x

3 Nasib Miris Klub Liga 3 Persibara Banjarnegara di Musim 2018

Senin, 17 Desember 2018 17:39 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Isman Fadil
Tiga nasib apes klub Liga 3 Persibara Banjarnegara di musim 2018

INDOSPORT.COM - Salah satu klub sepak bola nasional Liga 3 Persibara Banjarnegara di musim 2018 mengalami sejumlah nasib miris. Terdapat tiga permasalahan yang dihadapi.

Klub yang lahir pada 1989 lalu ini pada awal musim mencanangkan untuk bisa promosi ke Liga 2 2019 mendatang. Dengan promosi nama Banjarnegara semakin terangkat.

Menjalani kompetisi dari lingkup regional, Persibara Banjarnegara tampaknya tak bisa berbuat banyak. Karena mereka gagal untuk melaju ke babak 64 besar Liga 3 2018.

Baca Juga

Kegagalan Persibara Banjarnegara tak hanya sampai disitu saja. Kali ini mereka tengah dihadapkan gagal menggelar pertandingan di Piala Indonesia 2018/2019.

Dengan problematika yang ada membuat INDOSPORT.com menelusuri sejumlah masalah yang membuat nasib Persibara Banjarnegara tengah mengalami fase miris.


1. 1. Ditipu Mafia

Komentar mantan manjer Persibara tentang Piala Indonesia 2018

Pada ajang Piala Indonesia 2018/2019 dimana laga Persibara vs PSS Sleman di Stadion Sumitro Kolopaking, Banjarnegara semula dimainkan pada 21 Desember tetapi mundur menjadi 28 Desember 2018.

Kepastian tersebut pertama kali diketahui melalui komentar eks manajer Persibara, Lasmi Indaryani di media sosial Instagram pribadinya.

Lasmi menyebutkan jika timnya saat ini tak ingin tampil di Piala Indonesia 2018/2019 lantaran kekurangan anggaran. Hal ini diduga karena mafia sepak bola.

Baca Juga

"Pertandingan yang ditunggu tapi lebih banyak kerugian untuk Banjarnegara buat apa? Awalnya kami tak mau ikut Piala Indonesia karena mau fokus ingin naik kasta, kami sudah sampaikan ke Asprov jika anggaran Banjarnegara terbatas." tulis Lasmi menanggapi pertanyaan netizen, Minggu (16/12/18).

Lebih lanjut Lasmi mengaku kalau Persibara sedang berduka usai ditipu mafia. Karena uang pembinaan Rp40 juta untuk laga kandang dan Rp60 juta bagi laga tandang tak kunjung diterima.

"Awal saya tak paham sepak bola. Tapi kalau masih banyak mafia bola berkeliaran tidak ditindak tegas, Ronaldo pun jadi bermain di Persibara, kami tetap tidak akan naik kasta," tutur Lasmi.


2. 2. Dipalak Asprov PSSI

Ilustrasi PSSI

Lebih lanjut eks Ketua Askab PSSI Banjarnegara Budhi Sawono mengaku kesal dengan Asprov PSSI Jawa Tengah karena sering memalak Persibara Banjarnegara, yang sedang berjuang di Liga 3 2018.

Persibara kerap diminta untuk menyetor uang senilai Rp100 juta setiap pertandingan kepada terduga Asprov PSSI Jawa Tengah. Hal ini demi menjamin Persibara di Liga 3 2018.

"Main kalau menang mesti bayar. Kalau menang harus setor Rp100 juta. Bukti transfernya ada semua. Bahkan nominalnya semakin bertambah seiring Persibara melangkah," kata Budhi, Senin (10/12/18) lalu.

Baca Juga

Lebih lanjut Budhi mengungkapkan kalau sebenarnya Liga 3 provinsi Jawa Tengah sudah sejak awal musim beredar rumor pengaturan skor pertandingan (match fixing) sepak bola.

"Rumor terkait pengaturan skor ini memang benar adanya. Khususnya di Jawa Tengah," jelas Budhi, seperti dikutip detikSport, yang mengundurkan diri dari Ketum Askab PSSI Banjarnegara ini.

Insiden ini membuat Budhi membentuk tim untuk melaporkan kepada dewan pengawas pusat PSSI. Hal ini demi menyelamatkan sepak bola nasional.


3. 3. Ditinggal Sang Manajer

Eks manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani (kanan).

Sempat dijanjikan oleh mafia sepak bola kalau Persibara Banjarnegara akan lolos ke Liga 2 2019 dengan mulus, tetapi ditolak oleh manajer tim Lasmi Indaryani, karena diminta setor uang ratusan juta.

Buntut dari kekecewaan pada dunia sepak bola Indonesia, Lasmi memilih untuk mundur dari jabatan manajer Timnas Putri Indonesia U-16 dan pengurus Asprov PSSI Jawa Tengah. Tetapi tetap berusaha berkontribusi dalam dunia olahraga Banjarnegara.

Baca Juga

"Awalnya kami buta soal sepak bola. Tetapi kalau dengar soal mafia sepak bola, ya dengar. Namun kami benar-benar shock usai mengalaminya. Ternyata sangat parah. Jadi kami memilih mundur," tegas Lasmi dinukil Kompas, Jumat (30/11/18) lalu.

Tetapi Lasmi tetap berjanji akan memajukan dunia olahraga, termasuk sepak bola di Banjarnegara dengan caranya sendiri. Lasmi tak akan terjun lagi menangani klub sebelum para mafia sepak bola hilang dari Indonesia.

Terus Ikuti Update Liga 3 2018 dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.

Mafia SepakbolaMafia OlahragaPengaturan Skor Pertandingan (match fixing)In Depth SportsLiga Indonesia

Berita Terkini