Pramuka adalah Olahraga, Bukan Sekedar Tepuk Tangan
Pramuka adalah kegiatan ekstrakulikuler di sekolah yang tentunya tidak asing lagi bagi hampir semua orang. Belakangan ini pramuka mungkin kurang diminati sebagian siswa karena dianggap ketinggalan jaman.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa pramuka hanya berurusan dengan tepuk tangan, baris berbaris dan perkemahan. Sejatinya, kegiatan pramuka itu sendiri adalah bagian dari olahraga, bahkan bisa lebih dari itu.
Terorganisirnya kegiatan pramuka justru dapat diterapkan dalam dunia pengembangan atlet. Pasalnya, pramuka sendiri mempunyain tingkatan-tingkatan berdasarkan klasifikasi usia, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Kategori usia tersebut tentu saja sudah ada di dunia olahraga. Namun, untuk saat ini masih sangat minim perhatian kalsifikasi usia dia dalam olahraga. Terutama pada usia muda di sepakbola.
Selain itu, pramuka bisa dikatakan sebagai kegiatan yang banyak melatih ketahanan fisik. Jika merujuk hal itu, pramuka itu sendiri bisa dikatakan seperti olahraga dalam kegiatannya. Seluruh anggota dipastikan terlibat aktivitas lari, jogging, melompat, dan mengangkat beban berat, namun dikemas secara menyenangkan.
Yang lebih menariknya lagi, dengan pramuka kita bisa melatih kerja sama tim. Hal itu tentu sangat penting di dalam dunia olahraga yang pertandingannya melibatkan lebih dari satu orang. Sebagai contoh sebuah tim sepakbola.
Dengan banyaknya karakter individu di dalam tim, pramuka melatih keakraban dengan berkemah. Dari banyaknya karakter yang berbeda, satu sama lain dituntut untuk membantu agar bisa bertahan hidup.
Namun, cara untuk menciptakan keakraban tentu bukan hanya berkemah. Pramuka juga membuat perlombaan yang sifatnya tim dan satu sama lain saling berkaitan untuk memenangkan lomba, seperti adu yel-yel hingga membuat bangunan dari kumpulan tongkat-tongkat dengan ikatan simpul tali tambang.
Begitu pun di sepakbola. Kebersamaan dalam tim harus dapat dijaga agar bisa menciptakan kedekatan dan pemahaman yang baik antar pemain. Keuntungan dari hal itu tentu saja dapat menguatkan tim di arena pertandingan dan mengalahkan lawan.
Latihan timnas Jerman.
Jika salah satu pemain dalam tim sepakbola mengalami masalah, pemain lain harus dengan cepat mampu menambal kelemahan rekannya atau memberikan motivasi untuk cepat berkembang.
Selain kerja sama tim, pramuka juga bisa meredam keegoisan antar individu di dalam tim. Pasalnya, dengan meredam keegoisan, tim bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam permainan.
Jika rasa egois tidak bisa dikendalikan, bukan tidak mungkin keretakan akan terjadi. Seperti halnya kehidupan berkemah yang dijalani anggora pramuka. Mereka tidak bisa bertahan hidup di alam jika antar individu tidak dapat meredam keegoisan. Dalam hal ini tidak ada yang lebih hebat atau lebih lemah. Semua sama-sama punya satu visi, yaitu membawa kelompknya jadi yang terbaik.
Untuk melakukan kedekatan antar individu, pramuka itu sendiri mengemasnya dengan cara yang menyenangkan. Hal itu dilakukan untuk terus menjaga pikiran tetap enjoy di saat aktivitas semakin berat.
Cara-cara pramuka pun sudah selayaknya diterapkan dalam dunia olahraga di Indonesia demi memunculkan atlet yang berkarakter.