x

Adu Jotos dan Sederet Masalah yang Mencoreng PON Jabar 2016

Senin, 26 September 2016 15:17 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Joko Sedayu

Mulai 17 September hingga 29 September, Indonesia tengah mengadakan ajang Pekan Olahraga Nasional XIX. Provinsi Jawa Barat sendiri mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah event olahraga empat tahunan tersebut.

Dalam ajang PON ini sendiri, setiap provinsi di Indonesia akan mengirimkan para atlet terbaiknya untuk berkompetisi di sejumlah cabang olahraga seperti sepakbola, bulutangkis, renang, dan masih banyak lainnya.

Menurut sejarahnya, event PON ini pertama kali digelar pada September 1948 silam di Kota Solo, Jawa Tengah. Saat itu, PON digagas sebagai bentuk kekecewaan Indonesia yang tidak mengikuti Olimpiade 1948 di London, Inggris, karena PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) masih belum menjadi anggota IOC (Internasional Olympic Comittee).

Sejak saat itu, PON pun menjadi salah satu agenda olahraga rutin yang dilakukan setiap empat tahun sekali. Tercatat sudah sembilan provinsi terpilih menjadi tuan rumah PON, dan DKI Jakarta tercatat menjadi yang paling sering menjadi tuan rumah (sembilan kali).

Kini, setelah terakhir kali pada 1961 silam, Jawa Barat kembali mendapat kesempatan menjadi ajang multi-event terbesar di Indonesia tersebut. Berbagai perubahan dan peningkatan pun coba dihadirkan pada ajang PON ke-19 ini.

Diantaranya seperti meluncurkan teknologi aplikasi Live Streaming untuk perangkah telepon pintar. Dengan aplikasi ini, para pengguna akan disajikan sejumlah informasi mengenai jalannya PON 2016 serta beberapa siaran langsung pertandingan.

Sayangnya, dalam beberapa hari sejak resmi dibuka, PON Jabar 2016 ini sudah mengalami banyak permasalahan dan insiden yang cukup memalukan. Insiden-insiden itu tidak hanya melibatkan para atlet yang berlaga, namun juga semua unsur-unsur lain seperti panitia penyelenggara, pihak keamanan, bahkan sampai pihak media yang meliput pertandingan.

Berikut INDOSPORT pun coba hadirkan sejumlah insiden dan permasalahan yang terjadi di PON Jabar 2016:


1. (VIDEO) Perkelahian Antar Atlet Hingga Penonton Pertandingan

Pada pertandingan polo air di PON 2016, sempat terjadi perkelahian antara kontingen DKI dengan oknum aparat.

Dalam sebuah pertandingan, setiap atlet yang berlaga tentunya diminta untuk menjunjung sportivitas. Hal itu pun berlaku bagi para pendukung mereka.

Namun, hal tersebut jauh dari kenyataan saat laga antara tim sepakbola DKI Jakarta menghadapi tuan rumah, Jawa Barat. Saat itu, di babak pertama tim DKI sudah tertinggal dua gol dari Jabar.

Frustasi karena timnya tertinggal, suporter DKI Jakarta pun mulai berbuat kerusuhan dengan melempar kayu dan petasan ke arah suporter Jabar. Baku hantam kedua suporter pun tidak bisa terhindarkan.

Beruntung pihak keamanan dari satuan Brigadir Mobil (Brimob) Purwakarta mampu melerai kedua suporter.

Kejadian serupa pun kembali terjadi di arena pertandingan polo air antara Jabar melawan Sumatera Selatan. Pada pertandingan tersebut, pemain kedua tim sendiri sempat terlibat perkelahian di arena kolam renang.

Parahnya, hal tersebut pun merambah hingga ke penonton. Uniknya, dalam insiden perkelahian antara penonton tersebut, atlet polo air DKI Jakarta yang datang hanya untuk menonton, tiba-tiba diserang oleh sejumlah oknum aparat.

Kenyataan itu pun mendapat tanggapan dan kritik pedas dari para netizen di sosial media. Dalam setiap kicauannya, mereka bahkan menyertakan hashtag #PONJabarKacau.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, pun meminta pihak KONI Pusat untuk menyelesaikan masalah pemukulan tersebut.


2. Ancaman Terhadap Wartawan

Salah satu wartawan sempat mendapa ancaman terkait pemberitaannya mengenai PON Jabar 2016.

Permasalahan PON Jabar 2016 ternyata tidak hanya menimpa sejumlah kontingen provinsi, namun juga awak wartawan yang membuat berita seputar event empat tahunan tersebut.

Salah satunya dirasakan oleh Zezen Zaenal Muttaqin, seorang wartawan harian Tribun Jabar. Dalam beberapa hari terakhir, sejak berlangsungnya pergelaran PON, ia dan keluarganya mendapat teror dari beberapa pihak yang mengaku LSM dan Ormas tertentu.

