x

Laurel Hubbard, Atlet Transgender Pertama yang Bakal Berpartisipasi di Olimpiade

Kamis, 6 Mei 2021 19:36 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor:
Laurel Hubbard, atlet transgender pertama yang akan berpartisipasi di Olimpiade.

INDOSPORT.COM – Atlet angkat besi asal Selandia Baru, Laurel Hubbard akan menjadi transgender pertama yang bakal berpartisipasi di ajang Olimpiade.

Laurel Hubbard sendiri merupakan atlet berusia 43 tahun dan terlahir sebagai seorang laki-laki. Namun pada usia sekitar 30 tahun, ia memutuskan untuk menjadi seorang perempuan.

Hubbard akan menjadi atlet angkat besi tertua dan transgender pertama yang akan tampil di ajang Olimpiade Tokyo pada akhir Juli mendatang.

Baca Juga
Baca Juga

Selain itu Hubbard dianggap telah memenuhi persyaratan untuk berkompetisi di kategori wanita karena telah menunjukkan kadar testosteron di bawah ambang batas yang disyaratkan Komite Olimpiade Internasional.

Laurel Hubbard yang saat ini berada di peringkat ke-16 dunia itu berambisi menjadi salah satu wakil kontingen Selandia baru dan berjuang di kategori putri +87 kg di Olimpiade Tokyo.

Baca Juga
Baca Juga

Komite Olimpiade Selandia Baru (NZOC) sendiri menganngap Hubbard telah memenuhi syarat di bawah aturan yang diubah akan dinilai serta keputusan akan dibuat oleh Federasi Angkat Besi Internasional dalam beberapa minggu mendatang.

“Kontingen Selandia Baru memiliki budaya kepedulian yang kuat dan inklusi serta rasa hormat untuk semua. Kami berharap dapat mendukung semua atlet yang dipilih untuk menjadi perwakilan di Tokyo 2020,” rilis NZOC, dilansir dari Daily Telegraph.


1. Picu Kontroversi

Laurel Hubbard, atlet transgender pertama yang akan berpartisipasi di Olimpiade.

Tentu kabar ini membuat Laurel Hubbard menjadi sorotan, dan berpotensi mengundang perdebatan tentang keputusan untuk mengizinkan seorang transgender berpartisipasi di ajang pesta olahraga terbesar di dunia sekelas Olimpiade Tokyo Juli nanti.

Pasalnya, sejumlah pihak menyatakan bahwa keputusan tersebut tak adil, dengan Hubbard akan diuntungkan karena ia memiliki energi seorang atlet pria.

Sementara itu pada tahun 2015, IOC mengeluarkan pedoman baru yang memungkinkan transgender untuk berkompetisi dalam kategori wanita asalkan kadar testosteron mereka di bawah 10 nmol per liter.

Atau setidaknya selama 12 bulan sebelum kompetisi pertama mereka,aturan yang juga diikuti oleh Federasi Angkat Besi Internasional.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan wanita transgender mempertahankan keunggulan atletik dibandingkan cisgender mereka bahkan setelah setahun menjalani terapi hormon.

Hubbard diketahui sempat mengikuti kompetisi angkat besi pria sebelum bertransisi pada tahun 2013 tetapi tidak bersaing secara internasional.

Lalu ia pernah meraih medali emas di Pacific Games 2019 di Samoa, di mana ia mengalahkan juara Commonwealth Games Samoa Feagaiga Stowers, memicu kemarahan di negara kepulauan itu.

Federasi angkat besi Australia juga sempat mencoba menghalangi Hubbard untuk berkompetisi di Commonwealth Games 2018 tetapi ditolak oleh penyelenggara.

OlimpiadeAngkat BesiTransgenderSelandia BaruOlimpiade Tokyo 2020Berita OlahragaBerita Sport

Berita Terkini