3 Sanksi yang Didapat Indonesia di Bidang Olahraga
Sepak terjang olahraga Indonesia di dunia internasional tak hanya bicara prestasi namun juga bicara sanksi-sanksi yang diberikan oleh organisasi olahraga internasional. Sepanjang sejarahnya Indonesia beberapa kali pernah mendapat sanksi dari organisasi internasional, terbaru tentu saja sanksi dari FIFA kepada sepakbola Indonesia.
Miris memang namun itu faktanya. Prestasi yang masih merangkak namun sejumlah sanksi pernah di terima negeri ini. Banyak faktor yang melatarbelakangi Indonesia dapat sanksi dari organisasi olahraga internasional.
Berikut 3 skorsing yang pernah didapat Indonesia:
1. Skorsing IOC 1964
Indonesia pernah mendapat sanksi dari International Olympic Committee (IOC) terkait sikap Indonesia di penyelenggaraan Asian Games IV yang berlangsung di Jakarta, 1962. Kala itu berdasar sikap politik Indonesia yang lebih memihak ke blok kiri, membuat Indonesia mengatakan tidak setuju jika negara imperialis seperti Israel ikut dalam ajang Asian Games.
IOC pun ambil sikap tegas, mereka jatuhkan sanksi pada partisipasi Indonesia di Olimpiade 1964 yang berlangsung di Tokyo, Jepang. Akhirnya pada 27 April 1964, KOI mengirimkan surat kepada IOC meminta pencabutan skors atas Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Tokyo 1964.
IOC bergeming. Namun atas desakan anggotanya yang berasal dari negara-negara Arab dan Jepang sebagai tuan rumah, IOC akhirnya mencabut skorsing terhadap Indonesia. Namun IOC tetap mengajukan syarat: melarang atlet-atlet Indonesia yang ikut berkompetisi di Ganefo untuk mengikuti Olimpiade.
Kontingen Indonesia tetap berangkat. Setelah sampai di Tokyo, mereka mengancam IOC: mengizinkan seluruh kontingen Indonesia untuk ikut dalam Olimpiade atau seluruhnya akan mengundurkan diri. IOC tetap pada putusannya. Indonesia pun akhirnya memutuskan angkat kaki dari Olimpiade Tokyo 1964.
“Go to hell with IOC, kita negara-negara berkembang sudah punya ajang olahraganya sendiri, Ganefo,” ujar Sukarno.
2. Skorsing WBC 2013
Badan tinju dunia WBC menjatuhkan sanksi berupa larangan bagi petinju berperingkat di WBC untuk bertanding di Indonesia. Tidak itu saja, tapi larangan juga berlaku bagi petinju Indonesia yang akan bertanding ke luar negeri baik di badan tinju WBC maupun yangberafiliasi ke WBC. Menurut perwakilan WBC di Indonesia, Chandru G Lalwani sanksi ini ditetapkan WBC sejak pertengahan Februari sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Sanksi yang dijatuhkan WBC ke Indonesia ini adalah untuk kedua kalinya setelah pada tahun 2005 .Ketika itu WBC menjatuhkan sangsi selama 6 bulan , akibat kasus serupa. Sebenarnya sanksi WBC kepada Indonesia ini akan dijatuhkan pada November 2012 lalu, ketika berlangsung Konvensi WBC di Meksiko.
3. Skorsing FIFA 2015
Surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA,Jerome Valcke diawali dengan detail kronologis kisruh pesepakbolaan Indonesia. FIFA yang melakukan pertemuan pada hari ini tegas mengatakan Kemenpora RI dan BOPI telah mengintervensi Kepengurusan PSSI dan membawa PSSI melanggar Statuta FIFA pasal 13 dan 17.
“Sesuai dengan Koresponden FIFA tanggal 4 Mei 2015, permasalahan yang akan dibahas oleh Komite Eksekutif FIFA dan telah dibahas pada rapat tanggal 30 Mei 2015. Komite Eksekutif FIFA memutuskan Kemenpora RI dan BOPI telah mengintervensi Kepengurusan PSSI dan membawa PSSI melanggar Statuta FIFA pasal 13 dan 17”, tulis FIFA.
Atas dasar tersebut FIFA pun menjatuhkan sanksi hingga PSSI dapat memenuhi Statua FIFA pasal 13 dan 17 tersebut.
“PSSI telah disanksi dengan efek yang sesegara mungkin dan berlaku sampai PSSI dapat memenuhi Statuta FIFA pasal 13 dan 17. Secara khusus, PSSI masih dapat menjalankan tugas mereka...”,lanjut FIFA.
Dengan demikian PSSI tak hanya kehilangan keanggotaan mereka dan seluruh tim Indonesia baik klub maupun timnas dilarang mengikuti kompetisi internasional yang diadakan oleh FIFA dan AFC.