x

4 Klub Nasional yang Dibantu Perusahaan Rokok

Rabu, 24 Agustus 2016 21:41 WIB
Editor: Randy Prasatya

Wacana kenaikan harga rokok hingga Rp50.000 ramai diperbincangkan. Kenaikan harga tersebut bermula dari penelitian studi Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Namun, sampai saat ini pemerintah masih dalam tahap pengkajian meski berguna untuk menambah pemasukan sekaligus melindungi kesehatan. Selain karena hal tersebut, kenaikan ini sejatinya juga disebabkan atas kemungkinan dampak kenaikan cukai.

Di tengah-tengah maraknya pembahasan tentang kenaikan harga rokok, Menpora mencoa untuk ambil keuntungan dengan meminta harga kenaikan rokok dialokasikan sedikit ke olahraga.

"Nanti kalau harga rokok jadi Rp50.000, ya setidaknya Rp10.000 masuk ke olahraga. Jadi untuk masa depan atlet tidak ada masalah dan bonus untuk mereka jalan terus," ujar Imam.

Terlepas dari permintaan tersebut, rokok sejauh ini memang sudah punya andil besar dalam dunia olahraga. Setidaknya rokok pernah dan masih jadi tulang punggung klub-klub olahraga nasional.

Berikut INDOSPORT merangkum empat klub olahraga nasional yang mengandalakan biaya pengembangan dari rokok.


1. PB Djarum

Perkumpulan Bulutangkis Djarum (PB Djarum) berdiri pada tahun 1974. Awalnya perkumpulan ini didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus.

Namun, pada tahun 1970, akhirnya yang ikut berlatih bukan hanya karyawan, tetapi juga pemain dari luar. Ini adalah awal dari pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain nasional dimulai.

Berawal dari situ, lahirlah atlet muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono selaku CEO PT Djarum untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.


2. Surya Gudang Garam

Prosuden rokok Gudang Garam pernah membuat satu klub tenis meja yang bernama Surya Gudang Garam. Klub tersebut berdiri pada 14 Oktober 1984.

Namun, setelah seperempat abad berjaya, klub Perkumpulan Tenis Meja Surya milik  PT Gudang Garam Kediri dibubarkan pada 2008.

Pembubaran kabarnya terkait pencalonan Rinto Harno, mantan Direktur Gudang Garam sekaligus suami dari pelatih Surya Gudang Garam, Putri Hasibuan, dalam Pilwali Kediri.


3. Persik Kediri

Persik Kediri vs Persebaya Surabaya 2010

Persik Kediri sejauh ini sulut dilepaskan dari peran Gudang Garam. Pabirk rokok yang berada di Kediri itu sangat berandil besar atas kelangsungan klub berjuluk Macan Putih.

Bahkan, Stadion Brawijaya yang jadi markas Persik direnovasi oleh produsen rokok Gudang Garam dan juga terdapat logo Gudang Garam Internasional.

Menariknya, saat Gudang Garam tidak lagi menyumbangkan dana yang besar untuk Persik, klub itu mengalami permasalahan finansial yang cukup pelik hingga sempat membuat Macan Putih absen dari kompetisi selama semusim.


4. Arema Malang

Suasana stadion Kanjuruhan saat laga Arema vs Persiba Balikpapan.

Arema Malang pernah mendapatkan kucuran dana dari produsen rokok PT Bentoel Internasional Tbk pada awal 2003. Kepemilikan itu terjadi setelah keluarga Acub Zaenal menjual sahamnya.

Selama diambil alih Bentoel, Arema mendapat kucuran dana untuk mengarungi kompetisi selama lima tahun. Sejak saat itu pula Singo Edan mengalami lonjakan prestasi yang drastis.

Arema CronusPersik KediriPB Djarum

Berita Terkini