x

5 Fakta Yuli Sumpil, Pentolan Aremania yang Dilarang Masuk Stadion Seumur Hidup

Kamis, 11 Oktober 2018 19:22 WIB
Editor: Rafif Rahedian
Dirigen kebanggaan Aremania, Yuli Sumpil.

INDOSPORT.COM – Dedengkot Aremania, Yuli Sumpil, mendapatkan hukuman berat dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang telah resmi dikeluarkan pada Kamis (11/10/18). Bagaimana tidak, Yuli Sumpil dilarang hadir dalam pertandingan sepak bola seumur hidupnya.

Sanksi tersebut diberikan karena aksi kurang terpujinya yang masuk ke lapangan pada pertandingan panas antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Yuli Sumpil masuk ke dalam lapangan bersama rekannya bernama Fandi.

Dirinya bahkan melakukan provokasi kepada kiper cadangan Persebaya, Alfonsius Kelvan. Yuli Sumpil mencoba untuk memancing emosi Kelvan dengan menabur uang di atas lapangan.

Baca Juga

Yuli Sumpil sendiri memang kerap kali menghiasi pertandingan-pertandingan yang dijalani Arema FC di setiap musimnya. Akan sangat janggal bagi Arema jika tak melihat sosok Yuli Sumpil di pinggir lapangan.

Kali ini INDOSPORT.com pun mecoba untuk membahas fakta-fakta Yuli Sumpil, suporter yang dihukum seumur hidup tak boleh menyaksikan pertandingan sepak bola.


1. Seorang Dirigen

Selebrasi gol Arema Indonesia, Aremania.

Yuli Sumpil merupakan suporter yang sangat fanatik dengan Arema FC yang juga merupakan seorang dirigen Aremania. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Yuli Sumpil tak pernah lelah berteriak di pinggir lapangan untuk Arema FC.

Dipilihnya Yuli Sumpil sebagai dirigen Aremania nyatanya karena dirinya mampu berkomunikasi dengan baik oleh ribuan Aremania dan kemampuannya membangkitkan semangat para suporter. Ia pun punya nilai plus karena memiliki penampilan yang cukup nyentrik.


2. Menahan Lagu Rasis

Yuli Sumpil, dirijen Aremania menyerahkan bantuan hasil dari iuran sukarela Aremania dengan nilai Rp 31 juta

Sebagai seorang dirigen, Yuli Sumpil adalah orang yang akan menentukan lagu mana dan gerakan tubuh apa yang harus dilakukan Aremania di atas tribun. Yuli Sumpil sempat mengatakan bahwa dirinya berusaha keras agar tidak ada lagu rasis ketika laga berlangsung.

"Kita selalu berusaha tidak menyanyikan lagu berirama rasis. Selama suporter lawan tidak memancing lebih dulu, ya kita tidak membalas," ujar pria yang selalu berdiri memimpin suporter dari tribun timur Stadion Kanjuruhan itu.

"Kalau kami fokus saja pada nyanyian untuk mendukung Arema. Tapi, kalau teman-teman ingin bernyanyi yang sedikit provokatif, itu semata-mata untuk menaikkan tensi pertandingan saja," lanjutnya.


3. Ciptakan Lagu untuk Arema

Aremania mendatangi kantor Arema FC.

Yuli Sumpil juga sempat menciptakan lagu untuk dinyanyikan Aremania di setiap pertandingan yang dijalani Singo Edan. Lagu tersebut diciptakan khusus untuk menjalani ISL 2015 lalu.

Lagu tersebut diciptakan agar para pemain, pelatih dan manajemen Arema FC tahu perjuangan para suporter. Karena menurutnya jiwa, harta dan nyawa dikhususkan untuk tim yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan tersebut


4. Dinilai Mirip dengan Young Lex

Young Lex

Penampilan Yuli Sumpil nyatanya dinilai mirip dengan penyanyi rap Indonesia, Young Lex. Kemiripan itu hadir karena keduanya memiliki sikap yang kontroversial dan kerap kali mengeluarkan kata-kata kasar dalam setiap aksinya.

Namun, sosok Yuli Sumpil tidak dibenci oleh sejumlah Aremania. Hal tersebut berbanding terbalik dengan aksi Young Lex yang kerap kali dibenci oleh netizen Indonesia.

Kesamaan lainnya adalah Yuli Sumpil dan Young Lex sama-sama memiliki jiwa seni dalam menciptakan sebuah lagu. Namun bedanya, lagu yang diciptakan Yuli Sumpil tidak diniatkan untuk komersial.


5. Dijadikan Penelitian Skripsi

Dirigen kebanggaan Aremania, Yuli Sumpil.

Sosok Yuli Sumpil nyatanya pernah diteliti oleh salah satu mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya bernama Ayub Dahana. Mahasiswa itu mencoba untuk membahas ‘Kompetensi Komunikasi Yuli Sumpil dalam Memimpin Kelompok Suporter Aremania’, begitu judul skripnya.

Dalam penelitiannya itu, hadir dua faktor mengapa Yuli Sumpil sukses memimpin ribuan Aremania. Pertama, faktor internal mengenai kemampuan Yuli Sumpil beradaptasi, melakukan pembicaraan, mengatur pembicaraan, menunjukkan empati, berbicara secara efektif dan mendapat kelayakan.

Baca Juga

Kedua, faktor penerimaan/kesepakatan dari khalayak tersebut. Sehingga, dalam konteks komunikasi publik yang bersifat informal maka kompetensi komunikasi tidak bisa dilepaskan dari faktor penerimaan oleh publiknya.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lain Serta Serba-serbi Liga 1 di INDOSPORT.COM.

AremaniaKomisi Disiplin PSSILiga IndonesiaArema FCLiga 1TRIVIAYuli Sumpil

Berita Terkini