Ini Alasan KONI dan KOI Harus Bersatu
Hasil terbaru dapat kita lihat saat Indonesia hanya bisa menempati posisi ke-lima dalam ajang pesta olahraga se-Asia Tenggara, SEA Games Singapura 2015 beberapa waktu lalu. Dalam ajang ini, Indonesia hanya mampu mengumpulkan 47 medali emas.
Bahkan sebelum Indonesia mengikuti SEA Games 2015, KONI dan KOI masih berselisih mengenai logo lima ring yang digunakan oleh kedua organisasi Olahraga tertinggi di Indonesia ini. Dalam kesempatan ini, INDOSPORT coba merangkum beberapa alasan KONI dan KOI harus bersatu.
1. Menghilangkan Dualisme Cabang Olahraga.
Adanya dua organisasi olahraga tertinggi ini membuat Pengurus Besar/Pengurus Pusat cabang-cabang olahraga juga terjadi dualisme. Dimana hal ini merunut pada perpecahan atlet dan pemilihan atlet mana yang akan dikirim untuk mengikuti ajang-ajang multi event seperti SEA Games, Asian Games, ataupun Olimpiade.
“Ada Dualisme di KONI-KOI, dualisme ini menimbulkan adanya dualism di cabang olahraga yang bias menyebabkan perpecahan atlet. Kebijakan yang dibuat pemerintah sudah lumayan, tinggal komitmennya saja,” kata Suwarno beberapa waktu lalu.
2. Menghindari Hukuman Komite Olimpiade Internasional (IOC)
Seperti yang diketahui, KONI sebelumnya menggunakan loga lima ring sebagai identitasnya. Bahkan, permasalahan logo ini membuat presiden IOC, Thomas Bach mengirimkan surat protes kepada Presiden RI, Joko Widodo yang mengharapkan bantuan pemerintah untuk menanggalkan logo lima ring yang digunakan KONI pusat.
“Yang lebih parah lagi, kalau sanksi IOC jatuh pasti akan diikuti organisasi olahraga internasional lainnya termasuk FIFA. Kalau sampai sanksi ini terjadi, atlet Indonesia bukan hanya tidak diperkenankan tampil di multi event, tapi juga pada pertandingan internasional lainnya,” ungkap ketua KOI, Rita Subowo mengomentari logo lima ring KONI.
Penyatuan KONI-KOI juga akan memungkinkan bahwa hukuman IOC tidak akan dijatuhkan kepada Indonesia. Terlebih KONI-KOI telah bergabung dan dalam hal ini KOI adalah salah satu dari anggota IOC.
3. Sinergitas Olahraga Indonesia
Penyatuan KONI-KOI memang tidak semudah membalikan telapak tangan, terlebih dalam penyatuan ini juga harus melewati perubahan Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional No.3 tahun 2005. Namun, nantinya jika KONI-KOI bergabung, olahraga Indonesia akan terfokus pada satu organisasi dan lebih memungkinkan untuk dipantau.
“Saya berharap olahraga Indonesia dapat bersatu, karena sudah lama terkotak-kotak. Bukti prestasi olahraga Indonesia seperti pada Asian Paragames 2014 ini. Jika diurus satu instansi seperti ini, ternyata sangat berprestasi,” jelas Roy Suryo.