x

4 Srikandi Indonesia di Olahraga Ekstrem

Sabtu, 20 Juni 2015 19:51 WIB
Penulis: Binsar Marulitua | Editor: Galih Prasetyo

Menjadi perempuan tak melulu hanya berkutat pada ranah privat saja. Nyatanya emansipasi memang mendorong kaum hawa untuk bisa sejajar dengan kaum adam di tingkatan-tingkatan tertentu. Kemampuan mereka mengolah sumber daya yang mereka miliki nyatanya memang berkontribusi besar untuk membuat mereka tak sekedar perempuan yang selalu dikonotasikan dengan kata 'lemah'. 

Di dunia olahraga ekstrem, kehadiran kaum perempuan memang terbilang jarang. Wajar karena olahraga ini membutuhkan banyak hal di dalam tubuh untuk bisa menjalaninya. Kaum adam pun banyak yang tak sanggup jika menjalani olahraga ekrtrem seperti mendaking gunung, dayung ataupun olahraga lainnya. 

Di Indonesia, beberapa perempuan miliki daya tarik untuk menjalani 'profesi' sebagai olahragawan yang menggeluti olahraga ekstrem ini. Siapa saja mereka? Berikut adalah empat orang atlet terbaik di olahraga ekstrem Indonesia yang dirangkum INDOSPORT dari berbagai sumber: 


1. Agung Etty Hendrawati, (pemanjat tebing)

Dinobatkan sebagai Perempuan Inspiratif oleh Kemenpora, Andi Mallarangeng  pada 2011, Atlet wanita berkerudung  ini sukses menyita perhatian  dunia ketika menjadi juara 1 Speed climbing (kecepatan memanjat) kejuaraan dunia ESPN, di San Fransisco pada tahun 2000.

Tak sampai disitu, Wanita Kelahiran Gunung Kidul , 11 Mei 1975,  ini  juga kembali mengukir sejarah dengan memecahkan rekor 26 detik, pada World Cup Speed Rock 2005 di Italia. Ciptaan Rekor ini melampaui  rekor waktu pada tahun kejuaraan sebelumnya, yakni 27,43 detik .

Selain rekor prestisius tersebut, masih banyak lagi rekor pada kejuaraan dunia yang Ia Buat, kini  istri dari Nur Rohman Rosyid telah memiliki seorang anak. Akan tetapi aktivitas di dunia olahraga panjat tebing tidak ditinggalkan, profesinya menjadi gantungan hidup saat ini.


2. Yuyun Yuniar, (pemanjat tebing)

Perempuan penyuka olahraga ekstrem dengan tinggi 167 dan berat 55 kg ini, pernah tak tergantikan dari peringkat 1 Nasional untuk kategori Difficulty (kesulitan). Selain gape dalam kelas ini, ia juga bersaing  dikelas lainnya,  dengan pernah menduduki peringkat 3 Nasional untuk untuk masing masing kategori speed (kecepatan) dan Boulder (jalur pendek).

Penghobi travelling yang gemar megkonsumsi bakso ini juga punya catattan rekor yang baik di dunia, Dirinya pernah menjadi juara 2 speed pada kejuaraan “world X-Games Di San Diego, Amerika ; juara 3 speed “UIAA World Cup  2002” di Singapura ; Juara 1 speed pada “UIAA Inernational Invitation 2002” di China, Juaara 3 Speed speed, “world Cup  ICCC 2003 “ di China ; Juara 1 speed “ International Invitation 2004” di China, juara 1 speed, “ASEAN Circuit 2005” di Yogyakarta dan lain-kain.


3. Clara Sumarwati (pendaki gunung)

Indonesia boleh berbangga kala pada tanggal 26 September 1996 menempatkan satu orang pendaki terbaiknya di pucuk  tertinggi dunia, Gunung Everst, Himalaya, Nepal dengan ketinggian 8,848 diatas permukaan laut (DPL).  Clara menegaskan bahwa kekuataan fisik perempuan tidak kalah dibandingkan laki-laki, seraya menegaskan kepada dunia bahwa dirinya adalah orang Indonesia pertama, dan Orang Asia Tenggara pertama yang berhasil meraih prestasi tersebut.

Prestasinya  dicatat di beberapa sumber pencatatan dunia, diantaranya Dinas Pariwisita Nepal, buku ilmiah Everst karya Walt Unsworth (1996), , Everest Expedition to the Ultimate karya Reinhold Messner (1999),dan website EverstHistory.com, segala referensi andal acuan yang berkaitan dengan pendakiaan gunung di dunia.

Walaupun dinilai pemerintah Indonesia kontroversial, dan dirinya sempat mengalami gangguan kesehatan, akan tetapi “anak Jogjakarta” kelahiran  6 Juli 1967, sudah menerima jika prestasinya dielak oleh pemerintah karena suatu tujuan politis. Ia pun kembali pulih dan meneruskan aktivitasnya.


4. Amalia Yunita Korua (Arung Jeram)

Ibu dari 3 anak ini sangat gemar berkegiataan di alam bebas, terutama menghabiskan waktu pada jeram jeram dengan tingkat kesulitan tinggi,

Penggagas yang pernah menjadi wakil ketua Federsi Arung Jeram Indonesia (FAJI) ini, sangat tertarik manakala disuguhkan dengan tantangan ekspedisi eksepedisi di luar Indonesia dengan rute panjang.  Sebut saja ketika mengetuai ekspedisi jeram Wanita Indonesia di Afrika,

Kini wanita yang gemar  olahraga ekstrem  ini, gemar mengkampanyekan misi sosial diantaranya mendaki gunung dan berkampanye demi penyakit mematikan lupus.  Selain itu, panggilan jiwanya terusik ketika melihat beberapa musibah alam yang kerap melanda tanah air, dirinya bersama rekan rekan lainnya menggas organisasi Global Rescue Network. Organisasi ini kerap membantu pada masalah bencana alam di dalam dan luar negeri.

DayungPanjat Tebing

Berita Terkini