Teror yang diterima Zezen tersebut ia dapat setelah salah satu tulisan yang dibuatnya tayang pada Sabtu (17/09/16) lalu. Dalam tulisan berjudul "Menpora Ingatkan PB PON. Hati-hati Penggunaan Dana. Jangan Sampai Kasus PON Riau Terulang", Zezen memberitakan soal transparansi penggunaan dana PON Jabar 2016.

Sejak saat itu, Zezen pun sering mendapat SMS berbau ancaman dari oknum tidak dikenal yang meminta dirinya untuk tidak lagi memberitakan hal sensitif tentang PON, termasuk penggunaan dana.

Puncak dari ancaman yang diterima Zezen adalah ketika istri dan anaknya didatangi oleh dua orang preman di rumahnya, ketika ia sedang bertugas. Atas kejadian itu, Zezen pun langsung membuat laporan ke pihak kepolisian.


3. Minimnya Fasilitas Untuk Atlet

Kondisi wisma tempat atlet gantole PON Jabar 2016 yang airnya keruh.

Sebagai tuan rumah sebuah event olahraga terbesar di Indonesia, Provinsi Jawa Barat jelas dituntut untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana yang baik untuk para atlet setiap daerah yang berlaga.

Akan tetapi di PON Jabar 2016 ini, fasilitas yang disediakan untuk para atlet cukup miris. Salah satunya dirasakan oleh para atlet cabor gantole yang tinggal di Wisma Haji Sumedang selama perhelatan PON berlangsung.

Di sana, para atlet gantole harus tinggal dalam keadaan air keruh berwarna kecokelatan yang keluar dari keran. Kondisi itu sendiri pertama kali diketahui lewat posting-an salah satu kontingen DKI Jakarta, Fauzi Lukandi.

"Luar biasa fasilitas yg diberikan oleh tuan rumahnya PON Jabar terhadap Atlet cabor gantole... Air mandinya mirip air Kencing!!!! (Wisma Haji Sumedang) terima kasih bapak2 petinggi Jabar.... Penyakit kulitnya sudah saya terima," tulis Fauzi Lukandi dalam akun Facebook-nya.

Kasus lainya pun terjadi dan menimpa kontingen cabor pencak silat yang tinggal di sebuah hotel di kawasan Taman Sari Kota Bandung. Tercatat 11 atlet pencak silat harus mendapat penanganan medis setelah mendapat serangan serangga tomcat saat berada di hotel tersebut.


4. Ketidakjelasan Status Maria Selena, Duta atau Jubir PON?

Maria Selena disebut sebagai duta PON Jabar 2016, namun sebelumnya ia diumumkan sebagai juru bicara.

Dalam perhelatan PON Jabar 2016 ini, nama Maria Selena sempat menjadi bahan pembicaraan yang cukup ramai. Pasalnya, mantan Puteri Indonesia 2011 tersebut dikabarkan dipecat dari tugasnya sebagai juru bicara PON Jabar 2016 dan digantikan oleh Perry Soeparman.

Hanya saja, isu tersebut justru dibantah oleh Ketua Bidang Penyiaran dan Pelayanan Media (PPM) PB PON Jabar 2016, Dadang Suharto.

Dalam keterangannya, Maria tidak dipecat dari tugasnya sebagai juru bicara, karena pada dasarnya, wanita yang juga mantan pebasket tersebut ditugaskan bukan sebagai jubir, melainkan duta PON Jabar 2016.

"Sedari awal, Maria lebih kami tempatkan sebagai duta PON Jabar 2016. Fungsinya lebih sebagai brand ambassador, bukan sebagai spoke person. Jadi berita tersebut tidak benar," ungkap Dadang dikutip dari laman resmi PON Jabar 2016.

Hal ini pun menjadi sedikit rancu karena sebelumnya, media Instagram PON Jabar 2016 jelas-jelas menyebut bahwa Maria ditunjuk sebagai jubir PON Jabar 2016.


5. Ketidaksiapan Panitia

PON Jabar 2016

Sebagai upaya untuk memeriahkan PON Jabar 2016, panitia menggelar sebuah pameran yang diisi oleh peserta yang berasal dari sejumlah Kementerian, BUMN, UKM, dan lain-lain.

Sayangnya, rangkaian tersebut justru menuai banyak kritik dari para peserta yang merasa ditipu dengan proposal penawaran yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Dalam proposal yang mereka terima, PON Expo 2016 dijanjikan akan dikemas dengan desain menarik dan juga akan ramai didatangi pengunjung.

Namun, hal tersebut ternyata jauh dari kenyataan. PON Expo 2016 ditempatkan di lapangan TVRI Cibaduyut yang jarang dikunjungi orang. Selain itu, akses jalan menuju lokasi pun cukup sulit dan sempit, sehingga membuat jarang ada pengunjung yang datang.

Hal itu pun diperparah dengan keadaan lokasi yang ditempatkan di atas lapangan berumput dan sangat becek ketika hujan turun.

PON Jabar 2016Jawa BaratDKI JakartaSumatera SelatanMaria SelenaPolo AirIn Depth SportsGantole

Berita Terkini