Liga 1: Imbang Lawan Persela, Robert Alberts Tetap Apresiasi Persib
INDOSPORT.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, tetap mengapresiasi kerja keras yang ditampilkan oleh anak asuhnya pada pertandingan pekan ke-27 Liga 1 2021-2022 menghadapi Persela Lamongan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat (25/02/22).
Menurut pelatih asal Belanda ini, pada pertandingan tersebut anak asuhnya sudah berusaha menampilkan permainan terbaiknya, meskipun kondisi kebugaran mereka belum 100 persen lantaran jeda pertandingan yang cukup singkat.
Sebagai informasi, Persib hanya memiliki waktu dua hari untuk recovery dan persiapan untuk menghadapi Persela, setelah berhadapan dengan PSM Makassar, Selasa (22/02/22). Sementara itu, tim lawan melakoni pertandingan pekan ke-26 menghadapi Barito Putera, Jumat (18/02/22).
Ditambah lagi pada pertandingan tersebut, kondisi lapangan di guyur hujan, sehingga anak asuhnya harus bekerja lebih keras lagi dan pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1.
"Tapi kami sudah berusaha, pemain tetap mencoba bermain dengan maksimal dengan kaki yang lelah," kata Robert Alberts saat konferensi pers secara virtual setelah pertandingan.
Robert Alberts menambahkan, dua gol pada pertandingan tersebut tercipta berawal dari bola mati. Karena, baik Persib maupun Persela tidak dapat memanfaatkan peluang terbuka yang didapat menjadi gol.
1. Sempat Bahas Penalti
Gol Persib sendiri pada pertandingan tersebut, dicetak oleh David da Silva di menit 67 memanfaatkan umpan dari tendangan sudut Zalnando, sedangkan gol Persela, disumbangkan oleh Rahel Radiansyah menit 56.
"Pada akhirnya, Lamongan bisa mendapat gol keberuntungan. Umpan panjang lalu ada bola rebound dari situasi bola mati. Kami juga sama-sama mendapat gol keberuntungan itu dari set piece," ungkapnya.
"Sedangkan kedua tim gagal memanfaatkan peluang terbuka yang dimiliki yang seharusnya menjadi gol penentu," ujar Robert Alberts menambahkan.
Pada pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut, Robert Alberts sedikit memberikan kritik kepada kepemimpinan wasit.
Pasalnya, dia menilai timnya seharusnya mendapatkan penalti, namun wasit yang bertugas menganggap tidak ada pelanggaran yang terjadi di dalam kotak penalti.
"Dan pada akhirnya, kami juga seharusnya mendapatkan penalti tapi ditolak oleh wasit," jelas Robert Alberts.