x

Awal Mula PON, Saat Indonesia Sakit Hati Ditolak Dunia

Jumat, 9 September 2016 14:15 WIB
Editor: Randy Prasatya

Pada hari ini, Jumat (09/09/16), Indonesia merayakan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang ke-33. Haornas sendiri baru ditetapkan pada 1983 dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1985.

Hal itu dibuat lantaran Presiden Soeharto saat itu ingin memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Atas hal itu, dipilihlah tanggal 9 September sebagai peringatan Haornas.

Pemilihan tanggal tersebut juga bukan tanpa alasan. Sebab, di tanggal itu Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan PON pada 1948, yang digelar di Solo.

Menariknya, kehadiran PON pertama diduga karena rasa kecewa Indonesia atas Inggris yang menolaknya untuk turut serta di Olimpiade London 1948 lantaran tak ada prestasi.

Tak ingin harga diri negara terinjak, pemerintah pun menggelar event olahraga PON pada 9 September 1948, sekaligus jadi acara rutin yang digelar selama empat tahun sekali.

Bagaimana sejarah lengkap lahirnya PON pertama di Tanah Air? Berikut ulasan lengkap dari INDOSPORT.


1. Pembuktian kepada Dunia

PON

Pada perhelatan Olimpiade London 1948, keinginan Indonesia untuk turut serta mendapat penolakan dari Inggris selaku negara tuan rumah. Hal itu dikarenakan Indonesia belum memiliki prestasi di dunia olahraga multi event.

Namun, sejauh ini dari kabar yang berkembang alasan itu bukan hal utama. Penolakan dilakukan lantaran unsur politik. Inggris pada saat itu merupakan sekutu Belanda, yang belum mau menerima kemerdekaan Indonesia selaku negara jajahan.

Selain itu, masalah Papua Barat yang diduduki oleh Belanda juga jadi faktor lain. Inggris kala itu mendukung Belanda untuk terus menguasai kawasan tersebut.

Atas masalah tersebut, Indonesia akhirnya menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk gebrakan ke dunia luar bahwa Indonesia bisa dan punya potensi olahraga yang tak kalah hebat meski keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville.


2. Hanya 13 Kota

PON pertama yang berlangsung di Solo hanya diikuti oleh 13 kota, yaitu Yogyakarta, Madiun, Magelang, Semarang, Bandung, Malang, Surakarta, Surabaya, Pati, Kedu, Banyuwangi, Jakarta, dan Solo.

Penunjukan kota Solo sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Dilihat dari penyediaan sarana olahraga, Solo dapat memenuhi persyaratan pokok, dengan adanya stadion Sriwedari serta kolam renang, dengan catatan Stadion Sriwedari pada masa itu termasuk yang terbaik di Indonesia.

Selain itu pengurus besar Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) berkedudukan di Solo dan hal-hal demikianlah menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo sebagai kota penyelenggara PON.

Dari 13 kota tersebut terdapat 600 atlet yang memperebutkan medali dari berbagai cabang olahraga, seperti bulutangkis, tenis, panahan, renang, bola basket, atletik, lempar cakram, sepakbola, dan renang.

Pada PON pertama, Solo berhasil keluar sebagai juara umum dengan raihan 16 medali emas, 10 medali perak, dan 10 medali perunggu. Sedangkan di posisi kedua diikuti oleh Yogyakarta dengan raihan 11 medali emas, 9 medali perak, dan 3 medali perunggu.


3. Fondasi Olahraga Indonesia

PON bisa dikatakan langkah awal Indonesia dalam mengembangkan kemajuan olahraganya. Sejak saat itu pula Merah Putih mampu unjuk gigi di kancah olahraga multi-event terbesar di Olimpiade Helsinki 1952 dengan mengirim para juara di event PON.

Selain itu, demi terus mengingat pentingnya olahraga dalam menggebrak dunia, Presiden Soeharto memutuskan Hari Olahraga Nasional jatuh pada 9 September guna peningkatan, pembinaan, dan perkembangan olahraga secara berlanjut.

Penetapan itu dilakukan pada 1985, yang tanggal peringatannya diambil berdaskan terjadinya PON pertama di Indonesia.

SoloPekan Olahraga Nasional (PON)Flashback

Berita Terkini