x

Kerap Gugur, 3 Regulasi Baru yang Bisa Diterapkan Liga 1 Agar Klub Indonesia Tangguh di Piala AFC

Jumat, 26 Agustus 2022 20:05 WIB
Editor: Subhan Wirawan
Tiga regulasi baru yang mungkin bisa coba diterapkan Liga 1 Indonesia agar klub-klub Tanah Air yang tampil di Piala AFC bisa semakin tangguh.

INDOSPORT.COM – Tiga regulasi baru yang mungkin bisa coba diterapkan Liga 1 Indonesia agar klub-klub Tanah Air yang tampil di Piala AFC bisa semakin tangguh dan dapat melangkah lebih jauh.

Seperti diketahui, pada gelaran Piala AFC 2022 ini, satu-satunya wakil Indonesia yang masih tersisa yakni PSM Makassar harus tersingkir dari babak final zona ASEAN.

Baca Juga

Menghadapi wakil Malaysia, Kuala Lumpur City di stadion KLFA pada Rabu (24/08/22) lalu. pasukan Bernardo Tavares tumbang dengan skor akhir 5-2.

Bermain di depan pendukung sendiri, Kuala Lumpur City sudah berhasil menjebol gawang PSM lewat aksi Romel Morales pada menit ke-33’.

Jelang babak pertama berakhir, Kuala Lumpur City mampu menggandakan keunggulan lewat tembakan Jordan Mintah. Skor 2-0 bertahan hingga jeda turun minum.

Baca Juga

Selepas jeda, tak butuh waktu lama untuk tuan rumah kembali memperbesar kedudukan melalui eksekusi penalti Paulo Josue.

Tertinggal tiga gol, PSM Makassar sempat mengejar dan mencetak dua gol melalui aksi Yakob Sayuri dan Akbar Tanjung.

Namun sayang, brace dari Paulo Josue serta penalti kedua yang dilesakkan Hadin Azman membuat PSM telan kekalahan dengan skor 5-2.

Baca Juga

Dengan hasil ini, membuat Liga Indonesia kembali gagal mengirimkan wakilnya ke partai puncak gelaran Piala AFC.

Sepanjang sejarahnya, hanya Persipura yang mampu melangkah paling jauh yakni babak semifinal Zona Asia pada tahun 2014 silam.

Selain faktor internal klub, sejatinya ada peran dari kompetisi yang bisa membantu langkah para wakil Indonesia melaju lebih jauh di Piala AFC.

Berikut INDOSPORT coba merangkum tiga regulasi baru yang mungkin bisa dicoba Liga 1 untuk membantu klub Indonesia tampil perkasa di Piala AFC:


1. Penambahan Pemain Asing

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares (tengah), saat menghadiri sesi prematch jelang lawan Arema FC di Liga 1. Foto: Adriyan Adirizky/INDOSPORT.

Regulasi pertama adalah penambahan pemain asing. Seperti diketahui, bahwa klub Liga 1 di musim ini hanya boleh berisikan empat pemain asing.

Rinciannya adalah 3 pemain asing dari berbagai negara, ditambah satu pemain dari Kawasan zona Asia.

Baca Juga

Jika berkaca dari liga tetangga, jumlah tersebut masih terbilang kecil terutama untuk Liga Malaysia yang baru saja mengalahkan PSM.

Tercatat, di Liga Malaysia musim ini menggunakan lima pemain asing dengan rincian tiga pemain dari negara bebas, satu pemain dari negara Asia serta satu dari kawasan ASEAN.

Jumlah tersebut belum termasuk para pemain keturunan serta naturalisasi yang terlihat sangat banyak di skuat Kuala Lumpur City kemarin.

Baca Juga

Saat hadapi PSM di Piala AFC, diketahui Kuala Lumpur City memainkan 6 pemain asing serta keturunan dalam starting line up mereka. Berbanding terbalik dengan PSM yang cuma memaksimalkan tiga penggawa asingnya.

Andai memiliki banyak pemain asing, mungkin saja PSM serta klub Liga 1 lain yang tampil di kompetisi Piala AFC bisa berikan perlawananan lebih dan melangkah lebih jauh.

Bahkan Liga Thailand yang sudah bisa mengirimkan satu wakil lolos ke putaran final Liga Champions Asia, diketahui memakai 8 hingga 9 pemain asing untuk musim ini.

Baca Juga

Penggunaan Wasit Berkualitas
Berikutnya adalah peraturan untuk meningkatkan kualitas wasit. Faktor pengadil lapangan memang sedikit banyak berpengaruh terhadap penampilan klub-klub Liga 1 Indonesia di kompetisi Piala AFC.

Pasalnya, dengan kepemimpinan wasit yang kurang baik di Liga 1, bisa berimbas pada kebiasaan pemain Indonesia yang kerap melakukan pelanggaran sia-sia di kompetisi AFC.

Baca Juga

Faktor kepemimpinan wasit memang pernah disinggung pelatih PSM, Bernardo Tavares.

Menurut sang pelatih, anak asuhnya kerap melakukan pelanggaran yang dianggap tidak berbuah kartu (di Liga 1), tetapi sejatinya hal tersebut merupakan pelanggaran di ajang internasional.

Imbasnya, beberapa pemain PSM kerap mendapat hukuman kartu kuning di Piala AFC, bahkan berujung pelanggaran penalti dan merugikan skuat Juku Eja.

Dengan meningkatkan kualitas wasit atau mungkin memakai jasa wasit asing di Liga 1, kualitas permainan pemain Liga Indonesia bisa semakin membaik dan saat tampil di ajang Piala AFC tidak lagi melakukan pelanggaran sia-sia.


2. Kelonggaran Jadwal Untuk Wakil Liga 1 di AFC

Pertandingan antara PSM Makassar vs Arema FC di laga BRI Liga 1.

Peraturan terakhir adalah pelonggaran jadwal untuk para wakil Liga 1 di ajang Piala AFC.

Seperti diketahui, PSM Makassar di gelaran AFC tahun ini terbilang memiliki jadwal cukup padat jelang hadapi Kuala Lumpur City.

Baca Juga

Sebelum bertemu Kuala Lumpur City, skuat PSM Makassar hanya memiliki waktu istirahat selama empat hari, belum termasuk masa recovery pasca laga serta waktu rehat saat bertandang ke Malaysia.

Praktis waktu istirahat bersih PSM hanya sekitar 2-3 hari. Sangat berbanding terbalik dengan Kuala Lumpur City yang punya masa jeda selama enam hari.

PSM sendiri sejatinya sudah mendapat kelonggaran jadwal Liga 1 dengan menunda partai pekan keenam kontra Barito Putera.

Akan tetapi jika dilihat dari kubu Kuala Lumpur City, pihak Liga Malaysia tampaknya berikan kelonggaran sangat luas untuk tim-tim yang mentas di AFC.

Terbukti, sepanjang bulan Agustus ini pihak Liga Malaysia berikan Kuala Lumpur City berikan dua laga tunda dan membuat skuat Bojan Hodak punya waktu lebih lama untuk mempersiapkan tim.

Andai klub Liga 1 juga berikan laga tunda sama banyaknya dengan pihak Liga Malaysia, mungkin saja klub-klub Liga Indonesia bakal berikan perlawananan di ajang Piala AFC.

PSM MakassarPiala AFCLiga 1One Football

Berita Terkini