x

King Kibo, dari Penggila Game Bola Jadi Profesi di E-Sports

Sabtu, 5 November 2016 05:48 WIB
Penulis: Devi Novitasari | Editor: Gerry Anugrah Putra
Adi Tyan Prasetyo atau dikenal sebagai King Kibo (KQB), pemenang 2nd Runner Up FIFA Online 3 SEA Open Championship 2016.

Melalui kecintaannya sebagai seorang gamer, Adi Tyan Prasetyo berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dan kini aktif membangun kompetisi-kompetisi e-Sports di Indonesia bersama World of Gaming Grand Finale yang diselenggarakan oleh Kairos Event Management.

Adi Tyan Prasetyo berhasil mengharumkan nama Indonesia pada turnamen internasional FIFA Online 3 SEA Open Championship di Vietnam 17-18 September 2016 dengan menjadi 2nd Runner Up di ajang bergengsi e-Sports itu. 

Meski e-Sports masih belum terlalu akrab dikalangan pecinta olahraga Indonesia, di Indonesia sendiri e-Sports telah diakui dan berada di bawah naungan Indonesia e-Sports Association (IeSPA) yang termasuk dalam bagian dari Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI).

Keberhasilannya dikala itu adalah bukti dari perjuangannya untuk membuktikan bahwa e-Sports telah menjadi sebuah industri yang menghasilkan.

Saat ditemui tim INDOSPORT di kawasan Pluit Village di acara World of Gaming yang berlangsung pada 4-6 November 2016 dan  diadakan oleh Kairos Event Management yang memperebutkan hadiah total Rp 100 juta ++, Pemilik nama Adi Tyan Prasetyo ini berbagi kisahnya memperjuangkan hobinya hingga berhasil seperti saat ini.

Game kini bisa dijadikan profesi.

"Awalnya, saya telah bermain game bola seperti ini sejak kecil. Jadi dulu ada FIFA dan Winning Eleven (PES saat ini). Karena dulu Winning Eleven lebih tenar daripada FIFA, saya terus menerus memainkannya hingga akhirnya berubah nama menjadi PES, dan akhirnya saya mulai merasa bosan. Lalu karena di PS (Play Station) juga ada game FIFA, saya mulai bermain keduanya secara bergantian. Sekarang saya lebih bermain ke game FIFA," jelas gamer yang dikenal dengan nama panggung King Kibo ini kepada INDOSPORT.

Dengan dua game bola yang terkenal, yaitu FIFA dan PES, pria yang baru saja meraih gelar 2nd Runner Up di turnamen FIFA Online 3 SEA Open Championship itu mengaku lebih menyukai game FIFA karena permainannya yang dirasa lebih mendekati kenyataan.

"Karena di FIFA itu game play itu lebih real. Gerakan bolanya itu lebih ke bola-bola nyata, jadi saya lebih senang ke game FIFA ini," jelas pria yang mengidolakan klub Barcelona ini.

Perjuangan ini tidak didapat dengan mudah, latihan dan strategi yang baik tentu menjadi kuncinya. Bahkan Kibo mengaku pernah harus bertengkar dengan orang tuanya demi memperjuangkan kecintaannya kepada game bola ini.

"Saya sempat bertengkar dengan orang tua. Mereka dulu beranggapan bermain game tidak ada hasilnya. Akhirnya saya bisa membuktikan, tidak hanya kepada orang tua, bahkan ke seluruh Indonesia bahwa dengan bermain game ini saya bisa mencari uang sendiri, mendapatkan sponsor dan  bisa memiliki peralatan game gratis bahkan saya bisa jalan-jalan ke luar negeri dari game. Jadi setidaknya dengan game, kita bukan hanya bermain, tetapi kita bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran bagus dan berkompetisi dengan orang luar," paparnya.

Dengan semakin banyaknya kompetisi e-sports seperti World of Gaming Grand Finale ini, Kibo berharap industri e-sports di Indonesia semakin berkembang dan melahirkan para atlet e-sports yang bisa berkarya di kancah internasional. 

Pesannya kepada para pemula atau yang ingin mendalami dunia e-sports ini adalah untuk selalu bertanya dan jangan takut melihat lawan yang memiliki nama besar dan smart player daripada hard player.  

"Saya setuju game ini sudah masuk e-Sports karena industri game ini sendiri di luar negeri sudah mendapatkan gaji yang cukup diatas rata-rata. Selain itu klub-klub bola luar negeri seperti PSG, AS Monaco, Man City, Ajax Amsterdam, dan Valencia, itu sudah mempunyai tim FIFA sendiri. Sayangnya pemerintah  di Indonesia masih terkesan setengah-setengah untuk memajukan industri e-Sports ini,” tegas Kibo.

“Padahal di luar negeri itu sudah sangat di dukung segi fasilitasnya,bahkan tempat bertandingpun bukan tempat-tempat kecil, luasnya bisa menyerupai  stadion sepakbola atau stadion basket. Dukungan dari orang tua juga terkadang masih menjadi kendala karena pengetahuan mereka mengenai game ini hanyalah sekadar permainanan di  di depan komputer. Padahal ini juga termasuk dalam kategori olahraga dan juga bagus untuk mengasah kemampuan berfikir dan meracik strategi," tandasnya.

World of Gaming

Berita Terkini