x

5 Kisah Inspiratif Atlet Difabel

Senin, 9 November 2015 14:59 WIB
Editor: Gema Trisna Yudha

Memiliki tubuh yang tidak sempurna bukanlah alasan untuk berdiam diri dan berpangku tangan. Banyak hal yang dapat diraih meski kita dirundung kekurangan. 

Lima orang atlet ini membuktikan diri bahwa kekurangan yang mereka miliki tak dapat membatasi diri untuk meraih prestasi. Mereka justru menjadi bukti bahwa dengan kekurangan dan ketidaksempurnaan pun, setiap orang dapat mencapai segala impian. 

Jika dengan keadaan yang tak sempurna pun lima orang atlet ini bisa menjadi bintang di dunianya masing-masing, tentu orang-orang yang lebih beruntung dari mereka bisa menjadi orang yang lebih baik. Agar terinspirasi mengejar mimpi dan berprestasi, yuk kita simak kisah-kisah inspiratif yang dikumpulkan INDOSPORT berikut ini. 


1. Bethany Hamilton

Bethany kehilangan lengan kirinya pada 2003, saat ia berusia 13 tahun. Saat itu, Bethany tengah menjalani hobinya bermain surfing dan tak disangka seekor ikan hiu mencaplok habis lengan kirinya tersebut. Bukannya putus asa dan kehilangan semangat, sebulan kemudian Bethany telah kembali bermain surfing. Bethany menuliskan pengalaman hidupnya dalam sebuah buku yang menginspirasi berjudul Soul Surfer: A True Story of Faith, Family, and Fighting to Get Back on the Board.

Sebelum kehilangan tangan kirinya, Bethany adalah surfer juara pertama di ajang Rell Sun Menehune dan Open Women's Division of the NSSA di Amerika Serikat. Setelah kehilangan tangan kirinya, Bethany membuktikan kekurangannya itu tak membuatnya kehilangan prestasi. Dia tetap menjadi nomer 1 dengan menjuarai T & C Pipeline Women's Pro pada 2007 dan Surf 'n' Sea Pipeline Women's Pro pada 2014.


2. Jason Lester

Lester adalah satu-satunya atlet disabilitas yang berhasil menyelesaikan kejuaraan dunia Ultraman World Championship. Perlombaan ini merupakan perlombaan adu cepat kombinasi renang, balap sepeda, dan lari maraton yang berjarak 515 km selama tiga hari. Dia juga menjadi orang pertama yang berlari sepanjang tembok besar China yaitu 4023 km selama 83 hari pada 2014. Selain itu, dia juga mengikuti lomba-lomba ekstrim macam Ironman dan Ultraman.

Lester melewati perlombaan itu dengan tangan kanan, yang meski bentuknya ada, namun tidak berfungsi. Dia 'kehilangan' tangan kanannya itu setelah ditabrak mobil pada usia 12 tahun. Pada 2009, Lester mendapat penghargaan "Best Male Athlete with a Disability". Dia menulis buku Running on Faith dan menyebarkan pesan positif “If you don’t stop, you can’t be stopped.”


3. Jim Abbott

Meski terlahir tanpa tangan kanan yang utuh, Jim Abbot tak mau memupus impiannya menjadi pemain baseball profesional. Dia berhasil mencapai cita-cita masa kecilnya dan bermain selama 10 musim di Major League Baseball untuk klub California Angels, New York Yankees, Chicago White Sox, and Milwaukee Brewers, dari 1989 hingga 1999.


4. Melissa Stockwell

Melissa adalah perempuan pertama yang berpangkat Letnan dalam sejarah militer Amerika. Pada Maret 2014, dia dikirim ke Irak namun tiga kemudian telah kembali dan kehilangan kaki kiri akibat terkena bom.

Kondisi ini tak membuatnya mengurung diri atau memilih jalan bunuh diri. Dia bergabung dan berpartisipasi dalam olimpiade disabilitas, Paralympics. Pada 2008 dia mengikuti nomor renang gaya kupu-kupu 100 meter, 100 meter gaya bebas, dan 400 meter gaya bebas, dan berhasil finis di urutan keenam, lima, dan empat.

Perempuan berusia 35 tahun itu juga telah mengoleksi tiga medali emas dari ajang ITU Triathlon World Championships pada 2010, 2011, dan 2012. 


5. Tim Hoyt

Tim Hoyt terdiri dari Dick Hoyt dan Rick Hoyt yang merupakan ayah dan dan anak. Dick adalah seorang pensiunan Letnan Kolonel di Amerika, sementara Rick menderita cerebral palsy akibat tali pusat menjerat leher saat kelahirannya yang menyebabkan penyumbatan aliran oksigen. Hal ini kemudian membuat otaknya tidak dapat mengirim pesan dengan baik pada otot-ototnya. Bahasa sederhananya, cerebral palsy adalah kelumpuhan otak yang membuat Rick mengalami kelumpuhan dan gangguan otot. 

Ayah anak ini mulai mengikuti perlombaan pada 1977 setelah Rick meminta ayahnya untuk berlari bersama sebagai bentuk kampanye melawan disabilitas. Meski saat itu berusia 36 tahun, Dick mengikuti keinginan anak tercintanya. Dari situ, keduanya terus mengikuti perlombaan lari seperti marathon, Ironman Triathlons, dan lari Ultra yang mengkombinasikan olahraga lari, renang, dan sepeda. 

Meski menempuh jarak ribuan kilometer, Dick dengan dukungan semangat anaknya, mampu menyelesaikan perlombaan. Pada 2013, ESPN menganugerahi keduanya penghargaan Jimmy V Perseverance Award. 

AtletikBaseballSurfingMajor League BaseballBethany HamiltonJason LesterJim AbbottMelissa StockwellDick and Rick HoytAtlet Disabilitas

Berita Terkini