x

Hindari Cedera Saat Lakukan Angkat Berat, Berikut Tips dari Peraih Medali Olimpiade

Rabu, 5 Oktober 2016 11:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo

Atlet angkat besi Armenia, Andranik Karapetyan menjadi salah satu saksi dan bukti nyata bahwa cabor tersebut memang cukup ekstrem jika dilakukan orang awan bahkan atlet profesioanal sekalipun. Andranik mengalami cedera yang mengerikan saat gagal melakukan angkatan di Olimpiade 2016.

Lifter 21 tahun itu memelintir tangannya saat mencoba mengangkat beban seberat 195 kilogram. Juara Eropa yang turun di kelas 77 kilogram tersebut mengalami dislokasi (cedera pada sendi) siku, saat sedang berkompetisi untuk kategori angkatan clean and jerk.

Oleh karenannya, seorang lifter atau atlet angkat besi harus benar-benar memperhatikan beberapa hal yang cukup vital sebelum melakukan angkatan. Persiapan fisik hingga feeling atau firasat bisa menentukan berhasil atau tidaknya mengangkat beban ratusan kilogram tersebut.

Berikut INDOSPORT mencoba mengulas tips dan trik sederhana dari peraih medali cabor angkat besi di ajang Olimpiade: 


1. Lakukan Pemanasan dan Latihan yang Cukup

Tim Angkat Besi menjalani latihan di cape town, Afrika Selatan.

Sebelum mulai beraktifitas atau berolahraga seseorang sangat disarankan untuk melakukan stretching (peregangan) di mana merupakan latihan fisik yang merengangkan sekumpulan otot agar mendapatkan otot yang elastis dan nyaman (bisa juga dilakukan sesudah olahraga atau biasa dicebut cooling down atau pendinginan).

Hal itu pula menjadi menu wajib bagi seorang lifter sebelum menjalani latihannya. Pemanasan akan membantu melenturkan otot-otot sehingga siap untuk bekerja, sementara untuk menguatkan otot tersebut seorang atlet harus rutin melakukan latihan fisik.

“Sebelum melai berolahraga atau mengangkat beban, atlet harus melakuakan stretching atau pemanasan yang cukup sebelum berlatih. Itu untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya cedera,” ujar Triyatno peraih medali perak Olimipade 2012 lalu, di cabor angkat besi.  

“Di sini kita juga harus latihan untuk menguatkan otot-otot, baik kaki maupun tangan, untuk upper body maupun lower body, seperti melakukan sit up, push up dan lainnya,” sambung lifter 28 tahun tersebut.


2. Gunakan Alat Penunjang yang Safety

Sabuk yang dipakai lifter putra Indonesia M. Furqon membantu menghindarkan dari cidera.

Dalam olahraga angkat besi, ada dua jenis angkatan yang mesti dilakukan oleh seorang atlet. Pertama adalah angkatan Snatch atau jenis angkatan langsung tanpa jeda, di mana atlet harus mengangkat beban dari lantai tanpa boleh menekuk lutut sampai kedua tangan mengangkat beban (barbel) lurus di atas kepala dengan posisi berdiri sempurna beberapa detik, sampai juri membunyikan bel tanda angkatan sah.

Kedua adah jenis angkatan Clean and Jerk  dimana seorang atlet harus mengangkat beban dari lantai sampai batas dada dengan posisi jongkok. Setelahnya jeda sebentar untuk mengambil ancang-ancang, atlet kemudian mengangkat barbel sampai kedua tangan lurus di atas kepala, dengan posisi berdiri sempurna beberapa detik, sampai juri membunyikan bel tanda angkatan sah.

Dengan tipe angkatan dan beban yang beratnya bisa mencapai ratusan kilogram maka penting bagi seorang atlet angkat besi untuk melengkapi dirinya dengan peralatan yang aman dan memenuhi standar.

Dalam hal ini dibutuhkan sepatu khusus dan sabuk (power belt)  berfungsi menopang tulang belakang dan perut pada saat melakukan angkatan yang super berat.

‘Di angkat besi sangat penting untuk memakai sepatu khusus untuk membantu menopang berat badan. Selain itu, ada juga sabuk untuk menghindari cidera pinggang.  Kalau untuk perumpuan sabuk tersebut juga untuk membantu menjaga bagian perut, karena cukup rawan untuk mereka,” jelas Triyatno kepada INDOSPORT.


3. Gunakan Feeling, dan Ambil Posisi Ternyaman

Lifter putra Indonesia Triyatno menyarankan agar mengambil posisi ternayaman sebelum melakukan angkatan.

Karena masuk ke olahraga yang bisa di bilang ekstrim, maka disarankan untuk selalu menjaga keselamatan selama melakukan angkat berat. Oleh karenanya pemula dianjurkan untuk melakukan latihan secara bertahap sesuai instruksi yang diberikan pelatih atau instruktur.

Pemula dalam bidang angkat berat pertama-tama harus meningkatkan kekuatan sebelum melakukan latihan yang berat jika tidak ingin mendapatkan cedera serius. Hal berbeda juga dinilai tidak berbeda dengan atlet professional.

Seorang lifter harus bisa memiliki feeling atau taksiran berapa kilogram beban yang akan diangkat. Biasanya hal tersebut sudah sering dilatih dan ditargetkan bersama pelatih.

“Yang cukup penting juga adalah seperti feeling atau taksiran angkatan, karena kita harus sesuai target juga. Harus ada latihan secara terus menerus untuk ukuran angkatan sehingga bisa tahu kekuatan kita,” terang Triyatno, lifter andalan Indonesia yang telah meraih dua medali di Olimpiade.

“Dan paling penting juga adalah posisi kita. Usahakan stabil dan senyaman mungkin karena bisa membantu kuda-kuda kita,” tandas pria asal Lampung, Sumatera itu.

TriyatnoAngkat BesiAsk the ExpertTips dan Trik

Berita Terkini