x

Andai Resmi Gantikan Inzaghi, 3 Kelemahan Terbesar Inter Milan yang Harus Segera Diperbaiki Thomas Tuchel

Rabu, 21 September 2022 04:32 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
Thomas Tuchel melakukan selebrasi pada laga melawan Lille OSC di Stade Pierre Mauroy,(14/04/19). Jean Catuffe/Getty Images

INDOSPORT. COM - Andai Thomas Tuchel resmi menggantikan Simone Inzaghi, ia tentu harus bekerja cepat dalam memperbaiki segala kelemahan Inter Milan.

Kiprah Inter Milan racikan pelatih Simone Inzaghi di awal musim 2022/23, terlihat kurang menjanjikan.

Paling mudah, bisa kita lihat dari tabel klasemen sementara Liga Italia 2022/23 yang sudah berjalan tujuh pekan.

Baca Juga

Inter sejauh ini cuma bisa menduduki peringkat tujuh, dengan koleksi 12 poin, hasil empat menang dan tiga kali kalah.

Kekalahan teranyar Nerazzuri bahkan baru terjadi akhir pekan kemarin, kala bertandang ke markas Udinese dalam laga pekan ke-7.

Bermain sebagai tim tamu, Inter sebenarnya sudah unggul sejak menit ke-5 lewat gol Nicolo Barella.

Namun Udinese mampu memaksimalkan sisa waktu pertandingan yang panjang untuk mencetak tiga gol, sekaligus membalikkan keadaan menjadi 3-1.

Akibat hasil tersebut, isu manajemen Inter bakal mendepak Inzaghi dari kursi kepelatihan, kembali berhembus kencang.

Nama Thomas Tuchel, eks pelatih Chelsea yang kini sedang menganggur, lagi-lagi muncul sebagai kandidat terdepan calon pengganti Inzaghi.

Jika nantinya benar Tuchel yang menggantikan Inzaghi, ia jelas wajib membenahi berbagai kekurangan di skuat Inter.

Setidaknya, ada tiga kelemahan terbesar Inter yang patut diberi perhatian lebih oleh tangan dingin Tuchel.


1. 1. Lini Pertahanan

Ekspresi lemes para pemain Inter Milan usai gawangnya dibobol oleh Bayern Munchen di Liga Champions.

Kinerja lini pertahanan Inter Milan di bawah arahan Simone Inzaghi, terlihat menjadi salah satu kelemahan terbesar tim saat ini.

Fakta demikian bisa dengan mudah dilihat dari catatan Inter dalam mengarungi tujuh pekan awal Liga Italia musim 2022/23.

Memainkan tujuh laga, jala gawang Nerazzuri sudah 11 kali merasakan dibobol oleh pemain-pemain lawan.

Baca Juga

Torehan tersebut bahkan jadi yang terbanyak di antara tim-tim 10 besar papan atas klasemen sementara Liga Italia.

Kalau berkaca kepada rangkuman data versi situs Whoscored, performa lini belakang Inter diselimuti sejumlah catatan negatif.

Pertahanan Inter dinilai amat kesulitan untuk menangkal strategi serangan balik dari kubu lawan.

Pemain-pemain belakang Inter juga kerap menciptakan kesalahan individu yang membuat tim mudah kebobolan.

Skema bertahan Inter dalam mencegah lawan melepaskan tendangan jarak jauh berbahaya, ikut masuk ke deretan catatan negatif.

Paling parah, lini belakang Nerazzuri sering lengah ketika sudah unggul, sehingga kubu lawan bisa membalikkan keadaan.

2. Mental Bertanding Menghadapi Laga Besar

Aksi Milan Skriniar melakukan tackel untuk menghentikan bola dan laju penyerang AC Milan, Rafael Leao.

Mental bertanding Inter Milan di awal musim 2022/23, terlihat begitu lemah setiap kali harus menghadapi laga besar.

Catatan demikian bisa terlihat jelas dari empat kekalahan yang sudah diderita Inter dalam berbagai ajang.

Di Liga Italia, Inter sudah memainkan tujuh laga, yang mana mereka kalah tiga kali saat berjumpa tim-tim kuat, seperti Lazio, AC Milan, dan terakhir Udinese.

Padahal dalam empat laga sisanya, Inter selalu berhasil menang, tapi itu karena jumpa tim yang relatif lebih lemah.

Kondisi seperti ini ternyata turut menghiasi kiprah Inter ketika berlaga di pentas Liga Champions 2022/23.

Matchday pertama Grup C jumpa tim kuat asal Jerman, Bayern Munchen, Inter yang bermain di rumah sendiri malah menyerah 0-2.

Sementara pada matchday kedua, Inter yang menjalani laga tandang kontra tim lebih lemah, Viktoria Plzen, berhasil memenangkan laga 2-0.


2. 3. Nihil Pemain Berjiwa Pemimpin

Pemain Inter Milan Edin Dzeko merayakan gol pertamanya bersama Joaquin Correa REUTERS-David W Cerny

Kelemahan terbesar Inter Milan lainnya yang patut dibenahi segera oleh Thomas Tuchel, adalah ketiadaan pemain berjiwa pemimpin.

Jurnalis Italia, Matteo Marani, memperhatikan betul mengenai kelemahan Inter di bawah asuhan Inzaghi tersebut.

Marani bahkan berani membanding-bandingkan kinerja skuat Inter yang sekarang, dengan masa kepelatihan Antonio Conte dulu.

Baca Juga

“Kesan yang saya dapatkan saat melihat Inter, adalah bahwa ada kekosongan kepemimpinan,” ujar Marani dilansir dari Sempreinter.

“Tim ini, yang di masa Conte memiliki sesuatu yang istimewa yang memungkinkan mereka mengatasi kesulitan, dan yang juga musim lalu memiliki kesadaran dan kepercayaan diri, sekarang terlihat lebih gugup,” tambah Marani.

Mungkin nihilnya pemain berjiwa pemimpin, yang berdampak kepada kelemahan terbesar Inter sebelumnya, yakni soal mental bertanding.

Andai Thomas Tuchel benar menggantikan Inzaghi, ia rasanya harus memberikan perbaikan tak cuma dari segi teknis, melainkan juga psikologis.

Inter MilanThomas TuchelSimone InzaghiLiga Italia

Berita Terkini