yang signifikan? Berikut ulasannya untuk pembaca setia INDOSPORT: 


1. Peran Vital Timnas Perempuan

Timnas perempuan Papua Nugini saat melakukan selebrasi usai membobol gawang Fiji.

Pada awal Desember lalu, Papua Nugini baru saja menyelenggarakan event Piala Dunia Perempuan U-20. Cukup mengejutkan memang terpilihnya Papua Nugini sebagai tuan rumah pada event tahunan FIFA tersebut. 

Menariknya terpilihnya Papua Nugini sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Sepakbola perempuan Papua Nugini ternyata memiliki perkembangan yang lebih signifikan. 

Bahkan di level Ocenia, Timnas Perempuan Papua Nugini bisa dibilang sebagai rajanya. Bahkan jika ditilik dari rangking FIFA sejak terpuruk dan berada di peringkat 118, Timnas Perempuan Papua Nugini dalam dua tahun ke belakang tidak pernah terlempar dari peringkat 50. 

Timnas Perempuan Papua Nugini bahkan tercatat tiga kali keluar sebagai runner up di perhelatan Piala OFC. Bibit muda untuk Timnas Perempuan memang jadi salah satu program utama dari federasi sepakbola Papua Nugini. 

Saat jadi tuan rumah di Piala Dunia U-20 lalu, federasi sepakbola Papua Nugini menyeleksi banyak perempuan dari seluruh pelosok Papua Nugini. 

Sejak awal ikut ambil bagian di event tersebut, Timnas U-20 Papua Nugini memang tidak ditargetkan untuk jadi juara, lolos fase grup pun tidak. Pasalnya mereka satu grup dengan raksasa sepakbola perempuan seperti Brasil, Swedia, dan Korea Utara yang akhirnya keluar sebagai juara. 

Dua pemain andalan Timnas Papua Nugini U-20, Nicollete Ageva dan Joy Tsuga bahwa bukan hasil yang mereka kejar namun jadi bagian dari momen kebangkitan dari sejarah sepakbola Papua Nugini. 

"Saya akan terus merasa bangga dan bersemangat karena menjadi bagian dari Timnas ini," kata Ageva seperti dilansir dari situs resmi federasi sepakbola Papua Nugini. 

Sepakbola untuk perempuan memang jadi salah satu program yang tidak hanya dijalankan oleh federasi sepakbola namun juga pemerintah. Bekerjasama dengan banyak pihak luar seperti UNESCO, dan lembaga sosial lainnya, sepakbola jadi alternatif untuk perempuan di Papua Nugini yang dikenal sebagai objek dari kasus kriminal di negara tersebut. 


2. Pesepakbola perempuan sebarkan aura positif

Timnas Papua Nugini U-20 yang berkiprah di Piala Dunia Perempuan U-20.

Saat FIFA mengumumkan peringkat terbaru, peringkat Timnas Papua Nugini melonjak tajam. Jika di 2015 berada di 203, maka di 2016 mereka berada di posisi 170. Sementara untuk level perempuan, posisi Papua Nugini hanya alami peningkatan satu peringkat di posisi 48. 

Pesepakbola perempuan di Papua Nugini memang membawa virus untuk pesepakbola pria. Talenta berbakat lapangan hijau kaum hawa Papua Nugini membuat Timnas Papua Nugini terus berbenah untuk bisa lebih baik. 

Pola sinergis antara kedua Timnas ini pun diciptakan oleh federasi sepakbola Papua Nugini. Dari segi taktis, Timnas Papua Nugini memiliki tingkat produktivitas yang cukup mumpuni. 

Sejak lakoni pertandingan internasional pertama pada 29 Agustus 1963, Timnas Papua Nugini secara presentase rata-rata 2,43 gol per game hingga 2013. Total dari 1963 hingga 2013 lalu, Timnas Papua Nugini telah mencetak 243 gol dan kemasukan 226 gol. 

Untuk mendukung terus Timnas Papua Nugini, pemerintah dan federasi sepakbola Papua Nugini menyokong dari banyak sisi, salah satunya ialah penambahan kapasitas stadion. 

Jika di 2013, Stadion Sir Hubert Murray hanya memiliki 15ribu bangku penonton saat ini stadion yang dibangun pada 1969 ini kini memiliki kapasitas penonton sebanyak 25ribu bangku penonton. 

Dukungan penuh dari pemerintah dan federasi sepakbola serta dari PBB, FIFA, dan UNESCO membuat Timnas Papua Nugini tunjukkan tajinya. Teranyar, Timnas Papua Nugini menang 2-1 atas Malaysia pada Juli lalu.

Bahkan saat kedua tim kembali bertemu pada November lalu, Papua Nugini hanya kalah tipis 1-2. Padahal jika menilik di 2 pertandingan sebelumnya di era 70-an dan 80-an, Papua Nugini jadi bulan-bulanan dari Malaysia. 

Di 15 Februari 1976, Papua Nugini dihancurkan 1-10 oleh Malaysia dan di 04 September 1984 kalah 1-5 pada ajang Turnamen Merdeka. 


3. Kiprah Timnas Papua Nugini

Timnas Papua Nugini.
FIFAPiala Dunia U-20In Depth SportsOFCBola InternasionalPiala Dunia U-20 2017Papua Nugini

Berita Terkini