3 Bagian Krusial yang Wajib Dibenahi di Stadion GBK
Jelang perhelatan Asian Games 2018, semua pihak diminta segara mengebut proses pengerjaan dan perbaikan infrastruktur yang akan dijadikan venue untuk even olahraga terbesar se-Asia tersebut.
Stadion GBK akan menjadi tempat acara pembuka dan penutup Asian Games 2018 nanti. Selain itu, stadion kebanggan ini juga akan menjadi tempat diselenggarakannya cabang olahraga sepak bola. Dengan kondisi yang dianggap tidak layak, banyak bagian di stadion ini yang harus mengalami perbaikan.
Dilorong bawah tribun stadion GBK lampu padam.
Meski sudah dua kali mengalami renovasi yakni jelang Piala Asia 2007 dan jelang Sea Games 2011, tetap saja stadion yang pertama kali diresmikan tahun 1962 ini masih tergolong tak layak dipakai untuk acara sekelas Asian Games.
Besi pembatas penonton berkarat di sektor 8-9.
Kabarnya untuk merenovasi GBK akan menelan biaya sebesar Rp 500 miliar. Renovasi sendiri akan dimulai bulan Maret bersama venue lainnya seperti Tennis Indoor, Aquatic, Panahan, Velodrome, Lapangan Hoki.
Berikut bagian terpenting stadion GBK yang benar-benar harus diperhatikan versi INDOSPORT:
1. Kursi Penonton
Pengelola berencana akan menerapkan sistem single seater (standar internasional) bagi para penonton di GBK.
Dengan sistem single seater kapasitas GBK yang tadinya mencapai 800.000 penonton akan berkurang menjadi 650.000 kursi penonton saja. Untuk pengembangan kursi ini kabarnya akan menelan biaya hingga Rp 40 miliar. Mengikuti standar FIFA, satu kursi diperkirakan berharga Rp 500.000.
Nantinya juga diharapkan, sistem single seater ini bisa membuat penonton lebih teratur karena tiket akan disesuaikan dengan jumlah kapasitas. Dengan begitu, kasus over load yang sering terjadi tidak akan terulang nantinya.
Untuk saat ini, sebagian besar kursi penonton GBK menggunakan kursi panjang yang terbuat dari kayu jati dengan kondisi yang cukup memperhatinkan. Kursi warisan bung Karno ini pernah 'selamat' dari renovasi jelang Sea Games 2011 di Jakarta. Namun kursi yang berdiri sejak tahun 1962 tersebut akan mengalami perombakan total.
2. Rumput Lapangan
Rumput stadion GBK pastinya menjadi hal utama yang perlu dirombak. Meski salah satu terbaik di Indonesia, rumput berjenis Zoysia Matrelia Linmer ini sering menjadi sasaran kritik para pelatih dan pemain luar negeri yang pernah bertanding di GBK.
Sebut saja timnas Korea Selatan U-23, klub asal Italia, AS Roma dan sejumlah klub-klub besar eropa yang pernah bermain di GBK pernah mengkiritik habis rumput senilai Rp 3,5 miliar saat direnovasi tahun 2007 lalu.
3. Lampu Stadion
Lampu stadion GBK menjadi salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan. Memang, menurut data laman resminya, lampu stadion GBK sama dengan stadion Bukit Jalil Malaysia dengan kapasitas 1.500 lux yang merupakan standar untuk penyiaran televisi.
Namun untuk kenyataanya, stadion kebanggan Indonesia ini cukup redup dan gelap jika dilihat secara langsung. Jika melihat stadion-stadion eropa, tampaknya jumlah lampu dan kapasitasnya harus ditambah hingga 3000 lux seperti yang dimiliki stadion Wembley di Inggris.
Hal ini setidaknya juga menjadi perhatian karena akan banyak jurnalis foto dari berbagai media di Asia yang bakal hadir. Jika tidak ingin mendapat keluhan dan sindiran pedas dari fotografer yang meliput, sistem pencahayaan di GBK dan semua venue haruslah yang terbaik.