3 Alasan Formasi 3-5-2 Harus Digunakan Solksjaer di Debutnya dengan Manchester United

INDOSPORT.COM - Klub sepak bola asal Inggris, Manchester United, telah menunjuk nama pelatih baru yang bakal membesut tim berjuluk Setan Merah tersebut mengarungi sisa musim di Premier League Inggris 2018/2019 selepas didepaknya Jose Mourinho pada tengah pekan ini.

Nama yang ditunjuk oleh Chairman Manchester United, Ed Woodward, tersebut adalah mantan pesepakbola Norwegia yang dahulu juga merupakan penggawa Manchester United di periode 1997-2007 lalu,  Ole Gunnar Solskjaer. 

Sejumlah pihak pun menilai, pergantian tampuk kepelatihan dari tangan Mourinho ke Solskjaer bisa menjadi angin segar bagi kubu Manchester United. 

Pasalnya, pengetahuan Solskjaer akan budaya permainan Manchester United terbilang mumpuni lantaran dirinya telah menempuh masa bakti yang terbilang lama untuk The Red Devils. 

Namun, hal ini dirasa tetap akan menjadi bumerang bagi Solskjaer jika pelatih 45 tahun tersebut gagal mengoptimalkan kinerja United dari segi formasi, terlebih pada debut kepelatihannya bersama Manchester United yang berlangsung pada Minggu (23/12/18) dini hari WIB nanti. 

Sebagaimana diketahui, di bawah asuhan Mourinho, Manchester United lebih sering menerapkan formasi 4-3-3 atau 4-5-1 yang terbukti tidak begitu ampuh di musim ini. 

Dengan demikian, Solskjaer dinilai perlu untuk mencari alternatif lain dalam hal formasi. 

Formasi 3-5-2 pun dinilai sebagai opsi yang tepat untuk diterapkan Solskjaer, terutama guna memberikan kesan pertama yang baik di hadapan petinggi United di laga melawan Cardiff akhir pekan nanti. 

Dilansir dari portal berita olahraga Sportskeeda, berikut INDOSPORT rangkum tiga alasan Solskjaer harus menggunakan formasi 3-5-3 di laga perdananya bersama Mancehster United.   

1. 1. Memanfaatkan Kualitas Para Pemain Bertahan

Komposisi empat pemain bertahan yang diterapkan Mourinho musim 2018/19 terbukti tidak berpengaruh banyak untuk kemenangan Manchester United.

Oleh sebabnya, Manchester United dinilai perlu untuk menerapkan efisiensi pada lini pertahanannya dengan cukup hanya memainkan tiga pemain bertahan yang memang terbukti kualitasnya untuk Setan Merah, seperti halnya Chris Smalling, Eric Bailly, dan Lindeloff, atau Phil Jones.

Dengan skema demikian, United dinilai akan mampu menyajikan pertahanan ekstra untuk menutup celah menembak lawan seperti yang terjadi lewat gol Xherdan Shaqiri pada laga kontra Liverpool, Minggu (16/12/18) lalu.

2. 2. Memastikan Lebar dan Potensi Lini Tengah

Manchester United dikenal memiliki para pemain dengan pergerakan cepat dengan kapasitas yang mumpuni untuk melepaskan umpan ke kotak penalti, seperti halnya Ashley Young.

Selain itu, sejumlah pemain belakang Manchester United seperti Antonio Valencia dan Luke Shaw juga diketahui punya kapasitas untuk bermain sebagai winger dan telah sangat baik mengemban peran tersebut.

Dengan sumberdaya seperti itu, dirasa perlu bagi Manchester United untuk mengoptimalkan potensi lini tengahnya dan mengisinya dengan lima pemain.

3. 3. Menyandingkan Lukaku dengan Striker Lincah

Torehan gol Romelu Lukaku memang terbilang memuaskan bagi kubu Manchester United dengan total 6 gol dari 22 laga yang dijalaninya.

Namun tidak dapat dipungkiri, Lukaku punya pergerakan yang lambat untuk ditempatkan sendirian di mulut gawang lawan.

Untuk masalah ini, Manchester United dinilai perlu menyandingkan Lukaku dengan striker yang punya pergerakan lebih lincah dan cepat untuk menyambar bola liar di kotak penalti lawan.

Sejumlah opsi pun datan untuk United dalam hal ini yakni dengan memainkan Anthony Martial atau Marcus Rashford yang cenderung lebih lincah dan cepat daripada si striker utama, Lukaku.