Kandaskan Brasil, Legenda Inggris Sebut Belgia Diperkuat Monster

Legenda sepakbola Inggris, Rio Ferdinand memberikan apresiasi terhadap penampilan Belgia pada pertandingan perempatfinal Piala Dunia 2018.

Laga hidup mati yang berlangsung Sabtu dini hari (07/07/18) dini hari tadi akhirnya dimenangkan Belgia dan mengandaskan langkah Brasil ke fase selanjutnya.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Kazan Arena itu menyisakan berbagai cerita menarik. Cerita itu salah satunya hadir dari kacamata Rio Ferdinand.

TOP 5 NEWS INDOSPORT: PUTERA MENPORA KENA BOGEM, KETUA PSSI JADI GUBERNUR

Mantan pemain Manchaster United itu menyebut bahwa serangan trio Belgia yakni Romelu Lukaku, Eden Hazard, dan Kevin De Bruyne berhasil memporak-porandakan lini pertahanan Brasil.

Serangan gencar Belgia akhirnya berhasil mengubah skor kacamata menjadi 1-0, dengan gol bunuh diri dari Fernandhinho.

Pada menit ke-31 melalui Kevin De Bruyne, berhasil menambah skor dan stuasi itu bertahan sampai turun minum babak pertama.

Renato Augusto membalaskan satu gol untuk Brasil di menit ke-76 tetapi Belgia mampu bertahan dengan kemanangan 2-1. Kemenangan Belgia tercapai juga berkat kiper Thibaut Courtois yang berhasil menjaga gawangnya dari ketajaman Neymar.

Selain pujian kepada trio pemain depan Belgia, Rio Ferdinand sangat terkesan dengan kontribusi Fellani dari lini tengah pada 45 menit babak pertama berlangsung.

“'Fellaini memiliki pertahanan seperti monster,” kata Ferdinand pada BBC Sport.

Dirinya menambahkan bila Fellaini bak seorang jenderal di lini tengah, dengan memegang bola dan membuat ketiga pemain lainnya leluasa bergerak ketika tengah melakukan penyerangan.

“Saat bola melaju, Fellani  ada di sana untuk menahan bola agar rekan satu tim bergabung dan tiga pemain depan (Lukaku, Eden Hazard dan De Bruyne) memiliki performa yang sempurna.”

Keberhasilan Belgia mengalahkan Brasil membuat mereka nantinya akan melawan Prancis dalam babak semifinal Piala Dunia 2018. Uniknya, Prancis akan melawan legenda mereka, Thierry Henry, yang menjadi salah satu staf kepelatihan Belgia.

Penulis: Dananto Riski