x

5 Atlet Keturunan China yang Harumkan Nama Indonesia

Senin, 8 Februari 2016 11:04 WIB
Editor: Galih Prasetyo

Bicara soal prestasi atlet keturunan yang harumkan nama Indonesia di pentas internasional, daftarnya sangat panjang, sebut saja nama seperti Susi Susanti dan Alan Budikusuma yang sukses meraih emas Olimpiade, lalu ada nama Chris John yang mengangkat harkat dan derajat olahraga tinju nasional ke ring Internasional, atau petinju yang baru saja mempertahankan gelar juara dunia kelas ringan versi WBO, Daud Yordan. 

Cukup sulit memang untuk memilih siapa-siapa saja atlet keturunan China yang pantas masuk deretan atlet yang harumkan nama Indonesia, hampir semua atlet berdarah China mampu meraih prestasi itu.

Namun sejumlah atlet berikut dibawah ini pantas masuk karena prestasi yang mereka torehkan cukup sulit untuk bisa diikuti oleh junior-junior mereka. Meski tidak ada yang tidak mungkin. 

Berikut deretan atlet berdarah China yang berjuang untuk mengharumkan Merah Putih versi INDOSPORT: 


1. Lindswell Kwok

Lindswell Kwok

Cabor Wushu ialah salah satu olahraga yang berasal dari daratan China. Memiliki gerak dan jurus yang hampir sama dengan kungfu, Wushu saat ini sangat diminati oleh banyak orang. 

Salah satu atlet keturunan yang berprestasi dari cabang Wushu ialah Lindswell Kwok. Dara kelahiran Medan, 24 tahun silam ini bisa dibilang jagonya di olahraga wushu. 

Untuk prestasi di level nasional, Kwok mampu meraih banyak medali seperti medali perak di PON XVII di Kaltim, medali emas di kejurnas yunior tingkat nasional. Sedangkan torehan prestasi untuk level internasional, Kwok mampu mempersembahkan medali emas di World Wushu Championships (WWC) di Ontario, Kanada. 

Di event SEA Games Laos 2009, Kwok mampu menyumbang medali perak di nomor Taijiquan, sedangkan untuk level Asian Games, Kwok belum berhasil prestasi gemilang.  


2. Tan Liong Houw

Tan Liong Houw

Bagi pecinta Persija Jakarta atau Jakmania, sosok ini tentu sudah tak asing lagi. Tan Liong Houw ialah legenda. Pantas disebut legenda, karena beliau bahkan mendapat julukan khusus dari Jakmania yakni 'Macan Betawi'. 

Lahir di Surabaya pada 26 Juli 1930, Tan berkecimpung di sepakbola dan makin terkenal di era 50-an. Berposisi sebagai gelandang kiri, tak ada yang meragukan skill dan kecepatannya menyisir sisi sayap lapangan. 

Di eranya, sejumlah pesepakbola China sempat dituding tidak total membela nama Indonesia, hal itu kemudian ia bantah di lapangan hijau. Saat Indoensia bertemu dengan negara leluhurnya, Republik Rakyat China di ajang Olimpiade 1956 dan kualifikasi Piala Dunia 1958, Tan sukses mengantarkan kemenangan untuk Indonesia. 

Ia juga sukses mengantarkan Indonesia melaju ke babak perempatfinal Olimpiade 1956 di Australia. Setelah Asian Games 1962 di Jakarta, Tan Liong Houw memutuskan pensiun.


3. Tjun Tjun

Tjun Tjun

Tjun Tjun adalah pemain Bulutangkis putra dari Indonesia yang terkenal sebagai spesialis ganda pada tahun 1970-an. Pada masa jayanya, ia berpasangan dengan Johan Wahyudi, dan berhasil beberapa kali memenangi kejuaraan bulu tangkis paling terhormat pada masa itu, All England selama enam kali di tahun 1974, 1975,1977,1978,1979, dan 1980.

Tak hanya itu dirinya juga berhasil memenangkan kejuraan dunia di nomor ganda putra tahun 1977 di Malmo, Swedia. Sebelumnya pada tahun 1974 Tjun menempati posisi pertama di Asian Games di Tehran, Iran. Gelar Denmark Open pun diraihnya selama tiga tahun berturut-turut di tahun 1972-1974, masih di kejuaraan yang sama, pria keturunan China itu juga menjadi juara di nomor ganda campuran tahun 1974. 

Tak ketinggalan gelar Swedia Open di persembahkan tahun 1977. Dengan semua prestasinya ini Tjun pun mendapat apresiasi dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dengan menganugerahi penghargaan Badminton Hall of Fame pada 2009.


4. Rudy Hartono

Rudy Hartono

Rudy Hartono Kurniawan lahir di Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949; adalah seorang mantan pemain bulutangkis tanah air. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia di 1980, yang diselenggarakan di Jakarta setelah mengalahkan rekan sesama atlet Indonesia, Liem Swie King.

Kejuaraan All England pun berhasil diraihnya, tak tanggung-tanggung pria 66 tahun tersebut mampu menjuarainya selama 8 kali dengan 7 kali diantaranya diraih secara berturut-turut pada 1968 hingga 1974 dan terakhir di 1976.

Selain itu itu Rudy juga mengantarkan Indonesia meraih emas di ajang Thomas Cup empat kali beruntun dari 1970, 1973, 1976, dan 1979. Serta dua kali menjadi runner up di 1967 dan 1982. Dengan prestasi tersebut pihak BWF (Badminton World Federation) atau Federasi Bulu Tangkis Dunia menganugerahkan penghargaan Badminton Hall of Fame pada 1997.


5. Angelique Widjaja

Angelique Widjaja

Pada era 2000-an, dunia tenis nasional sempat sangat berharap pada sosok petenis keturunan China ini, Angelique Widjaja. Petenis kelahiran Bandung pada 12 Desember 1984 ini sudah bermain tenis sejak umur 12 tahun. 

Ia sempat menimba ilmu di sekolah tenis FIKS Bandung. Prestasinya melesat, pada usia 14 tahun, Angie begitu sapaan akrabnya sudah jadi wakil Indonesia di kejuaraan tenis internasional. 

Puncak karir Angie terjadi pada 2001 silam, ia sukses meraih gelar juara Wimbledon Junior dan juara Wismilak Internasional di Bali. Selang setahun, ia kembali Merah Putih berkibar dengan meraih gelar Australia Terbuka di nomor ganda junior berpasangan dengan Gisela Dulko. Selain itu juara Prancis Terbuka di tahun yang sama juga ia raih.  

Lindswell KwokTjun Tjun/Johan WahyudiRudy HartonoIn Depth SportsAngelique WidjajaTan Liong Houw

Berita Terkini