x

GANEFO, Bukti Harga Diri Bangsa Indonesia

Jumat, 9 September 2016 13:30 WIB
Editor: Joko Sedayu

Hari Olahraga Nasional pada tahun ini bisa dibilang cukup manis. Ya, Indonesia baru saja kembali mendulang medali emas pada pergelaran Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Selain itu, yang terbaru tim nasional sepakbola Indonesia akhirnya kembali bertanding dalam pertandingan internasional setelah dibekukan oleh FIFA. Meski hanya bertajuk uji coba, timnas Garuda melumat negara tetangga Malaysia 3-0.

Catatan positif pada pencapaian terakhir tidak lepas dari nuansa politik. Jauh sebelum timnas Indonesia mengalahkan Malaysia 3-0, skuat Merah Putih dibekukan oleh FIFA karena ada campur tangan pemerintah terhadap induk sepakbola Indonesia (PSSI).

Kala itu, ketika La Nyalla Mattalitti disahkan sebagai Ketua Umum PSSI pada Kongres Luar Biasa 2015, Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui menterinya Imam Nahrawi membekukan PSSI. Akibatnya, FIFA pun memberikan sanksi kepada Indonesia.

Namun, aroma politik di olahraga Tanah Air sudah jauh lama terjadi. Dalam memperingati Hari Olahraga Indonesia, demi menjungjung tinggi martabat dan kebijakan politik negara, Indonesia rela tidak tampil di ajang Olimpiade.

Solusinya, Indonesia membuat dunia olahraga bergetar dengan menggelar ajang multi-event tandingan Olimpiade yang memiliki nama Games of New Emerging Forces (GANEFO).

Lama tidak terdengar, INDOSPORT mencoba mengulas sejarah GANEFO terkait dengan peringatan Hari Olahraga Nasional.


1. Asal Mula Dibentuk GANEFO

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno adalah penggagas terbentuknya GANEFO.

Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, punya mimpi besar untuk meninggikan martabat Merah Putih di kancah internasional melalui olahraga. Maka tercetuslah sebuah ide brilian dengan menjadi tuan rumah pesta akbar olahraga se-Asia atau lebih dikenal Asian Games.

Sayang, kemegahan arena olahraga Istora Senayan saat menggelar Asian Games IV pada 1962, sedikit tercoreng. Penolakkan Indonesia untuk mengundang Israel dan Taiwan ternyata berbuntut panjang.

Saat itu, Indonesia yang menganut politik Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme), turut berpengaruh dalam kebijakan politik luar negeri. Terhadap Israel, Indonesia menolak kolonialisme di tanah Palestina, sedangkan Taiwan, Sukarno memiliki hubungan dekat dengan China yang berhaluan komunis.

Akibatnya, setelah Israel dan Taiwan ditolak keikutsertaannya dalam Asian Games 1962. Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengambil langkah tegas karena dalam hal ini IOC menegaskan bahwa olahraga harus dipisahkan dari politik.

Indonesia pun dihukum. Akhirnya IOC menangguhkan keanggotaan Indonesia, dan Indonesia diskors untuk mengikuti Olimpiade 1964 di Tokyo.

Namun, Indonesia adalah bangsa besar dengan pemimpin yang luar biasa pada saat itu. Tanpa rasa takut serta otak brilian, Sukarno memutuskan Indonesia keluar dari IOC, karena menurutnya IOC adalah perpanjangan tangan dari kepentingan neo-kolonialisme dan imperialisme.

Tidak tinggal diam, setelah itu Indonesia pun mengajak 12 negara sahabat untuk merumuskan pembentukan Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO). Dan dunia olahraga internasional pun gempar.


2. GANEFO Pertama di Jakarta

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno adalah penggagas terbentuknya GANEFO.

Soekarno menjelaskan bahwa sejujurnya olahraga adalah sesuatu yang selalu berhubungan dengan politik. Dengan presentasi menggiurkan, usulan penggabungan politik dan olahraga ternyata mendapat sambutan hangat.

Hasilnya nama Games of the New Emerging Forces (GANEFO) pun disepakati. Onward! No Retreat (Maju Terus! Pantang Mundur) itulah moto yang diusung pada Games of The New Emerging Forces (GANEFO).

Karena sebagai penggagas dan bermodalkan komplek olahraga Istora Senayan, Indonesia pun menjadi tuan rumah GANEFO pertama. Ajang yang berlangsung pada 10-22 November 1963 itu, resmi dibuka oleh Soekarno.

Tidak tanggung-tanggung, GANEFO pertama sukses menjaring 46 negara, yang mengirimkan 2.700 atlet. Selain itu juga ada 7 negara yang mengirim staf dan ofisial pertandingan.

Negara peserta tersebut adalah Afghanistan, Albania, Aljazair, Arab Saudi, Republik Arab Bersatu (sekarang Mesir dan Suriah), Argentina, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Bulgaria, Cekoslovakia, Chilie, China, Republik Dominika, Filipina, Finlandia, Guinea, Hungaria, termasuk tuan rumah Indonesia.

Lalu juga ada Irak, Italia, Jepang, Jerman Timur, Kamboja, Korea Utara, Kuba, Laos, Lebanon, Mali, Maroko, Meksiko, Mongolia, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Palestina, Polandia, Prancis, Rumania, Senegal, Somalia, Sri Lanka, Thailand, Tunisia, Uni Soviet, Uruguay, Vietnam Utara, Yugoslavia, dan lain-lain termasuk Palestina.

Berikut perolehan medali GANEFO pertama:


3. GANEFO Kedua dan Bubar

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno adalah penggagas terbentuknya GANEFO.

Sukses dengan pergelaran GANEFO pertama, tiga tahun berselang GANEFO kedua kembali digelar. Kali ini GANEFO digelar di Phnom Penh, Kamboja.

Meski peserta tidak sebanyak seperti pada GANEFO pertama, masyarakat Kamboja tetap menyambut gembira ajang multi-event tersebut. Terlebih upacara pembukaan turut dibuka Perdana Menteri Kamboja saat itu, Pangeran Sihanouk.

GANEFO kedua diikuti sekitar 2.000 atlet dari 17 negara, yakni China, Indonesia, Irak, Jepang, Kamboja, Korea Utara, Laos, Lebanon, Mongolia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Sri Lanka, Suriah, Vietnam Utara, dan Yaman.

Berikut perolehan medali GANEFO kedua:

Sayang, lengsernya Soekarno dari kursi Presiden Republik Indonesia pada 1967, dan digantikan oleh Soeharto, membuat Indonesia kembali bergabung dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Kepemimpinan Soeharto di Indonesia jelas mengubah peta politik luar negeri. Merah Putih pun kembali mewarnai ajang Olimpiade, tepatnya pada 1968 di Mexico City, Meksiko.

Alhasil, GANEFO yang rencananya akan digelar di Beijing, China, pada 1967 pun batal setelah pemerintah Negeri Bambu enggan menjadi tuan rumah, dan diberikan kepada Pyongyang, Korea Utara. Namun GANEFO ketiga tak pernah digelar dan hilang ditelan bumi.

OlimpiadeHari Olahraga NasionalSoekarnoSukarnoGames of The New Emerging Forces (GANEFO)

Berita Terkini